Saturday, December 20, 2014

Aku sudah jarang mengaji…

Aku sudah jarang mengaji…
Aku tak sengaja mendengar firman Mu,
Sungguh manusia itu kepada Tuhannya sangat tidak tahu berterima kasih”, Al Adiyat ayat 6

Aku diam dan terus mendengarkannya,
sungguh manusia itu sendiri tentang itu menjadi saksi, dan sungguh manusia itu sayangnya kepada harta luar biasa…” Al Adiyat ayat 7 dan 8.

Aku diam kembali, dan tertunduk….
Aku kehilangan makna
Aku sibuk tapi tak ada arah

Aku sudah jarang mengaji, mengapa aku jarang mengaji
Karena aku sibuk yang tidak berarah, dan aku tak tahu kemana arah yang benar…
Nafasku palsu,
Pandanganku kabur
Aku angkuh, padahal semakin angkuh semakin terlihat bodohku…

“Tuhan… Yang Maha Agung dan Yang Maha Pemberi Segalanya…”
“Berikanlah aku waktu untuk mengerti makna hidup..”
“Berikan waktu untuk aku membaca dan memahami firmanMu Yang Suci dengan baik dan benar…”
“Agar kesibukanku adalah kesibukan yang bermakna….”
“Aku tidak ingin menjadi angkuh…”
“Aku hanya ingin menjadi manusia, sebenar-benarnya manusia yang diceritakan oleh Nabiku, Nabi Muhammad SAW…. Manusia yang Rahmatan Lil ALamin…”

Monday, November 24, 2014

Keseimbangan...

Terlalu banyak hal tak penting di dalam pikiran ini, sehingga urat-urat syaraf begitu tegang mengencang, sampai akhirnya mata tak bisa terlelap. Berlarut-larut pada malam badan ini berbuat dosa, yang semestinya dia berbaring tuk memulihkan hati, pikiran dan badan. Sebuah kebiasaan buruk yang lambat laun membuat keram pikiran di malam hari, lalu dia tergopoh-gopoh keesokan harinya. Padahal angin pagi sejuk mencintainya, mengajak bercanda pada keringat di kulit, padahal memudakan kembali badan dan pikiran. Kadang manusia melupakan badannya, melupakan nikmat sehatnya.

Di sisi lain, ada juga manusia yang berlebihan dengan badannya, yang mencintai badannya lalu melupakan pikirannya. Mereka berjoget bangkitkan birahi, atau memamerkan tubuh yang begitu seksinya, pada pinggul-pinggul dan ototnya yang mengencang. Pikirannya ditutup lalu memfitnah dan merendahkan badan-badan kurus kerempeng, merasa bangga dengan badannya yang montok, kurang menysukuri betapa anugerahnya itu semua.

Mereka-mereka macam pangeran-pangeran perisai dari emas, berdada tangguh dan bermata tajam. Senyum dan amarahnya adalah cengkraman dunia istana, semua hal dikritisi layaknya dokter yang mencari tahu penyakit pasien. Semua dilakukan atas dasar kemanusiaan dan kepentingan orang banyak, itu katanya. Mulutnya seperti tak pernah habis bahan bakar, gampang sekali bicara, sangat mudah baginya berbicara kebenaran. Mungkin hidupnya, 90 % berbicara dan 10 % bernafas, sulit dibedakan apa dia bernafas karena begitu banyak kalimat terlontarkan. Namun entah mengapa hal itu menjadi omong kosong, terlalu banyak bicara sampai lupa bahwa hati juga harus bicara. Terlalu banyak mencari kebahagiaan pada harta dan tahta, namun lupa bahwa hati juga ingin bahagia. Terlalu banyak berfikir yang tak bermanfaat sehingga lupa bahwa ada seni dan budaya yang mampu bahagiakan hatinya.

Syaidina Umar Bin Khattab berkata “Hisablah dirimu, sebelum kamu dihisab…”

Tuesday, November 18, 2014

Saya letakkan kesederhanaan itu di sini...

Saya letakkan kesederhanaan itu di sini, di sebuah rongga nafas di dalam tubuh, di dalam hati dan pikiran. Saya simpan panas matahari di sini, di tangan dan di kaki yang membawa tubuh pada udara dan tanah. Tak akan segan-segan senyum saya lontarkan pada anak kecil yang bertelanjang dada dengan sandal jepit hijau-putih.

Embun sejuk yang bernyanyi pada daun pandan, mengkristal bening memantul cahaya pada bau tanah yang merindu. Roda-roda sepeda yang kini bertenaga mesin, yang terkadang disalahgunakan pada pemborosan. Lalu rumah dan mobil mewah menjadi dewa-dewa kehidupan, menjadi raja yang tanpa disadari membangkitkan kesombongan, yang tanpa disadari lidah mengecilkan si entong yang pedagang kelontong.

Saya letakkan kesederhanaan itu di sini, agar nilai kemanusian tetap ada dan indah. Saya buang angan-angan mimpi yang hanya sesaat, karena ada banyak nilai yang bisa dilakukan di sini, di negeri ini. Saya bernyanyi bersama angin, berjalan bersama daun-daun dan batang, tersenyum pada awan dan matahari.

Saya letakkan kesederhanaan itu di sini, di hati, pikiran dan badan ini. Semoga saya peka pada derita manusia yang tak mengerti apa-apa, pada manusia yang bernafas bersama asap polusi dan sampah, yang tertidur berlapis koran, kardus dan karung, yang lupa kalau nasi di tong sampah tak bisa lagi dimakan.

Saya letakkan kesederhanaan itu di sini….. di hati ini, di pikiran ini dan di badan ini…

Monday, November 17, 2014

Aku solat karena aku mencintaiMu…

Aku tidak akan bertanya lagi mengapa ada orang yang rajin solat tapi juga rajin maksiat
Karena aku sudah mendapatkan jawabannya
Mereka hanya daging atau badannya saja yang solat, sedangkan jiwa atau hati dan pikirannya tidak tunduk menyertainya
Aku tidak akan bertanya lagi mengapa ada orang berilmu tapi juga masih suka berbohong
Karena aku sudah mendapatkan jawabannya
Mereka hanya pikiran dan daging atau badanya saja yang berilmu, sedangkan hatinya atau jiwanya tetap dalam kegelapan
Aku tidak akan bertanya lagi mengapa ada orang-orang yang setelah menikah, lebih banyak pertengkaran ketimbang kasih sayang, tidak bertanya lagi mengapa mereka bisa bercerai…
Karena aku sudah mendapatkan jawabannya
Mereka hanya daging atau badannya saja yang menikah, sedangkah jiwa atau hati dan pikirannya tidak ikut menyertai dalam pernikahan

Mungkin dahulu solatku hanya sebatas daging dan badan
Hingga aku sulit merasakan hadirMu Tuhan…
Sekarang aku menyadarinya dan tahu jawabannya
Mengapa aku solat…
Mengapa dagingku atau badanku sujud sepanjang waktu yang kau sediakan
Aku sudah tahu jawabannya mengapa aku solat dan mengapa aku bersujud kepadaMu…
Aku solat karena aku mencintaiMu…
Dagingku atau badanku, jiwaku atau hatiku dan pikiranku tunduk bersujud padamu….
Kami bersama-sama sujud padamu karena kami mencintaiMu….
Dan kami tidak ingin lepas dalam ikatan cintaMu
karena itulah 5 waktu cukup menjaga komunikasi kami padaMu…

Aku juga tidak akan bertanya lagi mengapa ada orang baik dan mengaku tunduk pada Tuhan tapi tetap tidak solat
Karena aku sudah mendapatkan jawabannya
Mereka hanya pikirannya saja yang tunduk, jiwa atau hati dan daging atau badannya tidak sujud padaMu..
atau mereka hanya hatinya saja yang tunduk, pikiran dan dagingnya tidak ikut sujud padaMu...
Cintanya padaMu mungkin tidak sepenuh hati dan jiwa...

