Thursday, December 27, 2007

The coffe bean and the tea leaf

Setelah terjadi diskusi yang cukup memakan otak antara saya dan santo (teman seperjuangan di yayasan) dengan hidangan sebuah es fanta yang dibeli di mc donall's pasaraya manggarai dari jam 3.30 sore sampai jam 5.30. Saya ke yayasan untuk membahas soal yang sama ditambah beberapa tokoh agar menghasilkan keputusan yang terbaik sampai magrib tiba, dan menhasilkan keputusan yang cukup berisiko.

Jam 8 malam saya dan santo pergi ke kawasan restoran di pancoran jalan gatot subroto (dari saharjo menuju pasar minggu, di pancoran belok kiri) untuk membahas lebih lanjut tentang proyek yang sudah kami bahas sore tadi.

Restoran The coffe bean and the tea leaf, tepat didepan jalan raya di kawasan TIS Sqaere saya, santo dan beserta para anggota yang terlibat dalam proyek tersebut, kami membahas dengan sangat hati-hati dan saling menghormati, juga saling bersahabat. Kami memilih tempat duduk di lantai dua dengan dua meja yang bulat dan lima kursi saling berhadapan, dua kursi bulat tanpa sandaran untuk satu orang setiap kursinya, dua kursi sandaran untuk satu orang setiap kursi dan satu kursi sandaran untuk dua orang. Saya duduk di kursi tanpa sandaran menhadap satu kursi sandaran (untuk dua orang), santo di sebelah kanan saya menghadap kursi dengan sandar, sedangkan saya membelakangi jalan besar. Semua bangku di sini empuk dan mewah, suasananya pun sangat berkelas. Suasana hati saya sangat heran dan takjub dengan kebesaran restoran ini.

Di depan saya ada mba oya yang merupakan seorang senior bisnis manajer, sebelah kiri mba oya ada loli (seorang wanita cantik berambut bule panjang dan bergelombang dengan kulit yang putih), loli ini orang perancis, saat pertama saya duduk, mba loli sedang asyik ngobrol dengan HP-nya dengan bahasa perancis. Dan di kiri saya ada yuni (seorang bisnis manajer baru berkacamata). Sebelum bercakap-cakap saya ditawari oleh mba oya sebuah cokelat, karena santo mengambil cokelat itu maka tanpa kalah saya ikut ngambil agar tidak penasaran dengan rasanya, rasanya cokelat itu agak sedikit aneh, lalu mba oya menjelaskan bahwa cokelat itu asli dan mengandung brandy. Sial…. Ternyata pas saya liat bungkusnya, tergambar bir brandy, ya sudahlah, sudah terlanjur, tapi rasanya benar-benar terasa di lidah, tenggorokan dan juga sedikit di otak. Lalu saya disediakan coffe dengan ukuran gelas besar dengan gula terpisah dalam bungkus, ada gula yang tidak mengandung kolesterol dan gula biasa, tinggal pilih. Mba oya juga menaruh buku the secret dan tentang soeharto di atas meja sebelum akhirnya memindahkan di bangku yang baru saja diambil olehnya agar meja di depan kami tidak sempit.

Tak lama kemudian muncul seorang bapak-bapak, lalu semua bersalaman. Mba oya, loli dan yuni langsung menyambut dengan tangan dan kedua pipi mereka masing-masing ke pipi sang bapak tersebut. Loli dan yuni umurnya mungkin sekitar 25 sampai 28 tahun, sedangkan mba oya sekitar 35 tahun. Bapak itu bernama akhwan, setelah pak akhwan datang, kami langsung membahas masalah tersebut yang dijelaskan oleh santo (karena santo lebih paham dari saya), ternyata masalah tersebut disambut baik oleh mereka semua. Dan kami pun mendapat benang merah dari pembahasan tersebut. Sekitar setengah jam berlangsung, pak akhwan harus meninggalkan kami karena ada urusan beliau, kami langsung pamitan, kini tangan pak akhwan yang berusia sekitar 40 di taruh di kening oya, loli dan yuni, saya dan santo ikut-ikutan.

