Thursday, May 29, 2008

kenyataan...


Dalam setiap langkah selalu terusik
Begitu tajamnya lisan
Perebutan tahta dan harta tidak lagi bisa ditutupi di Negeri ini
Semua terlihat jelas...
Sosok ideal adalah panutan
Dan semua mengagungkan idolanya masing-masing
Dan aku semakin bingung tentang sosok idola

Semua berlomba membuat keindahan dan kebahagiaan
Selalu saja ada yang kalah dan tenggelam
Ada yang berpakaian sutera, katun dan kain karung
Tercenganglah aku melihatnya
Hirarki derajat keindahan semakin nyata

Namun, bagaimana dengan kebahagian?
Bisakah diraih, dikejar atau dilotre
Semakin seram saja keinginan itu

Saat ini aku bahagia...
Saat aku teriak mengeluarkan rasa greget
Saat aku melihat senyum sahabat-sahabat ku
Saat aku duduk di samping murid-murid ku yang lucu
Saat aku ditertawakan karena hayalan ku
Saat aku berzikir karena-Nya
Saat aku bersujud diantara kesibukan-kesibukan
Saat aku melihat detik-detik ku,
bahwa aku harus belajar pada kenyataan

Thursday, May 22, 2008

kesendirian ini... membuat ku berfikir tentang cinta

sering kali aku merasa sangat jenuh, bosan, dan kesepian. kostan ku yang tenang, kereta langganan, lagu-lagu penuh riang, kesibukan yang memukau, semakin membuat ku menjadi kesepian. karena itulah aku lebih senang dengan keadaan alam yang penuh dengan keaslian.


Namun cinta, mengapa tak memberi jawaban juga? kawan, sungguh aku tak mengerti apa itu cinta?

Di media, aku mengenal kata-kata itu yang diteruskan dengan nama Pacaran. lalu, apa cinta itu harus pacaran?
Di kampus, aku mengenal cinta yang di jelaskan oleh mereka, mereka orang yang kuat sekali imannya, katanya yang halal adalah cinta setelah nikah!

so... semakin hari semakin sepi...
semakin ingin meninggalkan belahan bumi ini...
aku terlalu bodoh... tak begitu mengerti tentang semua ini...
aku senang mempunyai murid yang lucu ini, Kesya dan Risha adalah murit private matematik ku, kedua perempuan bersaudara yang masih SMP ini sangat lucu, lugu dan senang rasanya bisa bertemu dengannya. kesya yang kiri dan Risha di kanan.
foto : dari friendster Risha (tanpa ijin)

Semangat!

foto : di Pacitan

Jangan, kau datang lagi...

Mata dan telingaku

tak mampu berjalan secara rasional di depan mu

Jangan Kau panggil aku lagi...

Dan jangan tatap aku lagi...

Pergilah...

Pergilah dan percayalah

Aku lebih merasa baik tanpa mu

Sekali lagi, aku mohon pada mu

dengan segala ucapan merendah aku katakan

“Pergilah...”

“dan jangan kembali lagi...”

Biarkan pagi dari jendela ini disapa angin dengan sederhana oleh langkah bocah yang canda di air jernih diiringi suara burung-burung, seperti lirik condet (Iwan Falls) “bila malam, tembang di purnama, yang memberi semangat hidup esok hari”, yang juga membuka semangat hati ini....

Tuesday, May 20, 2008

Begitu tinggi


Begitu tinggi, rasa ini melambung di antara kapas-kapas rayu yang mengisap sel-sel hampa, seperti apa kata sore yang semakin menguning semakin meninggalkan jejak gelap. Adakah nanti berubah?

Dia di sana pernah menatap aku, menatap dengan segumpal kata yang terpendam dalam langkah dan gerakan kecilnya. Tidak hanya itu, tawaran likuk ayu membuat aku berat menjauh, berat mengusir debu yang berwajah intah-intan bak merpati putih anggun nan beraroma katsuri.

Aku dan semangat-semangat kecil ku selalu memandang baik jika hujan turun di bumi ini, aku juga tak segan memberi senyum terindah yang kumiliki jika memang panas itu membakar emosi kecil asmara. Di lingkaran kecil ini aku tak bisa menahan manisnya madu, merindukan dan menantikan suasana gila yang mengigilkan tubuh.

Wednesday, May 14, 2008

Jejak


sehelai suara-suara meringis memanggil ku yang terlelap
memberi alasan kedamaian yang runtuh
semua, mengharapkan jejak ini menuju satu
menuju satu...

Hari ini tidak ada rasa apa-apa dalam pikiran dan jiwa, polos dan putih tanpa awan. Apa yang ada di masa depan terbungkus dalam hayalan, yang diinginkan tergambar di langit. Terkadang aku harus melihat jejak-jejak dahulu, jejak yang sempat tenggelam dalam pasir hitam.

foto : marinafashion.indonetwork.co.id/pdimage/27/53...

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...