Sunday, November 16, 2014

Video pendakian gunung gede...

Ini video yang sempat saya rekam saat mendaki Gunung Gede, Bogor. Sebelumnya saya tidak mendaki lebih dari 3 tahun...


Wednesday, November 12, 2014

Untuk puisi dan sahdu musik...

Tidak ada yang mengajariku untuk mencintai puisi
Namun puisi dapat membuatku tenang
Aku tidak pernah diajarkan mencintai musik
Namun sisiku lebih hidup dengannya
Belum pernah aku diajarkan membuat puisi dan musik
Begitu adanya saja saya membuatnya…

Aku ingin sekali berdiri di tengah penonton
Lalu aku berpuisi dengan sahdu..
Menceritakan makna-makna kehidupan
Tentang apa yang ku cintai dan sayangi
Tentang aku yang tak lain adalah manusia
Tentang kamu yang juga manusia
Tentang kelicikan dan keiklhasan yang hidup berdampingan
Tentang perjalanan hidup
Tentang keinginan yang kadang berubah menjadi kebencian..
Tentang anak muda yang lupa pada negerinya

Hai puisi dan sahdu musik…
Aku tak ingin apa-apa…
Aku tak ingin apa-apa..
Memang aku tak ingin apa-apa...

Tuesday, November 11, 2014

Daging...

Aku sudah bosan melihat sunyi gunung-gunung….
Hasratku biasa saja melihat indah pantai dan gelombang…
Aku tak terkejut tidur di hotel mewah dengan hidangan makanannya
Bibirku sudah terlalu sering memakan makanan yang lezat

Segala kemewahan negeri ini bagai fatamorgana
Banyak yang tak melihat roda-roda ekonomi yang membunuh rakyat biasa
Dan kita biasa saja akan pertumbuhan ekonomi dari para kapitalis
Kita membanggakan dunia barat lalu menginjak-injak budaya sendiri

Bukankah terlalu sempit bila tujuan hidup hanya sampai di ujung dunia
Bukankan semiskin miskinnya manusia adalah yang jiwanya miskin

Kita terlalu mementingkan daging ketimbang jiwa atau roh…
Kita sholat dan berzikir, lalu kita mabuk dan berjudi
Kita umroh dan berhaji, lalu kita jumawa dan korupsi
Dimana roh kita yang sholat dan berzikir?
Dimana jiwa kita yang umroh dan berhaji?

Entah apa ini yang dinamakan kehilangan makna kehidupan….

Aku tak punya apa-apa…

Sejak aku lahir di bumi sampai saat ini, dan sampai selama-lamanya
Aku tak punya apa-apa…
Memang aku tak punya apa-apa…
Apa yang melekat pada diri ini, dari ujung jari kaki sampai ujung rambut,
Semua yang berwarna dari yang kecil sampai besar
Bukanlah milikku…
Aku tak punya apa-apa…

Udara yang ku hirup, tanah yang ku injak
Hanya bagian dimensi yang harus ku lalui
Harta dan makanan yang lezat
Tak satupun dapat ku miliki
Karena aku tak punya apa-apa
Aku manusia
Karena aku manusia
Aku tak punya apa-apa

Wednesday, October 29, 2014

Future...



"Future" by Paramore

Yeah.
Yeah.
That's how you had it, yeah,
Pretty sure.

It is, it's goes clapping a bit.

Something just in that way,
Alright, here we go.

You go up and down this time.

I'm writing the future,
I'm writing it out, loud.
We don't talk about the past,
We don't talk about the past now.

So, I'm writing the future,
I'm leaving a key here.
Something won't always be missing,
You won't always feel emptier.

Ah-ah, mm-mm,
Ah-ah-ah-ah, mm-mm.

Just think of the future,
And think of your dreams.
You'll get away from here,
You'll get away eventually.

So, just think of the future,
Think of a new life.
And don't get lost in the memories,
Keep your eyes on a new prize.

Ah-ah-ah, ah-ah,
Ah-ah-ah, ah-ah,
Mm.

Sunday, October 26, 2014

Terimakasih...


Foto: Edelweis di Surya Kencana Gunung Gede, Oktober 2014
Alhamdulillah... Tuhan Yang Maha Agung, terimakasih atas segala nikmat-nikmat-Mu...

Sunday, October 5, 2014

Kita akan sulit bergerak bila belum iklhas....

Pasca tsunami di Aceh, Delisha bertanya kepada ustad Rahman “Pak ustad, mengapa Delisha berat sekali..”, lalu delisha diam dan berkata lagi “Usat Rahman, mengapa Delisha berat melakukannya…?”. Ustad Rahman diam dan menengok ke Delisha, lalu menjawab “orang yang berat dalam sesuatu hal, itu karena belum iklhas… dia belum iklhas, belum pasrah kepada Allah..”, Ustad Rahman melanjutkan, “Seandainya kita iklhas dan pasrah, maka sesuatu hal itu akan ringan dan mudah dijalankan oleh kita..”.

Itu sepenggal percakapan yang saya ingat pada film Hafalan Sholat Delisha, air mata saya turun tidak henti-hentinya sejak menonton film dokumenter tersebut sampai selesai. Aceh, berhubung saya pernah kesana dan diceritakan oleh supir bagaimana kronologis terjadinya bencana yang dahsyat itu. Saya cepat sekali masuk dalam cerita di film tersebut. Kagum sekali, indah dan penuh hikmah.

Saturday, October 4, 2014

Apa itu geografi manusia….

Bisa-bisa gelar sarjana saya sebagai lulusan geografi dicabut karena tak bisa menjelaskan apa itu geografi manusia?, dan sesungguhnya, saya sendiri tidak begitu tahu apa itu geografi manusia, dan saya mohon para anggota dewan untuk segera membuat undang-undang kepada seluruh sarjana yang lupa akan ilmunya, segera dicabut gelar kesarjanaannya. Saya rasa itu cukup adil…

Dan bila benar undang-undang itu diresmikan maka saya rasa hanya beberapa orang sajalah yang akan bergelar sarjana.

Oke kembali ke georafi manusia, jadi apa itu geografi manusia? Bila anda ingin jawaban yang biasa, sangat gampang, hanya cukup menulis “what is human geography?” di google, atau silahkan cari jurnal-jurnalnya. Sederhana, lalu kita akan mengetahui pengertian dari geografi manusia.

Jadi untuk mengetahui apa itu geografi manusia secara baik dan benar, anda tidak perlu membaca tulisan ini, karena tulisan ini hanyalah tulisan sederhana saya sebagai anak geografi dari kampus negeri ini, bukanlah penemu ilmu geografi manusia dan bukan pula dosen dari geografi manusia.

Namun, izinkan saya menulis sedikit tentang geografi manusia dari pengamatan keseharian saya sendiri, tanpa menggunakan literatur yang tekstual.
                                                                                 …
Saya yakin, setiap ilmu memiliki tujuan, dan tujuan dari ilmu apapun saya rasa untuk manuisa, alam dan lingkungannya. Dan jelas seluruh ilmu akan berkaca pada masa lalu untuk dijadikan pelajaran mengapa masa sekarang bisa terjadi, lalu memodelkan seperti apa masa depan. Kelebihan mempelajari geografi adalah ruang atau spasial, dengan banyak memperhatikan dan peka akan lingkungan dan kehidupannya maka keimanan geografi seseorang akan meningkat.  

