Wednesday, July 31, 2013

Emosi.. mau sampai kapan?

Mau sampai kapan? Mau sampai kapan emosi meluap-luap tak dikontrol dalam menjalankan apapun? Mau sampai kapan mempertahankan ego dengan emosi?

Hal inilah yang paling saya syukuri belakangan ini, dengan memperhatikan aspek kehidupan sehari-hari lalu memahami sebab dan akibat dari setiap apa yang dilakukan manusia. Ada faktor paling penting yang bisa mempengaruhi kehidupan, yang bisa kita lihat dari proses dan hasil apa yang dilakukan manusia. Manusia dihadapkan pada emosi yang begitu dekat dengan perasaan, memahami emosi layaknya anugerah.

Mungkin benar apa kata Albert Einstein yang menyatakan “orang dewasa adalah orang yang bisa meletakan pikirannya di atas keinginan dan perasanya..”.

Monday, July 29, 2013

Letakan satu mimpi...

Petikan gitar itu memanggil hati ini untuk berkata jujur, untuk bernyanyi tentang hidup, bercerita untuk sebaik-baiknya hidup. Biarlah hitam yang dulu menjadi pecutan agar jalani hidup saat ini dan nanti menjadi lebih baik, biar menjadi suci dengan air mata kenangan untuk jalani hidup menjadi lebih baik.

Dengarlah, dengar ya… hidup tidaklah begitu sulit namun tidak bisa juga untuk main-main saja, serius tapi menyenangkan. Dengar ya… hal apapun dengan kebohongan akan menyulitkan hidup ini, hidup yang mestinya menyenangkan akan menjadi kekhawatiran. Aku belajar tentang ini pada alam, pada kitab-kitab, pada lagu-lagu, kata para motivator, kata petualang dan pastinya kata orang tua yang bijak.

Aku juga belajar untuk meletakan satu mimpi yang indah, yang membawa hidup menjadi lebih bermakna, tidak sekedar makan dan mencari makan. Karena ku yakin hidup kita tidak terhenti di dunia ini… masih ada kehidupan lain yang menunggu, yang katanya pembalasan hidup di dunia ini.

Mari Bercinta...

Saat kau proleh rasa
Dalam makna cinta
Tak hiraukan semua angkara
Hanya satu buah tita
Yang kami cawata
Terlalu banyak cintakan binasa

Yang indah kau rasa
Yang manis kau beri
Walau itu hanya sementara

Lihat dirimu...
Semakin jauh mengayuh
Lewati segala tujuan hidup yang mungkin kau tempuh.

Tentukan yang utama
Yang satu tercinta
Kan jadi teman hidup yang setia

by sheila on 7



Monday, July 22, 2013

Batas sadar…

Foto : daydeh, Juli 2013

Aku pernah tidur bersama hujan, tertiup angin malam, begitu dingin. Aku pernah melihat bintang jatuh, sekilas mencuri perhatianku dikala aku pandangi bintang-bintang. Aku pernah merasa sangat sepi di bumi ini, rasanya seperti tidak ada manusia selain aku. Aku juga pernah merasa bahwa dunia ini begitu besar, menjatuhkan mentalku hingga lemah.

Malam ini, bersama hujan aku bersandar. Dipergantian waktu dan hari, ku perhatikan lagi jarum angka. Aku tidak mampu menahan rasa, rasa dingin dengan selimut tipis, aku sungguh tidak kuat. Mungkin karena aku jarang melihatnya, jarang menyapanya, atau mungkin aku dipisahkan takdir.

Rindu tidak bisa dikunci dengan baja sekalipun...

Hanya ingin manusia...

Aku tidak peduli…
Aku tidak peduli pada serangga besar serakah…
Aku tidak peduli pada tikus licik…
Aku tidak peduli pada cencorang angkuh..
Aku tidak peduli dengan omong kosong tanpa makna…
Bahkan aku tidak peduli bila nanti semua terbolak-balik…

Aku hanya ingin menjadi manusia..
Manusia adalah bermakna
Manusia adalah bijak
Manusia dasarnya kejujuran, kesabaran dan menyenangkan
Manusia adalah sederhana, cinta dan kebahagian
Bagaimana aku bisa bahagia bila pada prosesnya saja aku tidak manusiawi..

