Thursday, December 17, 2015

Pagi dan kembali...

Tak akan  ada habis-habisnya dunia, jalani hari-hari yang kelabu. Tak seindah saat matahari bersinar, memberikan panas ke sini, ke hati ini yang mungkin telah dingin berhari-hari. Ah manisnya ketika hujan rintik ditemani pelangi senja, atau embun menyambut pagi.

Harum tanah semerbak kedamaian jiwa, menarilah kupu-kupu meski bunga belum bermekar. Cintailah apa jadinya hidup, bernyanyilah dengan tenang, dengan senyum yang lama tak hadir disini. Tulislah apa yang terjadi dalam hidup, bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk awan-awan yang tetap setia menemani hari demi hari.

Tidak perlu jadi apa jadinya yang lain, jadikan ini kembali seperti adanya. Adanya hidup, adanya keceriaan, adanya cinta, tanpa tekanan dan tanpa beban. Ketahuilah betapa indah mimpi-mimpi, dari perbedaan mimpi mimpi sesama kita. Aku punya mimpi, dan kau punya mimpi. 

Foto: Kepulauan Seribu Jakarta

Lalu biarkan kegilaan ini menjadi kelucuan, menjadi cerita cerita.
Foto: Kota Jayapura
 Dan melihat dunia apa adanya, membiarkan perbedaan tetap ada.
Foto: Gunung Rinjani Lombok
 Dari waktu ke waktu bersama angin dan alam yang begitupula adanya...
Foto: di Jakarta

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...