Terlalu sempit bila mengatakan geografi manusia adalah sebuah ilmu yang mempelajari manusia atau demografi dengan memperhatikan aspek keruangan atau geografi. Memang tidak salah bila migrasi, urbanisasi, transmigrasi, dan segala hal terkait kependudukan menjadi kunci dalam geografi manusia, dan tidak salah pula bila mengatakan kepindahan penduduk dari suatu lokasi ke suatu lokasi lainnya pasti dipengaruhi oleh alamnya.

Menurut saya, karena ini tentang manusia, maka akan banyaklah yang dibicarakan pada topik geografi manusia, karena kita tahu bahwa manusia adalah pemimpin di alam ini dibanding hewan, tumbuhan dan bahkan alam itu sendiri. Tinggal kita sendiri ingin pergi kemana dan membicarakan apa?. Bayangkan, mempelajari geografi manusia tentunya juga akan mempelajari sumberdaya alam, sumberdaya manusia, ekonomi, politik, budaya, agama, kearifan lokal, fisik lingkungan, dan lain sebagainya. Dan siapa yang bisa memahami itu semua?.

Karena itulah bila kita membaca-baca literatur, pengertian geografi manusia diperkecil batasannya agar tak terlalu melebar jauh, kecuali bila hanya geodemografi, mungkin ini akan lebih jelas dan ringkas ketimbang geografi manusia.

Jadi menurut saya, geografi manusia adalah segala aktifitas manusia pada suatu wilayah/spasial, yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan manusia itu sendiri, yang berpegang teguh pada kemerataan kesejahteraan. Bahasa gaulnya jangan sampai di suatu wilayah ada yang kaya sekali dan adapula yang miskin sekali, ada yang pintar sekali dan ada pula yang bodoh sekali.

Secara tidak langsung, geografi manusia bagi Negara Indonesia berkaitan langsung dengan sila kelima Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, karena bila negara ini adil maka sudah pasti tidak ada lagi kesenjangan sosial, yang mana semua manusia akan makmur dan sejahtera, pelayanan kesehatan yang sama, pelayanan pendidikan yang sama, dan tidak ada satupun manusia yang kelaparan.

Laki-laki harus berani…

Jangan jadi laki-laki klo takut akan resiko, jangan jadi laki-laki klo gak berani ngomong hitam ya hitam dan putih ya putih. Jangan jadi laki-laki klo hidup lebih banyak mengeluh ketimbang bekerja, jangan jadi laki-laki klo lebih banyak nongkrong di mal ketimbang di warung kopi. Dan yang terpenting jangan jadi laki-laki klo berani korupsi. Laki-laki mesti berani mencari rejeki yang halal walau mesti banting tulang. Sehingga anak-anaknya dan isterinya terjaga akan makanan yang haram.

Bro, jangan ngomong tentang laki-laki klo takut akan masa depan, jangan jadi laki-laki klo lw berani sama orang tua tapi takut sama pacar. Heheee….. sangat manusiawi klo kita yang laki-laki berkelakuan nakal saat muda, sudah manusiawi klo ada cewe cantik lalu kita bersuit-suit… tapi yang namanya laki-laki pemberani tidak pernah korupsi, tidak mempermainkan kekuasaan dan tidak mementingkan kehidupan pribadi dan golongannya.

Derajat dunia bakal hancur klo sedikit aja berani curang, sedikit aja ngebentak orang tua apalagi nyokap. Bro, mulai saat ini jadilah laki-laki yang sebenarnya. Tidak meminta-minta uang dari orang tua, dan tidak juga korupsi. Karena itulah, laki-laki sudah sewajarnya nakal tapi jangan bodoh, karena kebodohan membuat kita malas bekerja dan malas berpikir.

Apakah laki-laki baik pasti lebih baik dari yang nakal? Tenang aja bro… sudah ada bukti nyata bahwa ternyata yang korupsi dan yang penjahat adalah mereka yang berdasi, yang tampangnya tampang orang pintar, dan pandai berbicara. Jadi klo lw merasa gak baik saat muda, asal elu adalah laki-laki, maka ketika besar gue yakin elu gak akan korupsi…

Bahkan sepengalaman gue bekerja selama 5 tahun, gue melihat ternyata anak yang dulunya baik-baik, malah gak bisa apa-apa… entah mengapa, Tanya gih sama doraemon.

Sunday, September 28, 2014

Pelangi di atas awan...

Pelangi itu sempurna di atas awan, bernyanyi meniupkan cinta yang tulus. Betapa indah warnanya, semerbak membawa kedamaian hati. Putih dan biru pada gumpalan awan yang berhiaskan jingga, kuning dan merah adalah warna hidup pada mimpi. Jalan setapak heningkan rahasia masa depan yang sulit ditebak. Batu-batu kerikil dan tanah cokelat berhamburan yang berharap pada kesejukan udara siang dan malam.

Mata cokelat yang dikemas dengan senyum kecil, menyeret nafas kepelukan daun hijau, lalu berdansa pada bunga-bunga matahari. Aku pada siang yang gersang dan juga pada malam yang dingin, tertunduk lisan yang bergetar, rasanya ingin tersenyum selalu.

Minggu yang gerah tiba-tiba berubah sejuk sekali, rasa manusiawiku pada alam yang jujur. Aku ingin memujimu, ingin meninggikanmu, ingin meniup senyummu.

Saturday, September 27, 2014

Banyolan politik...

Saya termasuk orang yang jarang menulis tentang politik, tapi kali ini izikan saya menulis beberapa kalimat tentang politik di negeri ini.

Negeri ini adalah pelita cahaya yang penuh dengan pelangi, alamnya bak surga yang diceritakan dalam dongeng, negeri ini seksi sekali. Tidak hanya fisik yang menggoda birahi, udaranya merupakan suara-suara budaya, merdu sekali. Anak-anak kecil masih banyak yang alamiah, yang bermain dengan mentari dan air-air sungai. Pantainya manis sekali, gunungnya tropis vulkanik yang megah menawan. Sebagai anak geografi, saya begitu bahagia dengan Ibu Pertiwi, dia selalu mengajak tersenyum dalam keadaan apapun.

Indonesia, tropical rasa kopi dan rempah-rempah yang membuat lidah selalu senang. Di Aceh saya menemukan bidadari para sultan, di Manado saya bermain dengan wanita-wanita pemandu pangeran, di Jawa mereka berkulit tropis yang seksi. Melayu dan Minang yang cantik, Dayak yang anggun, Ambon yang eksotis, Sunda yang ayu, seluruh wilayahnya romantical tropis. Hey… apakah ini bukan surga?

Negara ini besar dan indah sekali. Namun apa yang diperlihatkan sebagian besar para anggota dewan di pemerintahan? Sungguh, mereka tidak pantas menjadi panutan. Keserakahannya, mulut yang berubah-ubah, tawa bahak yang begitu sombong,… entah belajar dimana mereka tentang kepemimpinan dan kebijaksanaan.

Apa yang mereka inginkan? Tidak pernahkah mereka mendaki gunung lalu melihat betapa indahnya negeri dan betapa bahagianya kesepian yang tenang.
Apa yang mereka inginkan? Tidak pernahkan mereka bermain pantai disinari mentari dan dihempas gelombang, lalu terbecak kagum di bawah laut.
Apa yang mereka inginkan? Sampai mengorbankan harga dirinya dengan kebohongan-kebohongan tanpa ada rasa malu sama sekali.
Apa yang mereka inginkan? Tidak bisakah mereka merasa indah membaca puisi-puisi dan syair-syair lagu.
Apa yang mereka inginkan? Tidak bisakah mereka merasa kagum menyaksikan budaya dan kearifan lokal, berharmoni dengan agama.
Apa yang mereka inginkan? Saya tidak peduli pada mereka, tapi peduli dengan bangsa ini.

