Friday, November 26, 2010

Sombong kadang bermanfaat....

“Saya bersyukur menjadi orang yang tidak rendah hati, karena dengan itu saya tidak akan mendapatkan apa-apa” Jose Mourinho. Mourinho, pelatih sepak bola Madrid saat ini telah mempengaruhi pemikiran saya secara tidak langsung. Kata-katanya yang frontal berhasil dibuktikannya, kali ini dia berpendapat dengan kesombongannya, beliau mampu menggapai prestasinya. Maka tidak heran saya selalu mendukung tim yang dilatihnya.
Saya senang dengan kata-kata pedasnya, dengan sikap sombongnya kepada musuh-musuhnya. Terkadang kata-kata itupun meresap dalam kehidupan saya, terimplementasi pada pemikiran saya, karena saya juga egois. Mourinho lahir menjadi pemenang, akal sehatnya mematahkan teori-teori gaya sepak bola. Ini seperti matematika dan ekonomi, mahzab baru dari Mourinho memberikan cara pandang yang berbeda dan indah.
Mourinho pernah berkata jangan pernah membandingkan diri kita dengan orang lain, karena kita selalu kalah. Kata-kata yang terlontar seperti membaca buku-buku Andrea Hirata, atau mendengar motivasi Mario Teguh. Impian yang terpendam begitu dalam, rasanya menjadi indah. Tinggal bagaimana cara dan kemampuan menggerakannya menjadi cepat. Cepat dan metode seharusnya menghasilkan sesuatu, bila tidak maka saya akan berlama-lama dalam kegagalan. Atau seperti kata Ikal, “kegagalan adalah kebodohan yang dipelihara…”

Wednesday, November 24, 2010

Akhir di SMU

Gambar : Jum'at saat SMU kelas 3 di Lantai 4 depan tangga
(Zainudin, Dedi, Eric, Arga dan Arnold)

Baru saja saya bermimpi, yang membuat setetes air mata jatuh ketika tertidur. Sebuah mimpi yang menggetarkan hati, memaksa hati menjerit kesakitan. Saya bermimpi berjalan bersama teman-teman SMA, bersama teman ngeband waktu SMA dulu. Lebih dari 7 tahun yang lalu. Saya mengangis tergores rindu yang sangat dalam, ingin memeluknya, memeluk sahabat-sahabat saya itu.
DIARNOZIC, singkatan dari Dedi, Arga, Arnold, Zainudin dan Eric, yang membentuk Band SMA sejak kelas 1 SMA. Mereka, anak kencur yang ikut menghiasi warna anak SMA saya dulu itu. Tidak hanya di sekolah, mereka juga terkadang ikut festival musik di luar sekolah.
Di malam promnite akhir sekolah, saya masih ingat, sangat ingat. Dari Gedung Nyi Ageng Serang Kuningan, setelah acara selesai, mereka berjalan bersama dari gedung tersebut melewati setiabudi lalu ke benhil dan terus tak berujung sampai kaki pegal-pegal. Saya masih ingat itu, dengan penuh emosi mereka berjalan. Jas dibuka, bahkan ada beberapa yang juga membuka bajunya, hingga hanya menyisakan kaos kutang seperti si Dedi. Mereka tak kenal angin malam, tak kenal haus, tak kenal teman-teman SMA yang lain, mereka hanya kenal cinta katanya yang tak bertujuan, seperti langkahnya saat ini.
Entah apa yang mereka pikirkan dan katakan, karena mereka memikirkan cintanya masing-masing. Yang saya tahu cuma si Dedi, dia baru saja menikmati malam yang indah di acara promnite itu. Bagaimana tidak, cewek yang diincarnya sejak kelas 1 itu telah digenggamnya dihari terakhir sekolah. Dia sangat kasmaran, dan sangat gundah, lidahnya tak bisa berkata apa-apa.
Kini lebih dari 7 tahun persahabatan mereka telah meremukkan urat nadi yang tak ingin lepas. Saya menyaksikan sendiri, mereka… kini bukan lagi anak kencur yang malu-malu. Cinta tak berujung itu telah menjadi saksi kebodohan mereka masing-masing, belum ada yang menikah diantara mereka. Tidak ada yang sama nasib hidupnya, tidak ada yang sesukses seperti yang guru-guru harapkan.
Namun di mimpi itu, saya sangat terharu sampai meneteskan air mata. Di mimpi itu kami berjalan bersama sambil mendengarkan lagu Loe Toe Yee dari /Rif, lagu yang pernah kami nyanyikan saat ada festival di sebuah pasar dekat sekolah kami. Kami juga berjalan di tempat yang dulu kami jalani di malam promnite itu. Saya…merindukan mereka… ingin memeluknya satu persatu.
Tuhan… Bantu aku mengobati kerinduan ini, saya berjanji akan belajar sungguh-sungguh mewujudkan sisa-sisa mimpi saya ini. Demi mereka… demi persahabatan tak berujung ini… seperti langkah-langkah terakhir bersama mereka… tak bertujuan…. Tak ada akhirnya…