Setengah jam setelah pak akhwan pergi, muncul seorang laki-laki dan perempuan, kami pun bersalaman, loli dan yuni menyambut kedua orang tersebut dengan tangan dan ciuman di kedua pipinya termasuk kepada laki-laki tersebut, laki-laki itu berkulit putih, kurus, botak sedikit rambut, jenggotan dan sipit berkacamata yang sedang asyik merokok (loli juga merokok pas alan datang), persis orang jepang, umur sekitar 28 sampai 30 tahun atau lebih (saya tak bisa prediksi). Setelah banyak bercerita ternyata nama lelaki tersebut ialah alan yang kuliah di university of oragen di USA, dia sedang ada proyek membangun rumah di Sudan, Afrika.

Mereka semua adalah tim suatu organisasi (saya tak bisa menjelaskan namanya), yang sedang melakukan proyek kebaikan untuk yayasan Nurul Iman, saya dan santo adalah utusan Nurul Iman.

Selesai jam 11 malam, langsung bersalaman, lagi-lagi mereka selalu bercium pipi walau beda jenis kemaluannya. Saya dan santo hanya menyambut baik niatnya.

Yang jadi pertanyaan bagi saya!

mengapa akhir-akhir ini kehidupan saya begitu mewah dan eksklusif? Mulai dari undangan di wisma haji jalan jaksa, makan malam di jalan sabang, kini meeting di restoran elit. Semua hidangan makanan dan minumannya sangat mewah dan berkelas. Padahal kemiskinan ada di sekitar rumah saya, dan selalu mengajak saya untuk hidup sederhana.

Kedua, apakah ini jalan hidup saya? Sedangkan teman-teman kampus mungkin sedang mengejar dan mempersiapkan masa depannya secara baik-baik.

Ketiga, kenapa saya bisa sampai berhadapan dengan orang-orang yang berkelas? Seperti loli, seorang wanita cantik dari perancis, alan dari amrik, belum saat di wisma haji. Sedangkan di rumah selalu bertemu dengan orang-orang yang untuk makan saja susah setiap harinya.

Keempat, mereka itu berkelas atau memang gayanya seperti itu? Hidup mewah, cerdas, loli aja yang cantik merokok. Mba oya dengan cokelat brandy yang mahal (kali). Sedangkan di kampus banyak sekali teman-teman saya yang berjilbab, atau ikhwan dan akhwat yang baik-baik. Tidak bersalaman jika bukan mukhrim, apalagi cium pipi (hanya untuk suami atau isterinya saja lah).

Malam ini saya tidak bisa tidur, mungkin karena coffe itu padahal besok pagi ada janji di kampus. Ya sudah, untuk ini semua, saya pasrahkan pada Allah yang Maha Kuasa, karena saya memang sangat susah terlepas dari ini semua, pertemuan itu pun bukan kehendak saya, tapi saya senang melakukannya, kebetulan saya lagi libur kuliah. Besok ke restoran mana lagi ya?

Sunday, December 23, 2007

sabang

Jalan sabang, tengah malam minggu saya habiskan untuk sekedar melepas lelah, dengan mie ayam bakso dan jus jambu, terasa seperti eksekutif muda akhir-akhir ini, mulai dari jalan jaksa sampai jalan sabang (agus salim). Padahal belum lama saya telah membuat peta persebaran restoran di Jakarta Pusat, anggaplah ini adalah survey lapangan, sedangkan tugas ini sudah dikumpulin sekitar seminggu yang lalu. Dapat dilihat pada peta bagaimana tumbuh sebuah restoran, dari hasil analisa saya sebelum saya ke Jalan Jaksa.



BAB III

KESIMPULAN

Jakarta pusat merupakan wilayah dengan kredibilitas tinggi yang menjadi jantung Ibukota Negara mempunyai keunikan tersendiri bagi sebuah restoran disamping kawasan dengan pertumbuhan bisnis terbesar dan kawasan Pusat Pemerintahan, ternyata restoran yang ada melihatkan hubungan berbagai Variabel sehingga tumbuh sebuah restoran. Sehingga Suku Dinas Pariwisata memilih objek wisata makanan dari sebuah restoran dengan ciri khas sebuah masakan Negara yang berbeda-beda, objek inilah yang menjadi promosi, yang diharapkan menjadi kebanggaan bagi wilayah Jakarta Pusat.

