setelah keluar kosan dan melihat tetangga ternyata hanya kosan ini yang mati lampu...huhhh jadilah dunia yang gelap...SENDIRI DALAM GELAP
hah..posting yang gak jelas...
gimana gak jelas, sudah lama posting tiba-tiba komputer ngambek...terpaksa ngulang..mumpung ada waktu..
Hari ini saya lagi teringat masa-masa lalu yang berjalan dalam kegelapan, pada masa-masa itulah saya merasa ingin mati dan selalu ingin mati... karena berjalan kedepan salah, kekanan salah, kekiri salah, mundur salah kebelakang salah, apalagi diam! semua serba salah hingga saya harus terbang ke awan, di awan itulah saya dapat menari dengan tarian-tarian yang saya suka....
sempat saya membuat puisi-puisi dalam buku harian saya semasa perjalanan gelap beberapa tahun lalu, namun buku yang sudah habis sebuku saya buat, yang isinya perjalanan hidup saya saat lalu terpaksa saya buang kesungai ciliwung, agar saya tak terbebani akan masa-masa lalu. Tapi ada kata-kata yang masih saya ingat di buku itu , antara lain :
awan, langit, gunung, bumi, bintang, bulan, air, aku malu padamu...Kau tak pernah mengeluh menjalani hidup yang telah ditakdirkan untuk mu....
<Perjalan gelap dapat berarti kata kiasan (konotasi) ataupun kata sebenarnya (denotasi) *bener gak sih?. kedua kata istilah itu mempunyai makna yang bagus bagi saya, pada kata sebenarnya seperti pada malam hari bintang begitu indah dalam kehadirannya, atau bulan yang menerangi malam. Pada malam itu lah keindahaan terjadi, dalam kata kiasan, hidup yang gelap telah berwarna karena ada sianar-sinar putih...
Lupakan pelajaran bahasa itu, bukan membencinya, hanya saja saya tak mau terbatas dalam menulis kata-kata.... karena saya hanya menari di awan....
kegelpan di kosan itu, (kembali ke awal) dan perjalanan-perjalan di awan membuat saya mengerti bahwa sinar bintang dan bulan, bukan apa-apa tanpa adanya gelap.... ya...cahaya-cahaya yang indah pada malam hari bukan apa-apa tanpa adanya kegelapan
wanita-wanita cantik sekaligus maupun pria-pria tampan "KAU BUKAN APA-APA! tanpa adanya manusia yang biasa-biasa saja....
orang-orang kaya, pejabat-pejabat, KAU BUKAN APA-APA tanpa adanya orang-orang kecil...
Kesederhanaan keluarga saya, membuat saya bersyukur bahwa hidup bukan apa-apa, lalu apa?
dengan perjalanan-perjalanan semakin membuat saya lemah akan hadirnya kekuasaan Allah, sampai akhirnya saya harus berfikir lebih baik untuk sisa-sisa nafas ini...untuk tampil membelah gunung dan membelah lautan.... untuk cinta dan kebencian....yang merusak kesederhanaan hidup, yamg merusak filsafat hidup.... saya hanya ingin berbuat lebih untuk kesederhanaan diantara sosial... karena AKU BUKAN APA-APA