Hey banyolan politik, mari kita duduk di warung kopi pak mamat, lalu tertawa bersama-sama, sambil berkata “Aku cinta Indonesia dari alamnya, budayanya, agamanya dan manusianya”.

Thursday, September 25, 2014

Perusahaan sehat….

Perusahaan yang sehat menurut saya adalah:
  1. Outputnya adalah sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan
  2. Sesuatu yang mudah digunakan bagi para penggunanya
  3. Outputnya berkualitas tinggi
  4. Harga yang dijual adalah kompetitif
  5. Tepat waktu dalam pelayanannya dan pekerjaannya
  6. Menang tender bukan karena kenalannya, tapi karena kualitas dari outputnya
  7. Menang tender tidak dengan cara yang salah, tidak berbohong, dan tidak karena sogokan
  8. Pegawai perusahaan digaji sesuai dengan apa yang dilakukannya, dan ada reward bagi yang berprestasi
  9. Gaji pegawai mencakup kebaikan kehidupan pegawai, dengan memperhatikan aspek lingkungan kerja yang nyaman dan membangun jiwa yang kreatif
  10. Gaji mencakup tunjangan layak hidup sesuai tanggungan hidup, kesehatan, tempat tinggal dan lain-lain, disanping yang sudah dijelaskan dalam undang-undang
  11. Bila ini adalah perusahaan swasta maka tidak ada yang berstatus pegwai negeri
  12. Lebih baik, pegawai benar-benar konsentrasi di perusahaan dengan mengembangkan perusahaan bersama-sama, artinya jangan double job di perusahaan lain (kecuali di awal-awal merintis perusahaan agar mampu bertahan hidup)
  13. Membangun manusia adalah tujuan utamanya, bukan membangun perusahaan yang besar secara fisik dan materi
  14. Pegawai-pegawainya adalah orang yang rendah diri atau tidak sombong, tidak boros, kreatif, bersemangat tinggi, ingin hidup lebih baik secara mental dan materi, disiplin sesuai peraturan perusahaan, santai tapi cerdas dan tepat waktu
  15. Perusahaan aktif dalam kehidupan sosial atau aktif pada CSR (corporate social responsibility)
  16. Membayar pajak sesuai hukum yang berlaku

Saturday, September 13, 2014

Saya tidak bekerja untuk dilihat orang...

"Saya tidak bekerja untuk dilihat orang. Saya tak terobsesi untuk menjadi disukai. Saya suka bermain. Saya berusaha kompetitif dan sangat tertarik kepada pengembangan pemain," Diego Simeone - Pelatih Atletico Madrid...

Monday, September 8, 2014

Bila saya tak bisa melawan takdir…

Ada hal dimana saya merasa tidak memiliki kekuatan untuk melawan atau merubah apapun yang ada di depan saya saat ini. Ada hal dimana itu menjadi lingkaran angin yang sulit dihentikan, lalu saya tertunduk tak kuasa melawannya.

Takdir itu bukan yang saya inginkan, bahkan hanya menjadi luka-luka kecil yang membengkak dan membisu. Bila itu tak sanggup dirubah, saya menjadi kerdil yang terbungkam, cerita tak seindah kenyataan. Saya iklhas, hanya itu yang saya bisa….

Mimpi yang menjauh, mata saya perih menghadapya…
Dia ciptakan mimpi-mimpi kecil tak berpucuk…
Bila saya tak bisa melawan takdir, setidaknya dapat melihat ceritanya dalam mimpi yang panjang…

Friday, August 29, 2014

Semarang – Karimun Jawa – Bali (9 hari)

Foto: Jl.Pemuda, Semarang. Agustus 2014
Semarang merupakan kota dimana saya adalah bagian akar turunan orang Jawa, Ibu saya lahir disini, begitupula kakek nenek dari ibu. Tidak heranlah saya begitu berkesan di Kota Semarang ini, dan ketika saya berjumpa sudara di Sayung Demak, saya di ceritakan garis akar keturunan, di ceritakan sejarahnya. Cerita yang runut itu membuat saya berkaca-kaca.
Foto: Lawang Sewu,Semarang. Agustus 2014
Foto: Masjid Agung Semarang. Agustus 2014
Foto: Halte dekat Lawang Sewu,Semarang. Agustus 2014
Tidak banyak tempat yang saya kunjungi di Kota ini, karena tahun 2011 saya juga pernah jalan-jalan ke Kota ini bersama Ibu dan adik saya.

Sempat semalam menginap di Jepara semalam karena kami datang sehabis magrib, sedangkan kapal hanya ada pada pagi hari. Ternyata pagi itu tiket abis, para penumpang hanya bisa mendapatkan tiket melalui calo. Sampai di karimun Jawa pun kami ditawari paket perjalanan wisata oleh calo tersebut, termasuk makan dan tempat penginapannya. Wal hasil pengeluaran kami membengkak, tapi yasudahlah. :D


Foto: Karimun Jawa. Agustus 2014
Foto: Karimun Jawa. Agustus 2014
Foto: Karimun Jawa. Agustus 2014
Foto: Karimun Jawa. Agustus 2014
Sabtu malam saya sampai di Jakarta dan pulang kerumah, lalu subuhnya saya sudah ada lagi di Bandara Soeta untuk melanjutkan perjalanan ke Bali. Mobilitas tinggi namun menyenangkan, karena sebagian besar waktunya saya manfaatkan untuk berlibur, dan hanya sedikit untuk bekerja. Yap… tiket pesawat semuanya ditanggung kantor sebagai tugas dinas.
Foto: Pandawa Beach. Agustus 2014
Foto: Tanah Lot. Agustus 2014

Thursday, August 21, 2014

Padang Bulan

Beberapa pekan lalu saya sempat cover lagu bersama teman saya bernama Budi... Padang Bulan ini merupakan lagu karangan Emha Ainun Najib yang dinyanyikan oleh Anda sebagai soundtrack film Raya yang mengkisahkan wanita modern yang mendapat hikmah setelah melihat kehidupan sederhana di desa-desa pedalaman Pulau Jawa.... liriknya sangat dalam, tentang Manusia, Alam dan Tuhan.

Sunday, August 17, 2014

Happy Independence Day Indonesia

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Soekarno –
Foto: Ujung Genteng, July 2014


Friday, August 15, 2014

Tik tak tik tak…

Jam dinding itu berdetak… tik tak tik tak…
Jaruum panjangnya konstan berputar melingkar
Aku melihat aku yang sedang lelap di tengah malam
Pada Kasur… pada malam yang berdetak, tik tak tik tak…

Tidak hanya pada dinding yang berdetak… tik tak tik tak…
Tubuhku pun berdetak, tik tak tik tak….
Walau tak konstan, dia tetap berdetak tik tak tik tak…
Ini menggambarkan bahwa aku masih hidup…

Tik tak tik tak…. Mengingatkan aku pada amal kebaikanku
Mengingatkanku pada kewajibanku….
Mengingatkanku bahwa aku tidaklah abadi di dunia

Apabila denyutku berhenti sekejap dan hanya dinding yang berdetak, tik tak tik tak….

Wednesday, August 13, 2014

Kau selalu terbayang...

Kau tetap saja mencintaiku…
Tetap memberiku nikmat dan berkah…

 Aku malu… Aku malu….