Tumbuhnya suatu restoran yang berkelas dengan masakan dari berbagai Negara, dipengaruhi oleh beberapa faktor penting diantaranya sebuah kawasan Bisnis dan Jaringan Jalan Utama. Ini terbukti setelah dibuat persebaran restoran dengan menghubungkan sebuah penggunaan lahan yang terdiri dari beberapa jenis diantaranya kawasan bisnis, permukiman teratur dan lain-lain, dari Peta ini terlihat bahwa restoran dominan berada pada daerah kawasan bisnis dengan jumlah sekitar 86.36 % dan sisanya terbagi rata pada setiap jenis tanah yaitu 0.05 % untuk pemukiman teratur, kantor pemerintah dan lain-lain. Selain faktor penggunaan lahan, jaringan jalan terutama jalan utama juga mejadi faktor berdirinya restoran, karena letak restoran pada jarak 100 meter dari jalan utama terdapat 51 restoran atau sekitar 77.27 %, pada jarak 100-200 terdapat delapan restoran dan untuk yang lebih dari 200 meter hanya terdapat tujuh restoran. Sedangkan Kedutaan besar Negara belum dapat dijadikan faktor terbentuknya pola persebaran restoran di Jakarta Pusat.

potong kurban

Kamis kemarin saya menjadi panitia pemotongan hewan kurban di yayasan yatim piatu Nurul Iman Jakarta Pusat, dengan 7 sapi dan kurang lebih 12 kambing (saya lupa), namun saya tidak sempat memotong kambing dan sapi karena sibuk mengurus distribusi pembagian daging yang hampir mencapai seribu kupon. Saya hanya sempat memotong kambing di daerah saya saja tidak seperti tahun lalu, saya memotong sapi. Buat teman-teman yang takut memotong kambing dan sapi, saya harap jangan pernah takut walau masih muda karena nyatanya motong itu sangat mudah, hanya perlu keberanian, saya saja pertama kali motong sekitar berumur 18 tahun dan teman-teman saya ada yang lebih muda dari saya.

Okey….hanya perlu keberanian dalam memulai….

Jangan biarkan orang tua dan tukang potong terus yang memotong hewan kurban saat Idul Adha, kapan ada generasinya…

Jalan Jaksa, 17 dan 18 des

Seharusnya tugas yang dikerjakan selama 4 hari, namun karena saya mendapat undangan dari Depag dalam acara orientasi lembaga yatim piatu yang diadakan tanggal 17,18 dan 19 desember, memaksa saya bekerja lebih ekstra untuk mengerjakan tugas kuliah, dari empat hari menjadi dua hari dengan rela harus sedikit tidur sampai akhirnya pada tanggal 17, kepala saya seperti terdapat tali yang mengikat dan mata begitu berat untuk melihat.

Jam 8.30 hari senin tanggal 17 desember saya datang ke wisma haji di jalan jaksa Jakarta Pusat, namun ternyata acaranya mulai jam 16.30, saya terkejut. Tapi karena saya dikasi konci kamar, ya sudah saya masuk ke kamar dan mengistirahatkan tubuh yang semalam hanya tidur sekitar 2 jam. Kamar 315 lantai 3 dengan dua kasur dan satu ac membuat saya betah untuk tidur, namun karena tak ada orang, saya ingin rasanya waktu terasa cepat agar kembali ke rumah.

Chek-in jam 16.30 akhirnya saya mendapat teman satu kamar, seorang bapak2 yang sudah pergi haji dan beliau kerja sebagai guru agama di sebuah SMK. Ba’da magrhib langsung makan malam bersama, saya melirik-lirik agar tahu siapa saja peserta kali ini. Ba’da isa kembali berkumpul di ruang aula lantai 2 dengan meja menyerupai kotak dengan microfon setiap meja untuk memulai acara dan diteruskan dengan materi tentang kebijakan pemerintah dalam pembinaan ibadah sosial yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Nasrun Haroen, MA sebagai direktur pemberdayaan zakat Departemen agama. Saya terhenyut karena peserta rata-rata ialah bapak2 dan ibu2 yang lulusan S1 sampai S2, saya termasuk yang paling muda dalam peserta kali ini namun ada juga yang lebih muda dari saya sekitar beberapa bulan lebih muda dari saya. Setelah dua orang yang muda ini, semua adalah orang yang sudah tua.

selesai jam 9.30 malam saya kembali ke kamar lalu tidur. Subuh saya bangun langsung sholat berjamaah dengan Pak guru yang tidur sekamar, pak guru ini mengingatkan saya pada semua guru agama yang pernah mengajarkan saya saat di sekolah. Tapi sayang pak guru ini pergi ke rumah karena banyak kerjaan sehingga saya kembali sendiri dalam kamar.

