Tuesday, September 28, 2010

Teh jahe hangat...

Kuhirup udara pagi ini, ditemani secangkir teh jahe hangat. Setidaknya, tegukan itu mampu menetralkan tubuh yang kelihatannya agak terganggu dengan serak di tenggorokan. Hampir tiap hari saya selalu tidur diatas jam 11, bukan karena tidak bisa tidur tapi karena saya dituntut pekerjaan. Lupakanlah itu karena saya adalah laki-laki yang belum berumah tangga sehingga tak perlu dikhawatirkan kapan harus sampai dirumah.
Saya juga tak ingin membicarakan tentang berita-berita di media tentang Indonesia, karena terlalu sakit mendengarnya. Mengapa negeri ini begitu naïf, yang muda semakin bergaya dan yang tua begitu tak berdaya. Begitupula saya sendiri, semakin bingung harus berjalan kemana.
Keteguk sekali lagi teh jahe hangat itu, sambil sesekali melihat pemandangan disekitar. Untung ada Do’a, ada Dzikir, ada Sholat dan ada cara mendekatkan diri ke Maha Agung, sehingga bisa sejenak melupakan dunia dan kesalahan-kesalahan. Setidaknya walau saya tidak harus menari di awan dengan mendaki gunung, saya dapat terbang bersama Ruh menembus keganjilan.

Monday, September 27, 2010

Miracle...

It's taken much too long
To get it right
Would it be so wrong
To maybe find someone
A miracle

And all you really need
Is everything you could never be
And so you'd give it all
For a miracle

Is there a trace
Inside her face
Of a lonely miracle
And so you wait
And lie awake
For a lonely miracle

You never really know
What it is
Not until it goes
And if it comes again
It's a miracle

But what you miss is love
In everything below and up above
And could she bring it all
A miracle

All you wanted was a (miracle)
All you needed was a miracle
A miracle
And all you wanted was a (miracle)
All you needed was a miracle
A miracle

It's taken so long to get it right
Could it be so wrong
To maybe find someone
A miracle

... Vertical Horizone ...

Friday, September 24, 2010

Masa SMP, Masa Tawuran...

Apa yang dilakukan lelaki sejati di Jakarta pada masa kira-kira sebelum tahun 2000? Atau lebih dari sepuluh tahun yang lalu? Mari kita klise sedikit masa-masa itu. Sejak saya migrasi ke Jakarta tahun 1996, saya mengalami perubahan yang sangat besar. Selang satu tahun di Jakarta saya langsung terbawa gaya anak kampong Jakarta. Gaya bicara dan penampilan langsung berubah tanpa saya filter saat itu.

Bila orang yang membaca tulisan ini dan tahu tempat saya berada di Jakarta ini pasti paham apa yang saya maksud. Saya tinggal di Menteng Tenggulun Jakarta Pusat yang berbatasan dengan Manggarai Jakarta Selatan. Secara tidak langsung wilayah rumah saya termasuk dalam kawasan manggarai. Lagi-lagi saya berkata bahwa bila orang yang tahu bagaimana karakter di wilayah ini, pasti mengerti apa yang saya maksud.

Yaaaaa….. betul, kehidupan anak menteng khususnya disekitar manggarai memang begitu. Kalau gak nongkrong sambil mabok, ya nongkrong mau tawuran. SD kelas 6 aja saya sudah merokok dan sering berkelahi. Nah pas SMP lebih gila lagi, gara-gara gak mau dibilang banci, saya jarang absent bila ada tawuran. Penampilan saya selalu berambut gondrong (klo belum digunting ma guru, saya gak potong2), bercelana melebihi lutut (maka seringlah celana saya digunting ma guru), berkaos kaki sangat pendek (pas upacara kaos kaki itu dibakar di depan guru dan murid2), memakai ikat pinggang yang ujungnya keras (buat gebukin orang klo twuran, hahaha), memakai gelang, kalung dan rokok selalu ada di kantong celana (gileeeee gaul banget gw).

Yang saya lakukan saat di sekolah cukup unik, diantaranya : biasanya saya bawa kartu remi, gaple, dadu dan manggis buat tarohan (kelas uda kayak casino gitu dah), keluar masuk kelas sesuka hati aja (sering kabur ke kantin deh klo laper walau ada guru), klo hari Jum’at siang saya ngumpet supaya gak ketahuan kalau saya gak sholat Jum’at (kayaknya gw brutal abis ya), nah yang terakhir ini yang paling parah dan membuat gw beloon sampai saat ini, yaitu nangisin guru (hampir setahun gw gak boleh masuk pelajar English, makanya sampe sekarang gw bego english).

Tenang kawan, itu si belum seberapa. Temen-temen saya lebih parah lagi, ada yang ngempesin ban mobil atau motor guru yang konyol, bahkan ada yang nonjok guru. Kok ada si sekolah kayak gini? Pasti anda bertanya seperti itu, yup ada… itu kisah nyata yang saya alami saat saya masih SMP di salah satu SMP Negeri tak jauh dari kawasan Menteng Manggarai. Saat itu sampai saya tidak paham mengapa kehidupan kami begitu keras. Semua guru yang kasar, pernah memukul, menggampar atau menendang saya dan teman-teman dengan sepatu kerasnya. Wow… menakjubkan bukan?