Saturday, November 20, 2010

down..

Guys, have you ever walk alone at nite. What did you feel?
Actually, I don't care with that, with alone or together for me it's just the same. Likes rain down give me coolness. Eventhough, there's no any clouds, I keep not care. Maybe only preassure make me more not care to everythings.
In this world, I just know my dreams, live to reach it. To follow live's line that still secret on sky, stored in God. I'm sure, I'm believe the all would be beautiful in my self. Painting of the world could be pleasure in the end. Yes I know... or maybe I trapped my dreams... oh nooo... don't worry, not problem if I down die at dept of imagines.

Thursday, November 18, 2010

Ini sepi yang indah...

Ini sepi… sepi yang indah…
Malam ini dingin… bermalam selalu dingin
Selalu ada bayangan… membayangkan melodi ku disamping ku…
Seolah senyum tidak ada habisnya di langit…
Lalu kau hadir dengan lelah mu..
Kembali lagi dengan lelah mu…

Kau tidak tahu betapa sakitnya aku dulu…
Kau memaksa kita tidak pernah ada…
Kau memaksa aku jatuh ketika baru saja berdiri
Aku lelah tertawa dengan mu…
Aku lelah dengan senyum mu…

Tapi aku senang dengan jiwa mu..
Lalu aku kesal sifat mu..
Tapi ku suka permainan ini…
Lalu aku kesal sifat mu…
Tapi aku cinta kamu
Lalu aku kesal kembali..

Aku dari langit gelap beresolusi merah…
Aku… penghayal termakan amarah
Udara putih suara ku yang pahit…
Sendiri dalam kerinduan yang terpendam…

Hei kamu… apa kau ingin terus memainkan ini..
Apa kau ingin meninggikan ku lagi…
Lalu menjatuhkan ku lagi..
Dan menginggalkan ku lagi…
Lalu pergi dengan ikrarkan kita tidak bisa bersama
Kita tidak bisa bersama…

Hingga ku sakit… terpaksa merasa pahit….
Dengan kebohongan mu sendiri….
Dengan dalil mu sendiri…
Membohongi diri…
….
Hei wanita… aku bisa melihat matamu…
Aku bisa melihat suara mu yang tidak kau ucapkan…
Aku bisa membuat mu jatuh…
Bisa membuat mu senang…
Seperti kau membuat ku senang dan jatuh…

Apa kau tidak kuat dengan sayap ku yang menempel di pundak mu…
Apa sayap ku terlalu besar untuk melindungi mu..
Atau seperti dalil mu saja… kita tidak bisa bersama…

Kasihan kita… kasihan kita… kasihan kamu dan aku…
… … …
Karena aku memang lahir dari awan tua…
Antara gemuruh dan hujan…

Monday, November 15, 2010

Memeluk awan...