Setelah materi berjudul Pendekatan Pemberdayaan Pengelola Lembaga yatim Piatu oleh Drs. H. M. Hasan, M. Pd. I pada jam 8 pagi, dilanjutkan materi implementasi lembaga yatim piatu oleh ketua panti asuhan Da’arul Aitam yaitu Ir. Ali Abubakar Shahab sampai jam 11.30 lalu Ishoma sampai jam 13.00 terdapat materi lagi dengan judul Sistem pembinaan lembaga yatim piatu, yang disampaikan oleh Ahmad Buwaethy sebgai ketua acara.

Namun karena materi ketiga hari kedua yang berjudul manajemen lembaga yatim piatu oleh departemen sosial tidak datang akibat harus mengantar Pak Presiden ke Medan, maka acara dipercepat dan dipersempit agar dapat selesai pada hari kedua, sehingga pada malam jam 8.30 acara sudah ditutup oleh wakil direktur pemberdayaan zakat, karena ketuanya sedang ke daerah sumatera.

Malam dingin dengan angin dan panorama cahaya bangunan di Jakarta Pusat saat saya ada di pelataran paling atas gedung wisma haji di sebelah barat jalan jaksa membuat saya termenung dan memikirkan apa yang telah saya lalui beberapa hari ini, mungkinkah saya dapat menjalankan amanah ini sebagai pengurus yayasan yatim piatu nurul iman di menteng jaya Jakarta pusat? Bagaimana pertanggung jawaban saya kepada Allah Yang Merencanakan ini semua, juga kepada para donator yang menginginkan anak asuhannya menjadi manusia yang bermanfaat. Saya tidak terlalu berfikir kepada pendanaan, yang saya fikir bagaimana membuat anak asuh menjadi manusia yang kaya ilmu dan akhlak, tidak seperti saya.

Thursday, December 13, 2007

RASANYA AKU INGIN MATI

foto : kep. seribu, Des 2007

RASANYA AKU INGIN MATI

Satu jiwa telah hilang dalam tubuh ku
Biarkanlah aku rasakan ini dan biarkan aku melawan takdir ku
Aku tak percaya kata-kata indah dari mulut mu wahai manusia
Dan aku tak pernah tahu apa itu bahagia……………..

Yang ku tahu, air mata dan penderitaan ku selalu membuat ku tersenyum akhirnya, Yang ku rasa Kerinduanku dan kebencianku menjelma menjadi hawa yang dingin, Semua orang tahu seperti apa bentuk fisik ku dan kelakuan ku yang konyol, Tapi tak semua orang tahu siapa aku, dibalik pikiran dan mimpi ku

Aku tak bisa membayangkan surga di depan ku
dan aku tak mau jalani hidup ini karena takut akan neraka

karena itulah jalan ku selalu salah bagi beberapa orang yang hidup dengan prinsip yang kuat, tapi aku tetap yakin, hidup ku tak akan pernah sia-sia karena doa selalu bersama ku

Bintang… ajarkan aku mengelurakan cahaya dari jiwa ku
Awan… ajarkan aku melawan badai
Agar aku dapat menari…….
Menari di awan, menari di awan, menari di awan
Bersama kupu-kupu yang telanjang tanpa dosa

Di atas tujuh keajaiban


Aku tahu semua yang ada di alam ini adalah milik-Mu
Yang ada di dalam bumi dan langit yang jauh pun adalah milik-Mu
Dan Kau selalu tahu semua kejadian
Dan Kau sangat mudah dalam melakukan apapun

Kau tak pernah rugi jika aku tak menyembah-Mu
Dan Kau-pun tak pernah rugi jika aku ada di jalan yang salah
Karena itulah, Aku sangat malu jika hidup ini tak berarti apa-apa

Sedangkan mata ku masih dapat melihat
Atau telinga ku masih dapat mendengar
Aku salah, Kau tetap memberi ku nikmat
Aku licik, Kau tetap memberi ku bahagia