Lalu aku kembali terjatuh
Dan melupakanMu…
Tapi aku bisa melihat senyumMu..
Bisa melihat mataMu untuk ku…. 
Foto: Ujung Genteng, July 2014

Sunday, August 3, 2014

Sampah #1


Sampah yang dimaksud bukan makna yang sebearnya, ini nama geng kami di Kampus. Sebagai anak UI yang rata-rata rajin belajar, kami terlempar jauh seperti termarjinalkan. Masuk di Departemen Geografi FMIPA UI 2005, membuat kami terheran-heran, sebagian besar mahasiswa di sini anak alim-alim, rajin belajar dan ibadah. Bahkan ketika kami berkumpul di kantin anak sastra, fakultas mipa dijuluki pesantren UI. Bukan pemandangan asing bila melihat wanita berjilbab panjang dan laki-laki bercelana ngatung.

Tak terasa, tahun ini adalah tahun ke 9 kami bersahabat, dengan nama geng yang tak berubah, “sampah”. 

Menurut saya, cerita sampah sejak masuk kuliah sampai saat ini perlu dunia ketahui, Tsah… haha. Yup, banyak kejadian lucu, sangat banyak mungkin, dan tidak pernah sekalipun kami tidak tertawa sampai saat ini. Saya sendiri akhirnya belajar untuk menerima perbedaan dari sampah. Kebanyakan anak-anak di sini tidak lazim, tidak normal, tapi kalian tak akan pernah menyangka bahwa akhirnya anak-anak sampahlah yang paling jago soal kerja di jurusan kami sendiri yaitu di Geografi. Tapi dalam urusan hidup, kami paling berantakan dibanding kawan-kawan kami seangkatan ataupun lintas angkatan. 

Ada beberapa karakter yang melekat di sampah yaitu:
  • Kami terkenal jago main futsal, ini terbukti tahun pertama kuliah, berhasil juara futsal bola plastik se-fakultas dan tahun keduanya kembali juara futsal tapi bola futsal asli se-fakultas juga. Gara-gara ini, kami suka diundang tanding futsal lintas fakultas seperti melawan anak teknik dll. Pernah juga ikut futsal tingkat nasional, tapi sayang pertemuan pertama kami langsung gugur karena melawan juara bertahan yang isinya banyak timnas futsal Indonesia. Haha… prett lah tuh kekalahan.
  • Kami terkenal kere (kecuali beberapa orang). Kami selalu mencari makanan paling murah se UI, diantaranya di warteg kutek, dengan harga 2000 rupiah kami bisa kenyang, tapi karena itu jauh mesti naik bis kuning, sehingga pas balik lagi ke kampus, energi kami habis dan masuk suka telat, nah disinilah kami sering diomelin dosen. Karena sering diomelin kadang kami suka nitip absen lalu main PES di kutek.
  • Hobi kami naik gunung dan jalan-jalan. Bersama anak GMC UI, kami suka jalan-jalan dan naik gunung, GMC itu penikmat alam, berbeda dengan MAPALA UI yang merupakan pecinta alam. Jadi di gunung kerjaan kami adalah bercerita, santai dan ceng-cengan. Prinsip kami anak geo mesti belajar pada alam.
  • Kami pernah manggung di acara ultah geo UI, dan acara perkenalan maba geo UI. Musik merupakan hobi kami yag bikin suasana jadi asiik.
  • Hampir semua anak sampah memiliki kasus dengan dosen, bahkan semester pertama kami nilainya pada kecil-kecil, saya aja 2.3, bahkan ada yang 2.1. walhasil, rata-rata IPK kelulusan kami di bawah 3.
  • Urusan percintaan, sebagian besar kami terkenal sangat cuek, sakin cueknya mungkin sama persis dengan bodoh. Ada yang klo deket sama cewe, bergetar. Ada yang nembak cewek sampe seluruh angkatan dan dosen tahu, ditolak lagi. Ada yang suka php, udah cewenya mau eh gak ditembak-tembak. Ada pula yang gonta-ganti pacar terus dan ada pula yang belum pernah pacaran sampai saat ini. Hahaa… bukan hal yang aneh bila geng kami lebih terlambat soal pernikahan dibanding yang lain. Mungkin kami terlalu menikmati hidup…
Berantakannya hidup kami, menjadikan nama sampah yang paling sesuai. Suatu saat akan saya ceritakan anak-anak sampah yang kocak-kocak.
Bersambung…

Saturday, July 26, 2014

Orang kaya yang berpengetahuan...

Diorama itu bersandar pada cahaya-cahaya bintang di malam hari, sesekali nampak cerah saat bulan menunjukan bulatnya yang gemilau. Terkadang hujan menyapu debu-debu langit yang tak jauh dari bumi, yang juga memanjakan mata untuk terlelap, lalu mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari lingkaran hidup di dunia ini.

Masih dalam suasana Ramadhan yang indah, di mana malam hari disediakan limpahan penuh kasih sayang dan keberkahan, lafaz zikir dan perkataan baik diyakini menjadi pahala yang berkali-kali lipat. Begitu siang, segala perkerjaan baik dan amal soleh, tentunya dicatat para Malaikat. Yang saya ingat, Ibadah puasa ini untuk Tuhan, pahala dan balasannya hanya Dia yang tahu.

Ada hal yang paling saya inginkan yang belum kesampaian di Bulan Ramadhan, yaitu sholat di Mekah. Bisa jadi, ini lebih saya rindukan ketimbang mimpi saya untuk sekedar jalan-jalan di Eropa. Karena itulah, ketika saya sholat malam di Bulan Ramadhan, saya selalu membayangkan sedang di Mekah. Saya tidak bisa membayangkan, betapa damainya sholat malam di Mekah saat Ramadhan.

Di dalam kisah Surat Maryam, Pak Quraish Sihab pada tafsirnya bercerita seorang wanita suci bernama Maryam, yang belum pernah disentuh oleh laki-laki telah dianugrahkan seorang anak yang menjadi Nabi atas kehendak Tuhan. Dia Maryam berteduh pada pangkal pohon kurma, lalu diminta untuk menggerakkan pohon agar buah kurma menjadi rezeki yang dapat menyenangkannya.

Beliau, Pak Quraish menggaris bawahi kalimat “menggerakkan pohon agar buah kurma menjadi rezeki”, menurut beliau di sini dapat dipahami bahwa Tuhan mengajarkan pada manusia bahwa bila ingin mendapat rezeki, maka berusahalah.

Sejak itu, saya merenungkan keinginan saya yang belum kesampaian, terutama mimpi kecil saya untuk sholat di Mekah pada Bulan Ramadhan. Rasanya, saya malu bila ini hanya sebagai keinginan tanpa ada usaha, terutama ketika mendengar cerita tentang Maryam.

Khalifah yang juga mantu dari Rassullah, Syaidina Ali berkata “Jangan pernah memaki dunia, karena itu sarana memperoleh akhirat.. Jadilah orang kaya, berpengetahuan dan penguasa”. Dengan kekayaan, kita bisa lebih bermanfaat untuk sesama, begitu pula dengan pengetahuan dan kekuasaan, asalkan untuk kebenaran dan kebaikan.

Karena itulah, penting bagi saya untuk menjadi orang kaya dan berpengetahuan, sedangkan kekuasaan itu belakangan. Karena saya yakin kekuasaan itu bisa datang sendiri bila seseorang benar-benar diakui kebijakannya, kepemimpinannya, kejujurannya dan lain-lain.

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam mencari rezeki menurut Pak Quraish Sihab, “pertama mulailah dari kesucian, jangan mencari rezeki dengan cara yang tidak benar; kedua, bersungguh-sungguhlah mencari rezeki, jangan setengah-setengah; ketiga, apapun hasil yang diperoleh, syukuri sehingga mendapat berkat”, lalu beliau melanjutkan “ada hal yang lain; Apa yang anda peroleh, sedekahkan sebagian, jangan gunakan untuk yang haram, sedekah itu membawa rezeki yang baru. Jangan hanya disimpan, keluarkan hak orang lain, keluarkan zakatnya, bahkan keluarkan sedekah dan bantu orang lain, itu sempurna rezeki anda. Kalaupun uangnya tidak datang, anda puas, hidup tenang dan berkat.”