Saya kelelahan, begitu kelelahan… Tak bisa mendengar suara yang menyelinap di telinga, tak bisa melihat apa yang ada di dekat saya. Saya begitu kaku, kaki ini sulit untuk berjalan,tak tahu harus kemana arah di depan saya. Saya tertunduk, malu kumal tak terurus, karena tak tahu kemana harus melangkah.
Siapa dia disana yang menggenggam tangan saya, menggenggam dengan rasa yang tak bisa saya terjemahkan. Siapa dia yang memperhatikan tubuh ini, percuma,… saya sudah beku diantara es es kutub yang biru, sebiru pandangan saya yang termakan emosi. Pucat dan pasi…
Apalah artinya ini, dan apalah artinya itu… apa maksudnya aku berdiam, apa maksudnya… apa maksudnya? Apa maksudnya?
….
Apa maksudnya….?
Biarkan aku terus menari, biarkan aku bermain, biarkan aku memeluk awan….

Sunday, November 7, 2010

Bunga...

Begitu banyak bunga ditamanku
Slalu menanti saat untuk dipetik
Ada yang merah dan ada yang putih
Kuning dan ungu...
Beragam warnanya..
Beragam warnanya...

Tuhan tolonglah aku
Beri satu petunjuk
Aku ingin bahagia
Berikanlah yang indah
Untuk diriku ini...
Untuk slama - lamanya...
Satu bunga yang indah...
Satu bunga yang indah..

Mama papa mohon nilai rangkaian
Rangkaian bunga aku mohon restumu
Bila nanti ada yang tak berkenan
Katakan saja aku slalu mendengar

Banyak bunga layu sebelum berkembang
Ada yang terindah tapi wanginya tak slalu
Seindah bentuknya malah mungkin durinya
Menusuk hatiku lukai cintaku
Tapi kuyakin nanti ada satu untukku
Harumi hari... mengharumi hari...


Bunga - Dewa 19

Thursday, November 4, 2010

Kaki ku menyadarkan ku...

Hari ini tiba-tiba tersentak, gara-gara sejenak berjalan kaki di siang hari. Lalu memperhatikan kaki saya ini, dan melihat kendaran bermotor di daerah kuningan. Dengan sangat emosi saya kaget, ternyata saya masih memiliki kaki, dan kaki ini jarang digunakan, hanya di rumah atau di kantor. Itu saja, padahal kaki ini banyak maknanya, gara-gara selalu naik motor kini jadi merasa kehilangan kaki. Wahai kaki… maafkan aku ini yang sombong melupakanmu.
Gara-gara melihat kaki itu, saya jadi memperhatikan organ-organ lainnya. Mulai dari ujung kaki sampai kepala, dan sampai saya sadar dan menyesal telah menyia-nyiakan organ-organ yang saya miliki. Seperti tangan ini, entah apa yang dilakukannya. Begitupula mata yang semakin liar, serta pikiran yang tak terkontrol dan jarang belajar atau membaca.
Lalu saya perhatikan lagi keadaan luar, orang-orang asing yang ada di disini. Mengapa seperti ini? Saya browser segala keinginan yang saya ingin tahu di internet. Sayapun merasa sentak lagi, begitu sempitnya hidup saya. Hanya bekerja dan bekerja, sekali-kali bermain, tertawa dan tertawa lagi, atau sedih karena melihat bencana alam yang melanda negeri Ku.
Saat itu saya menyadari, sebenarnya mimpi saya sudah terjadi, hanya saja saya menyia-nyiakan dan memperlambat dengan hal-hal yang tak ada gunanya. Tuhan tidak salah, dia sudah memberikan apa yang saya inginkan. Orang tua saya tidak salah, mereka sudah memberikan kasih sayang yang begitu besar. Teman-teman saya tidak salah, mereka hanya berbeda mimpinya dengan saya.
Nyesal, ya saya menyesal akan kurang cepatnya saya dalam bergerak menuju mimpi-mimpi. Saya puas-puaskan hari ini untuk menyesal dan bersalah… ya saya bersalah… tapi saya menyadari bahwa ini belum terlambat, belum telat untuk mewujudkannya….
Ayooo daydeh… kita tebus dosa-dosa ini…

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...