Aku malu, maafkan aku wahai Zat yang menciptakan gunung sebagai pasak bumi
Aku malu, maafkan aku wahai Zat yang membuat bahtera berlayar di lautan

Ajarilah aku mencintai anak-anak yatim dan mencintai orang miskin
Dan bawalah aku ke tempat yang jauh untuk menggali ilmu-Mu
Dan agar lebih merasakan keagungan-Mu

Sedangkan tentang wanita, aku serahkan kepada-Mu
Karena ku yakin, Kau lebih tahu apa yang ku inginkan

Wednesday, December 12, 2007

Sahabat

foto saat sma, di scan, saya lagi kurus.
Hari ini tepat tengah malam, adalah suatu anugrah yang besar bagi hidup saya, ini adalah pelajaran yang terbesar dimana proses kehidupan sejak lahir sampai saat ini yang lagi-lagi masih diberi kesempatan untuk bergerak dan melangkah.

Melihat ke depan atau menatap masa depan adalah sebuah energi besar yang tak dapat dihalangi, namun kali ini adalah suatu hal yang terlihat berubah semenjak saya lahir sampai sebesar ini. Sekitar beberapa hari yang lalu saya berkumpul dengan teman-teman lama dari SMA yang dimulai dari perkenalan sesama murid di kelas, yang sering nge-bokil bareng dan berbuat sesuka hati. Begitulah masa-masa lalu yang menjadi kenangan, “kenangan” ada beberapa orang yang memang tidak suka dengan kata ini, karena kenangan tak dapat membawa kesuksesan di masa depan nanti, namun bagi saya justru kenanganlah yang membawa semangat terbesar dalam hidup apalagi jika ada teman nge-bokil bareng saat SMA yang menyemangati hidup, atau ketika saya dengar suaranya saja, entah kenapa seperti ada darah baru yang mengalir di tubuh.

Saat saya tidak bisa mengejar cita-cita atau ketika saya tidak mendapatkan sesuatu keinginan dan mimpi yang besar, jiwa ini seperti anjing yang telanjang sedang kelaparan, pada saat itulah hati dan pikiran saya mencapai puncak kejenuhan, apalagi ditambah melihat orang-orang yang memamerkan kesuksesannya. Huh… memang tak ada habisnya. Namun sekali lagi pada saat itu selain Yang Maha Kuasa yang memberikan ketenangan, teman-teman saya pun tanpa mereka sadari telah membuat saya tersadar bahwa hidup tidak harus mendapatkan apa yang saya inginkan.

Ini telah terbukti pada saat saya bertemu dengan beberapa teman lama saya di salah satu rumah teman saya tersebut. Mungkin, tidak semua orang bisa merasakannya seperti yang saya rasakan tapi ini adalah suatu syukur yang sangat besar saya terhadap Allah bahwa masih ada orang-orang yang bersahabat tanpa berfikir “apa untung saya bermain dengan orang itu!

foto di tempat duduk saya saat kelas 3 sma

daydeh masih ingat gak dulu elu duduk di pojok deket jendela, jadi pas kita lagi main kartu elu yang ngasi tau klo ada guru, biasanya elu bilang terus aja main, gurunya belum naik” kata Enno. Trus si Wetty bilang dan cerita saat kami duduk di kelas 3 SMA “iya..eh inget gak, pas kita2 yg cewek lagi main kartu, trus si sarli dateng nyamperin kita & dia bilang “ente-ente tuh gangguin orang yg lg belajar aja, kasian tuh yg lagi belajar” eh.. si husma bilang dengan gaya betawi “yeh…terserah gw, lo belajar2 aja” lucu ya” terus saya dan teman-teman lain tertawa geli, sekali lagi si Enno bilang lucu ya saat SMA, di tambah pas lagi contek-contekan.