Ah, manis sekali cerita Maryam, petuah Syaidina Ali dan pesan Pak Quraish. Rasanya, memang diperlukan usaha yang yang cerdas dan sungguh-sungguh untuk mewujudkan keinginan, termasuk mencari kedamaian agar bisa Sholat di Mekah saat Ramadhan datang.

Sunday, July 13, 2014

Kembali PadaMu...

Aku pernah menghayalkanMu Tuhan..
Tapi katanya apapun khayalanku, pasti salah… karena begitu Agungnya Kau..
Aku pernah ingin memelukMu…
Namun, katanya kau dekat…  memelukku dengan Hikmah…

Aku sangat sadar atas dosa-dosaku sampai saat ini…
Aku sadar dengan kata-kataku yang bisa menyinggung orang lain..

Aku sadar, sangat banyak kekuranganku…
Aku sadar amalku, ibadahku, bacaan Qurán ku tak sebanyak orang lain yang begitu taat kepadaMu..

Ramadhan ini, aku ingin sekali dekat denganMu…
Ramadhan ini, aku  juga ingin merasakan Agungnya malam-malamMu…
Malam Lailatul Qadar….

Aku menyebut namaMu, memohon PadaMu…
Tidak meminta agar aku menjadi orang hebat, bukan meminta menjadi orang istimewa…
Aku menyembahMu, bergantung PadaMu…
Bukan untuk meminta agar aku menjadi orang besar, tidak meminta menjadi orang penuh akan kekuasaan…

Aku selalu berharap dan berdoa, agar aku selalu ada di jalan yang benar…
Jalan yang benar-benar kau restui, yang di dalamnya penuh berkah…

Bila saat ini aku berada di jalan yang belok jauh dari anjuranMu, maka luruskanlah…
Bila saat ini, aku dalam kekeliruan, bantulah aku agar kembali PadaMu…

Tuhan Yang Maha Agung dan Halus… Ampunkanlah segala dosa-dosaKu…
Antarkanlah kepentingan duniaku, sebagai jalan menuju akhiratMu…
Agar kelak, ketika aku menjadi orang kaya, kekayaanku penuh manfaat…
yang mengantarkanku, keluargaku dan orang di sekitarku, kembali kepadaMu dalam keadaan Rahmatan Lil Alamin…

Thursday, July 10, 2014

Rinduku Cinta-Mu...

Hanyalah satu ketaatan dariku
Kau mencurahkan semua rahmat-Mu kepadaku
Dan hanya karena satu kebaikan dariku
Kau memberikan semua Rizqi-Mu kepadaku
Pengasih... penyayang... yang Maha Suci...

Berlimpah dosaku sangat melimpah
dan selalu saja-Kau mengampuni dosa ini
Sudah sepantasnya ku sebagai manusia
merindukan sinar-Mu...Jalan-Mu...Dan pintu-Mu...

Rinduku cinta-Mu
Rinduku cinta-Mu
Ku jatuh pada-Mu
sujudku untuk-Mu
Rinduku cinta-Mu... ooo...
Rinduku cinta-Mu
Sembahku untuk-Mu
dan mengharapkan Ridho-Mu Tuhan

Monday, July 7, 2014

Sudah lama tidak Galau...

Foto: Saya Panda...

Sudah cukup lama tidak galau, lah... gak penting...
Ini foto kurus amat...

hey kamu-kamu yang galau... sini-sini kita pasang foto narsis... :D
Hahahai.... semangat daydeh...

Lalu kita dengarkan lagu-lagu yang ceria, sambil joget-joget... hehee...

Wednesday, July 2, 2014

Diantara gemerlap kehidupan kota...

Alhamdulillah bertemu Ramadhan pada tahun ini dengan sangat santai, kuliah semester 3 pun sudah selesai, tinggal persiapan tesis saja. Berikut adalah wawancara saya dengan saya sendiri:

Dera: “bagaimana kabar anda?”
Daydeh: “Oh… baik sekali, Alhamdulillah”
Dera: “dengar-dengar andah sudah selesai kuliah master ya?”
Daydeh: “wah… tau dari mana anda? Kepooo ya?... hmm belum selesai, Cuma baru selesai kuliahnya, tinggal penelitian”
Dera: “wih… anda hebat sekali ya, bagaimana rasanya jadi mahasiswa master pak?”
Daydeh: “mmmm… pala lu pitak hebaat…. Rasanya sama aja, gak ada yang beda, sebelum dan sampai saat ini”
Dera: “kalo boleh tahu, motivasi apa yang membuat anda melanjuti master?”
Daydeh: “motivasi… hmmmm… apa ya? Awalnya sih Cuma iseng, daripada gak ngapa-ngapain, merid juga kagak”
Dera: “lalu sekarang motivasinya apa? Oh iya dengar-dengar anda sambil kerja ya? Bagaimana anda mengatur waktunya?
Daydeh: “sekarang motivasi saya Cuma pengen cepet lulus, selesai… menikah. Iya betul saya sambil kerja, saya sulit mengatur waktu, makanya saya ancur-ancuran kuliah..”
Dera: “wah, sayang sekali kesempatan itu anda malah ancur kuliahnya, kenapa bisa hancur?”
Daydeh: “ya mau diapain lagi, udah terlanjur…. Selesai subuh saya mandi lalu pergi ke kampus yang membutuhkan waktu minimal perjalanan 2 jam, pulang sore langsung ke kantor lalu kerja sampai malam, malamnya saya mengerjakan tugas kuliah, lalu tidurnya kapan?”
Dera: “nah iya, tidurnya kapan?”
Daydeh: “ya jarang tidur, tidur dimana saja, di bangku saat kerja dan kuliah, atau di kereta, atau di angkot, ya dimana saja saya bisa tidur, sudah biasa tidur tanpa Kasur..”
Dera: “waduh anda ini capek sekali, lalu baiknya seperti apa biar tidak seperti anda dan biar kuliahnya juga tidak hancur, serta bisa menjadi generasi bangsa yang baik…?
Daydeh: “hehee…. Mmmm, berarti saya generasi gagal ya? Mmm awas saya tempeleng anda… okeh saya akan kasih trik biar anda kuliahnya bagus.
  1. Jangan kuliah sambil kerja, karena itu tidak fokus
  2. Kuliahlah sesuai jurusan yang benar2 anda inginkan
  3. Jangan juga mengikuti kegiatan diluar karena akan menyita waktu, seperti kebanyakan ngeband
  4. Tinggallah atau kos dekat dengan kampus
  5. Sebelum kuliah lebih baik anda punya tabungan yang cukup, sehingga anda focus tanpa tergiur pekerjaan
  6. Atau bisa juga dengan beasiswa,
  7. Saat kuliah, berikan yang terbaik, tugas jangan sampai salah dan telat
  8. Kuliah di kampus yang bagus di luar negeri lebih oke kayaknya
Ya itulah saran saya”
Dera: “wah, terimakasih sarannya… semoga bermanfaat, sebelum berakhir wawancara ini, saya mau Tanya lagi, anda menyesal atau tidak dengan kehancuran kuliah”
Daydeh: “sedikit, tp sudah terjadi mau bilag apa… lagian juga, hidup pada kenyataannya bukan masalah nilai”

Akhirnya percakapan kami selesai sampai di situ karena daydeh ada rapat dengan kantornya…
Dera adalah daydeh yang menyaru sebagai reporter, sedangkan daydeh adalah si penulis ini.
Setelah rapat ternyata dera kembali bertanya kepada daydeh.