Kami pernah di skors gak boleh masuk, pernah dipisahkan saat ujian (yg banyak kasus, diruangan tersendiri saat ujian agar tidak nyontek). Dan diakhir kelulusan kami pergi muter-muter mencari musuh tawuran, sampai akhirnya ada fotografer memoto kami yang sedang pawai dengan bus. Ternyata, keesokan harinya foto itu muncul di Koran Kompas, lalu kami pun dijemur di lapangan oleh kepala sekolah, dan dinyatakan TIDAK LULUS.

Wednesday, September 22, 2010

Haruskah asal-asalan dalam hidup ?

Seorang kakek yang baru saja bertemu kemarin memberi wejengan kepada saya. Katanya Malaikat Jibril pernah berkata kepada Rasullallah “Silahkan hidup sesuka-Mu, silahkan cari harta sebanyak-banyaknya, silahkan cari kekuasan, silahkan mencintai dengan sangat kepada yang Kau cintai… tapi ingat… itu tidak abadi dan akan mati”.

Seorang kakek mantan diplomat di 13 negara, dan lama menjadi asisten ketua KBRI di Ryadh Saudi Arabia itu dengan penampilan sangat sederhana layaknya Benyamin dalam film Si Doel Anak Sekolahan, dengan lembut mengajak saya dan beberapa teman di kantor yang tak sengaja sedang berkunjung ke Rumahnya agar kita sebagai manusia untuk tidak asal-asalan dalam hidup.

Beliau berpesan agar dalam bekerja, kita harus tuntas dan iklhas. Dengan kulitnya yang keriput dan sambil berkata bahwa dia sudah puas menjalani perjalanan hidupnya, lalu dia berpesan agar dalam memperoleh Rejeky “marilah pilih jalan kanan”. “Tidak perlu orang tahu kebaikan kita” katanya lagi, “soal Rezeky nanti ada dengan sendirinya”.

Tuesday, September 21, 2010

Suatu Maya yang tersembunyi...

foto : Seaworld, mei 2010.
Ku nikmati suatu maya
Dengan indah
Ku nikmati rasa melewati mestinya
Ku hirup wanginya tanpa jamah
Hanya aku saja yang sadar
Hanya aku saja yang senang
Bukan imajinasi terpenjara
Aku nikmati itu…
Daya pikat menggeliat di organ kecil ku
Bersemayam dengan indah
Owh… terima kasih…
Sebegitu pengecutnyakah aku…

Bahtera aku berlayar

foto : diambil dari sini

Ku biarkan bahtera ini berlayar
Mengikuti ombak tanpa ku paksa layar menuju utara
Karena karang itu terlalu besar untuk ku paksakan
Ku biarkan terus mengapung
Sampai berjumpa suatu pulau yang tak ku ketahui
Karena aku tak memiliki peta tentang wilayah di sana
Di wilayah yang otak ku tidak bisa lagi berfikir
Sambil mengikuti arus ini aku menuunggu
Sebuah pulau yang menerima bahtera ku ini
Menjadi tempat ku berbagi…
... ... ...

Monday, September 6, 2010

15 Mimpi dan Hayalan ku...

Kayaknya saya gak habis-habis ngomongin hidup, ngimongin yang gak penting-penting, ngomongin ngalur ngidur dengan tulisan yang ngalur pula. Kali ini saya ingin menulis mimpi-mimpi saya, dan kalau memang ini berat, saya harap ini menjadi hayalan yang indah untuk saya sendiri.
Berikut adalah 15 mimpi dan hayalan saya saat ini :
1.Kuliah S2 di Eropa tahun depan (Amien)
2.Jalan-jalan keliling Eropa sambil pacaran, ke kota-kota yang unik dengan melihat kehidupan baru
3.Bulan Madu dengan berkeliling eropa sebelum umur 28 tahun
4.Punya Isteri yang sederhana dalam berfikir, cantik dan membuat saya selalu terbang bila ada disampingnya
5.Punya anak kembar
6.Pergiin Haji orang tua
7.Menjadi penulis dan pengarang novel yang bisa membuat lagu-lagu sendiri
8.Trus hasil tulisannya dijadiin Film (Andrea Hirata banget nih, hahaa)
9.Bekerja di sebuah perusahaan yang anti korupsi
10.Trus punya anak lagi dari istri yang sama (jangan selingkuh)
11.Minimal setiap 2 bulan sekali, jalan-jalan bersama keluarga
12.Sering bersedekah, dan beramal tentang pendidikan
13.Membuat perpustakaan dan sekolahan gratis untuk orang gak mampu
14.Pergi Haji bersama sang Isteri, hahaaa….
15.Melihat anak-anak saya menikah dan hidup bahagia (Amien…)
Mendengar ceramah-ceramah tarawih bulan Ramadhan ini, saya seakan-akan terbawa dalam putaran kehidupan yang kecil. Yup, saya bukan apa-apa di dunia ini… dunia hanya jembatan menuju kehidupan selanjutnya lagi, yang katanya lebih luas dan bermakna… semoga kita semua tidak salah melangkah, dan selalu bangkit ketika ada masalah besar yang datang bertubi-tubi… ok, semangat…

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...