Betapa berharganya saya bagi teman-teman saya saat SMA, si Arga salah satu teman dekat saya sering bilang saat saya lagi tidak semangat “day…klo orang sudah tau siapa sebenernya elu, orang itu susah lepas sama elu”….”elu tuh dulu hebat, gak kaya sekarang yg sering ngebandingin diri lo dengan orang lain”. Tapi memang terkadang saya merasa apa yang saya lakukan selama saya sekolah adalah suatu kesalahan besar dimana saya sangat jarang sekali belajar, sampai kemarin si Enno yang saat kelas 3 SMA duduk di depan saya, bilang “dulu lu day, di Tanya ma wali kelas saat disuruh cukur rambut tp belum dicukur jg, emang kamu ngapain aja kok belum dipotong rambutnya, elu bilang main bola dan tidur”. Trus saya diingatin lagi sama wetty saat saya hampir digampar oleh guru saat baru masuk kelas 3, dan diusir gak boleh ikut pelajaran biologi saat kelas 2. Bagus gak ada yang tau saat saya SMP, kalau tahu, bisa gawat dah.

Sudah lah…

Tapi persahabatan itu yang akhirnya memutuskan kami pergi ke Jogja ber-enam setelah lulus SMA, dan sampai saat ini sering teringat, bukan karena Jogjanya, tapi…saya juga tak tahu kenapa sering ingat teman-teman saya tersebut, ketika saya Tanya mereka, mereka juga bilang begitu. Ayoe bangkit….. semangat….

foto saat kemarin bertemu
(maaf sedikit kontraversial)


Sahabat ku… saat tempat ku berpijak tak lagi bersahabat, aku butuh suara mu… terserah suara apa yang kau keluarkan, walau suara itu ditemani air mata…

Sahabat ku… ketahuilah, jika kau merasa keberadaan ku dapat membersihkan luka mu, panggilah aku… karena keberadaan mu lebih membuatku senang dibanding keberadaan ku dengan orang-orang yang pandai bicara menyenangkan ku…
Ketahuilah bahwa kebodohan yang kita lakukan lebih berharga dari sekedar gelar sarjana yang belum tentu dapat membawa perubahan bagi orang lain…

Ketahuilah bahwa suara tangis kita lebih indah dari tawanya orang-orang yang sukses di dunia ini….


Rata tengah

Karena cinta, harta dan tahta tak ada yang abadi………

Monday, December 3, 2007

langkah


Kemana langkahku?

Kemana tujuanku?

Sepertinya singa ingin bersuara

Sepertinya elang siap menerka mangsa

Hari-hari berlalu selama seminggu ini penuh dengan kesian-siaan, setiap aku berbelok ke kanan tiba-tiba angin meniupku terbang ke kiri, dan jika aku maju melangkah, ombak siap menghajar. Aku ke bawah, dihentak bumi ke luar, aku terbang melayang dan petir menghadang.

Bersyukurlah sahabat, karena dunia menyertai mu…

Alunan-alunan daun menuntun langkah mu…

Membuat aku iri akan cinta-Nya

Masa-masa awal kuliah saya memang diwarnai dengan coretan-coretan yang semestinya tak ada, semestinya itu bukan jalannya. Saat itu saya bangga dengan canda dan tawa, sampai-sampai kuliah banyak yang ketinggalan, ditambah dengan sesuatu yang memalukan sampai saya merasa bahwa nyontek itu hal yang biasa, namun kebiasaan itulah yang akhirnya membuat saya tak biasa bertarung dalam bidang ilmu kuliah yang saya gelimuti.

Di separuh jalan kampus ini saya menyadari akan ketinggalan pengetahuan kuliah dengan mahasiswa yang lain di angkatan saya, sampai-sampai motivasi saya akan ilmu geografi hampir hilang. Saya mencari-cari cara bagaimana saya bisa mengejar semua ketinggalan ini di luar dari bidang saya, walau akhirnya saya kembali ke bidang yang saya gelimuti ini.

Mungkin saya bahagia ketika saya membuka lembar catatan harian saya selama setahun terakhir ini, dalam catatan itu terlihat perjalanan-perjalan yang saya lakukan di luar jakarta-depok, yang saya jalani minimal sekali perjalanan dalam sebulan, ini adalah rekor hidup saya yang pertama dimana saya melakukan perjalan minimal sekali di luar Jakarta-depok dalam sebulan selsma setahun penuh. Mulai dari perjalanan survey PSEG ke batulayang, situ gunung dan parakan salak, perjalanan dengan mapala UI ke gunung gede, joglo, arung jeram dan baksos di ponorogo madiun, bersama GMC ke gunung gede, ciburial dan gunung salak 2, bersama dosen ke pulau rambut, pulau untung jawa dan pangalengan bandung, bersama organisasi2 lain ke dago atas bandung, ancol, dhufan dan villa-villa di puncak.