Dera: “di bulan suci ini, apa yang anda harapkan di bulan Ramadhan ini?”
Daydeh: “selain saya mendoakan yang baik untuk saya sendiri dan keluarga. Saya juga berharap dan berdoa agar umat muslim lebih muslim dan lembut, ucapannya halus, akhlaknya mulia, dan tidak menjelek-jelekan orang lain, apalagi mengkafirkan orang muslim juga...”
Dera: “bagaimana supaya menjadi akhlak yang muslim?”
Daydeh: “hmmmm…. Klo tanya ke saya, saya sendiri masih banyak kekurangan… tapi kita bisa lihat dengan mempelajari sejarah Rasullallah, sahabat-sahabat dekatnya dan para ulama, mungkin juga motivator…. Selama saya pelajari dari kecil, Rosullallah adalah sosok yang sangat mencintai kedamaian, paling bisa menerima perbedaan, bahkan dia menolong orang yang menyakitinya, Rasull tidak pernah mencela orang, apalagi mengkafirkan orang… wong seluruh manusia dianggap sama oleh mereka, sama-sama ciptaan Tuhan yang mesti di bantu… tanpa kekerasan…”
Dera: “wah… saya mau Tanya lagi…”
Daydeh: “wah… sudah-sudah… saya ada kegiatan lagi… kapan-kapan klo ada waktu… “
Dera: “oke terimakasih…”

Tuesday, July 1, 2014

Pengantin Al Qur'an

Foto: Buku Pengantin Al Qur'an karya M. Quraish Shihab
Kelirulah orang yang berkata “Aku jatuh cinta” karena ini mengesankan kebetulan dan tanpa proses dan usaha, bahkan ini mengesankan keterpaksaan. Kalimat itu keliru sebab cinta harus diusahakan dengan sungguh-sungguh. Siapa yang hendak bercinta, maka ia harus memiliki kemahiran, tanpa kemahiran cinta tidak dapat lahir. Dengan kemahiran, seseorang dapat menarik simpati dan kekaguman yang mengantar kepada lahirnya cinta. 

Sungguh benar ungkapan yang menyatakan bahwa tidak ada lelaki atau perempuan yang tidak memiliki potensi mencintai dan dicintai,… yang ada hanyalah lelaki atau perempuan yang tidak pandai melakukan hal-hal yang mengundang rasa kagum dan cinta orang lain.

....
Itulah sekilas tulisan pada halaman 27 di subbab "Proses Lahirnya Cinta", pada buku Pengantin Al Qur'an karangan M. Quraish Shihab. Buku ini sengaja saya beli untuk mengisi waktu di bulan Ramadhan, saya berharap bulan ini penuh dengan cinta, terutama Cinta pada-Mu Tuhan, tanpa memalingkan cinta yang lain sebagai fitrahnya manusia.

Monday, June 30, 2014

Ramadhan Milik Semuanya....


ada yang benci dirinya
ada yang butuh dirinya
ada yang berlutut menyintanya
ada pula yang kejam menyiksa dirinya

kini hidup wanita si kupu kupu malam
bekerja bertarung sekuruh jiwa raga
bibir senyum kata halus merayu memanja
kepada setiap mereka yang datang

dosakah yang dia kerjakan
sucikah mereka yang datang
kadang dia tersenyum dalam tangis
kadang dia menangis di dalam senyuman

oo apa yang terjadi terjadilah
yang dia tahu tuhan menyayang umatnya
oo apa yang terjadi terjadilah
yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa

….
Saya tidak bisa membayangkan bila ada diantara adik saya yang wanita, atau sudara saya yang putri, atau mungkin sahabat saya yang wanita. Tidak bisa membayangkan bila diantara mereka ada yang menjadi PSK seperti lirik yang di buat oleh Titiek Puspa dan terus dipopulerkan salah satunya oleh peterpan.

Sejak kecil, saya suka keluar subuh-subuh di kampung ku di Manggarai, sejak itulah saya tahu ada yang namanya PSK (Pekerja Seks Komersil). Karena masa kecil saya penuh dengan rasa ingin tahu, saya malah mendatangi tempat-tempat keramaian itu, bukan untuk ikut memuaskan nafsu, tapi ingin melihat bagaimana rupa mereka dengan jelas.

Jelas yang ada kesedihan, bagaimana sebelum tengah malam mereka harus berdandan wangi dan seksi, lalu pergi ketempat pangkal mereka, atau tempat-tempat yang sudah dipesan sebelumnya. Dan lebih heran lagi, justru kerabat, sudara dan orang tua mereka tidak melarangnya, dengan penuh terpaksa karena itu bisa membantu membiayai keluarga sehari-hari.

Bulan Ramadhan ini, klo boleh memohon pada Mu Ya Allah SWT, dengan kasih sayang Mu yang begitu hangat, tolong lindungi mereka… tolong kembalikan mereka menjadi manusia yang dekat disisimu… untuk seluruh PSK terutama di negeri ini…. Agar mereka mampu melahirkan generasi-generasi emas, anak-anak yang bermanfaat…. Amiiiiin…. Jaga seluruh wanita di negeri ini… Amiiiiin….

Saturday, June 28, 2014

Ordinary Human...

Why you look so angry? You look like not sincere, you repeat the same sentence which you’ve ever said in the past. I heard again you said that I didn’t believe you. Whereas, how many years we never meet?. The meeting accidentally, don’t you know, it makes me feel very guilty, whether you have not been sincere.

At that times, we were young, I was still so emotional. I also didn’t have much understanding about life. We were just knows that it was something so beautiful, and in the last I made big mistakes by my silence and leaving you.  

I’m ordinary human who don’t escape from mistakes. So, please forgive me and let it happen, you walk what is in front of you and so do I. My tears almost fell down in the last night, I never hated you and sometimes I was laughing alone if I remembered all of us. I never hated you, never…  my apologies for the all hurts which still attached to you.

Tuesday, May 27, 2014

Aceh…


Foto: Masjid Raya Baiturraham, Banda Aceh. May 2014
Ombak itu, menyeretku pada sebuah senyuman yang semerbak pada awan…
Pasir putih mengantarkanku pada mata yang tertata rapih pada malam…
Pada bintang yang tertegun akan silaunya….
 
Foto: Aceh bagian barat laut
Duduk di atas bambu saung tepi pantai, memandang luas biru laut dan langit, di pagari bukit-bukit dan gunung terjal. Aku meresap pada jiwa satu yang memecah karang-karang, ku genapkan emosi yang dulu pergi ke atas langit. Pada muakku dari suara-suara yang membosankan, yang saling menghujat tanpa sadar bahwa kita semua manusia.

Gelombang riak, memandikan alam, memanjakan manusia, memanjakan pria dan wanita. Sanggahan kelam tak menyisakan amarah, terbang bersama angin raja.

Aceh, dengan segala perjalanannya, membentuk suatu sejarah peradaban. Negeri ini bicara alam yang begitu bernyawa, negeri ini bicara Tuhan yang begitu abadi, negeri ini bicara hukum yang tertata, negeri ini bicara bahwa keangkuhan akan mudah dilenyapkan, bila alam sudah ingin melenyapkannya.
Foto: Pantai Lampu'u, Aceh
Pantai Lampu’u yang dahulu pernah dilanda tragedi alam Tsunami kini asri kembali, pantai ini menjadi saksi betapa dahsyatnya alam. Keindahanya telah dikembalikan, agar semua dapat melihat kebesaran Raja yang sesungguhnya. Aku tunduk, sungguh tiada kepantasan bagiku untuk sombong.