Bila kesulitan ini, untuk kebaikan…

Tidak bisa dihitung sudah bahwa banyak sekali manusia ingin merubah dirinya menjadi lebih baik, lebih bermakna. Di dalam perjalanan untuk merubah itulah pasti muncul kesulitan-kesulitan, godaan-godaan agar menyerah. Cuma mereka yang fokus dan sabarlah mampu bertahan sampai akhirnya mereka menemukan makna. Bahkan aku, penulis ini berkali-kali putus asa dalam pencarian makna tersebut.

Hanya saja, saya baru bisa memahami arti sebuah proses ini dalam waktu belakangan ini. Dimana proses adalah fase terindah yang mesti diperjuangkan, yang membentuk partikel-partikel zat atau pecahan dari sebuah mozaik. Sedangkan hasil adalah hadiah bagi mereka yang mau berjuang dan tidak berpangku tangan.

Kreatifitas, ya kreatif merupakan sarana dan anugerah Tuhan bagi hambanya yang mau sedikit berfikir menuangkan idenya. Maka kita hambanya tidak akan pernah mati, tidak pernah berbohong untuk mencari jalan pintas agar mendapat hasil, tidak pernah serakah dan tidak pernah takut tidak mendapatkan rejeki yang melimpah bila lepas dari ketergantungan.

Masa iya… Tuhan yang begitu luas dalam memberikan rejeki, masa iya Tuhan yang kekayaannya tidak bisa dihitung itu… diam begitu saja bila ada hambanya yang melepaskan ketergantungan dan berupaya mencari makna hidup.. ya… makna hidup… Manusia yang bijak..

Dan bila kesulitan ini untuk kebaikan, Iklhas…

Sunday, July 7, 2013

Missing Rinjani Mountain...

Until now, I have not seen a beautiful place, surpassing beauty rinjani…  Miss you so much Rinjani.. I miss you…
Long time no see, long time no climb mountain... it's so hard to me...

Thursday, July 4, 2013

Saat itu, ketika aku lelah...

Saat itu aku lelah… saat itu aku bosan, lalu aku bersandar pada gunung-gunung tinggi, pada ranting bercabang tua, pada tanah hitam pekat bertahan merah, dan tanpa ragu aku katakan saat itu aku sangat bahagia. Saat itu, gelombang percik air memuncarkan pelangi dari sebuah nama air terjun. Ketika itu angin meronta-ronta menggoyak baju tebalku, ketika itu kabut-kabut terbang berlari berlomba adu cepat denganku.

Saat itu, saat aku begitu lelah.. aku sangat bahagia bersama Mu wahai alam. BersamaMu saat itu, tidak ada keraguan pada diriku tentang masa depan, bahwa masa depanku pasti indah, seindah singgasanaMu yang hanya tersedia warna yang jujur.

Saat itu… akupun berani melukis namaMu dari hati kecilku yang sangat dalam.. NamaMu adalah Menari Di Awan… namaMu adalah warna kejujuran, ketulusan, kebenaran, kedamaian dan keiklhasan.

Lalu kau menyuruhku kembali ke Bumi, untuk berjuang sepertiMu… sepertiMu yang membahagiakan ku saat itu, maka kau menyuruhku untuk membahagiakan orang-orang disekitarku, semua yang ada di dekatku. Tapi ternyata aku begitu sulit, tidak terbiasa akan kehidupan di bumi, dan selalu saja aku ingin kembali bersamaMu. Tapi aku tidak sadar, kesulitan itu sebenarnya adalah proses yang mestinya dijalani dengan kuat dan sabar.

Hai kamu yang tidak pernah luntur akan keindahan, wahai Menari di Awan… bila proses ini telah berhasil ku lalui sampai selesai dengan perjuangan yang begitu anggun. Aku akan membawa orang-orang disekitarku.. untuk juga Menari bersamaMu… Menari di Awan… 

Bila beberapa waktu lalu aku tidak kuat akan proses ini, lalu mengeluh, maafkanlah aku.. karena aku belum menyadari arti sebuah perjalanan. Tapi lihat saja nanti, bersamaMu aku akan Menari di Awan….

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...