Apa saya menyesali hal ini? Tentu tidak, namun disisi lain jiwa ini sperti ingin menyerang ilmu yang ketinggalan ini atas dasar menebus dosa-dosa. Yup.. sudahlah jangan terlalu dipikirkan, yang terpenting saya harus siap menghadapi tantangan yang ada dan mengembalikan jalan ini di haluan yang semestinya, bukan begitu?

Ya Rabb, dari Mu segala kekuatan yang ada di bumi ini, dari Mu segala Ilmu, dengan segala kebodohan dan dosa aku menghadap-MU untuk berharap bahwa aku memerlukan bimbingan-MU walau rasanya seorang berdosa ini tak pantas memohon doa selain memohon ampunan dari-MU.

Saturday, December 1, 2007

aku dan penderitaan kecil ku



Awal kuliah semester ini adalah hari-hari yang mencekam buat saya, saat itu setiap benda yang saya pinjam dan benda yang saya punya, banyak sekali yang hilang diantaranya :

  • HP ketinggalan di angkot, karena jatuh tertidur.
  • Kalkulator, gak tahu kemana. (akhirnya ketemu setelah hilang selama lebih dari 3 bulan)
  • Sleeping bag, hilang di kostan gak tahu kemana.
  • Matras, punya teman. (akhirnya ketemu setelah sebulan mencari)
  • Flashdisk, gak tahu kemana.
  • Sarung tangan teman, saya yang makai tapi gak tahu kemana.
  • Kompas, rusak sama saya.
  • Jaket Kuning UI, gak tahu kemana.
  • Sandal Gunung, diambil orang malam-malam.

Itu semua adalah alat yang sering saya pakai, cukup menderita bagi orang seperti saya.

Namun sekitar sebulan yang lalu sampai sekarang, penderitaan semakin terasa, diawali dari rusaknya cpu yang baru saya beli, saat cpu ini rusak terpaksa saya mengalami beban mental dengan tugas-tugas kelompok terutama tugas Kuliah lapang, GRI dan SIG yang harus menggunakan komputer, saya benar-benar tidak enak jika saya tidak mengerjakan tugas tersebut terutama dengan teman-teman.

Setelah komputer itu baik dengan garansi, tak lama kemudian saya pergi ke Pangalengan untuk kuliah lapang, namun kini semua berbalik, ketika urusan saya dengan barang-barang yang hilang sudah terbayar, kini teman-teman dan orang yang dekat dengan saya yang menderita. Dari penderitaan itu pun, saya jadi ikut menderita, berikut penderitaan yang dialami orang-orang dekat saya :

  • Sukma, teman satu kosan yang sudah lebih dari 3 bulan harus menggantikan GPS yang rusak tak sengaja olehnya saat kuliah lapang di pangalengan.
  • Wetty, teman SMA yang sering menyemangati saya sampai sekarang, dia harus dirawat di rumah sakit selama satu minggu dan harus rawat jalan selama 6 bulan karena sakit paru-paru dan maag.
  • Ibu saya, harus dirawat seminggu untuk dioperasi karena ada tumor di gusinya, sehingga seminggu terakhir saya ini lebih sering di rumah sakit menemaninya.
  • Kabel, teman yang sudah saya anggap sebagai saudara ini harus masuk tahanan selama 3 hari karena tuduhan telah menganiaya seorang nenek, kasus ini tidak penting, kabel juga tak sengaja saat tangannya mengenai wajah si Nenek yang memang terkenal galak terhadap anak-anak kecil yang sedang main di jalanan dekat rumahnya. Tapi memang ini menjadi santapan polisi agar bisa mendapatkan uang padahal kasus ini sudah 3 bulan yang lalu.
  • Danu, teman kuliah yang sering balik bareng naik kereta, sepatu bagusnya, yang harganya di atas 400 ribu harus di relakannya karena hilang setelah sholat Jum’at di Mesjid UI.
  • Triyas, Adik saya yang terakhir sedang sakit gigi.

Halo-halo…. Ada apa dengan saya dan teman-teman saya?

Mungkinkah dosa ini terlalu banyak, Ya Allah…ampunilah

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...