Aceh, mengembalikan manusia untuk kedamaian, menyisakan makanan dan minuman yang mendunia. Kopi atjeh seperti pedang tak bertuan, menjadi senjata dalam percakapan dan keseharian, rasa dan aromanya memabukan dan mencandukan, sungguh dalam rasanya. Kopi aceh membawaku pada diam, berfikir lebih dalam…

Aceh menyisakan bidadari-bidadari yang senyumnya hanyut di kepala, matanya mampu membuat sultan-sultan tunduk. Damaiku di bumi itu, aku tidak ingin kembali, aku ingin tetap di situ… aku ingin tetap di situ….
Foto: Kopi Atjeh

Wednesday, April 30, 2014

Ada Perbedaan Terbelesit...

Ada yang berbeda pada percakapan kami, kali ini pembicaraan terasa memiliki perbedaan, kaya akan informasi yang tidak biasa. “di Jakarta itu orang pada sibuk, mereka semua berlari, dikejar target harus begini dan begitu…” kata teman ku “beda sama di Aceh, kita santai, bisa ngumpul dan ngopi-ngopi sepulang kerja, kapan saja kita bisa ketemuan, tidak terburu-buru dan tidak harus begini dan begitu…”

Saya akui, memang saya begitu sibuk dan berusaha mencapai target-target. Ah… saya iri dengannya. Tapi terbelesit saya menangkisnya dalam persamaan pendapatnya, ya saya memang setuju apa yang di katakannya, memang dalam perbedaan tempat maka ada perbedaan gaya hidup.

Namun, tidak mungkin juga Jakarta yang sudah menjadi kota seperti ini, berubah cepat menjadi kota yang santai. Dan saya akui juga bahwa akan sangat sulit hidup di Jakarta bila dalam kesehariaannya terlalu santai. Ah… biarlah perbedaan itu menjadi pelukis cerita dalam percakapan kami, dalam hidup kami.

Setidaknya, sesibuk apapun hidup di Jakarta dan seberat apapun mencar nafkah di Jakarta, saya tetap iklhas. Saya akan jalani kesibukan-kesibukan ini dengan santai dan senyum, menikmatinya seakan saya sudah lupa dengan yang namanya santai. Memperhatikan orang-orang yang sabar bekerja dari Bogor ke Jakarta dengan commuter line, setidaknya seperti melihat orang yang teguh kuat dan begitu sabar. Mengaca padanya bila ada keluhan, “ahhh… kawan, bila kesibukan ini adalah yang terbaik hidup di Jakarta, seberat dan sepelik apapun yang kau ceritakan pada Jakarta… maaf, aku tetap jalaninya dengan iklhas…”  

Sunday, April 20, 2014

Hari bahagia…

Selesai solat zuhur hari ini, sajadah bergerai hanyutkan duniaku. Melikuk lembut mengingatkan halusnya sentuhan seseorang yang selalu ada di sisiku. Yang selalu menampar keangkuhanku, yang mampu menjatuhkanku untuk menjadi manusia seutuhnya, dan yang sanggup membuat genangan mata ini banjir meluap tak tertahankan.

Senyumnya lebih dari malaikat pengasih sayang, marahnya hanya menyadarkanku kembali menjadi manusia sederhana, dan tidurnya… tidurnya lebih dari bayi yang lahir, begitu sucinya. Bahkan aku tak tahu apa dia memang kekasih Sang Pencipta.

Tadi pagi aku menjemputnya, lalu mengantarnya ke sekolah tempat ia belajar… yup tempatnya belajar yang saat ini duduk di semester 5 untuk gelar sarjana, padahal usianya sudah 50 tahun. Dia ibuku, aku tak sampai mengerti apa yang beliau pikirkan. 

Foto: Dama, Opank, Dini, Mamah, Daydeh, Maret 2014
Ahhh ibu… biasa aku memanggil “mama”, ah mama… asal kamu senang, aku akan mendukungmu selalu. Menjadi pemimpin dan ibu bukanlah hal yang mudah, namun dia telah membuktikannya, beliau mampu. Belum lama anak bungsunya mendapa gelar sarjana, saya sebagai anak pertama Alhamdulillah saat ini sedang studi master, sedangkan anak yang tengah walau hanya D2 tapi dia telah membina rumah tangga dan dikaruniai bayi yang lucu sekali, yup… sangat lucu…
Foto: Zorrel usia 1 minggu
 Zorrel Mazka Adebran Herdian adalah cucuk dari mamahku, usianya kini 7 bulan dan sudah memenangkan 3 kali juara 1 lomba foto dan 1 kali juara 2 lomba foto. Kehadirannya terlihat membuat mamah lebih bahagia, karena kami sebagai anak-anaknya sudah tumbuh menjadi dewasa. Sering ku perhatikan betapa Zorrel tenang dan anteng bersama mamahku ketimbang mamahnya sendiri.
Foto: Zorre and Family, maret 2014
Yup, karena itulah saya percaya bahwa kebahagiaan terletak di dada masing-masing orang, terlebih keluarga sendiri… Alhamdulillah…..

Just fun...

Hey you...
yes, you..
Hi you...

I'm daydeh....


Saturday, April 12, 2014

Harmony



Aku mengenal dikau
Tak cukup lama... separuh usia ku
Namun begitu banyak... pelajaran
Yang aku terima

Kau membuatku mengerti hidup ini
Kita terlahir bagai selembar kertas putih
Tinggal kulukis dengan tinta pesan damai
Kan terwujud Harmony...

Segala kebaikan...
Takkan terhapus oleh kepahitan
Kulapangkan resah jiwa...
Karna kupercaya...
Kan berujung indah

Kau membuatku mengerti hidup ini
Kita terlahir bagai selembar kertas putih
Tinggal kulukis dengan tinta pesan damai
Kan terwujud Harmony...
by Padi - Harmony

Saturday, April 5, 2014

Bila mampu lebih membahagiakan, mengapa hanya cukup membuatnya tertawa...

Percaya atau tidak percaya, waktu cepat sekali berputar. Setiap harinya manusia memiliki cerita yang berbeda-beda, dan berbeda pula cara menyikapi waktu yang cepat itu. Tanpa disadari, sejarah melihatkan hikmah yang sari patinya dapat dijadikan pelajaran. Yang tak mau belajar, ya suka suka dia.

Sungguh, saya tidak nyaman bila hidup ini hanya untuk kesenangan semata. Saya ingin menjadi orang yang bermanfaat, bukan karena ingin surga akan kebaikan, bukan. Menjadi manusia yang terlalu biasa juga membuat saya gerah, terlalu statis membawa kebosanan hidup.

Bila mampu membantu banyak orang, mengapa membantu sedikit orang. Atau bila mampu berbuat lebih baik kemanfaatannya, mengapa hanya baik. Bila mampu melihat kehidupan sampai ke ujung dunia, mengapa harus terus berputar di sini. Bila hari ini seharusnya banyak hal yang bisa di lakukan, mengapa cuma diam. Bila ada cinta yang indah, mengapa memilih yang menyakitkan. 

Bila sebagian orang ada yang pesimis pada negeri ini atau pada dirinya sendiri, maka aku adalah bagian optimis. Negara ini terlalu indah dan keramahannya membuat aku begitu mencintainya, Negara besar yang sedang tumbuh berjuang untuk kesejahteraan bersama. Aku pun berjuang semampu ilmu yang ku punya, dan terus ku tingkatkan agar lebih banyak yang  bisa ku beri. Tak ada batas Negara dalam kebaikan, karena aku adalah warga dunia.

Bila aku mampu lebih membahagiakan keluarga, mengapa hanya cukup membuatnya tertawa.

Saturday, March 8, 2014

Andai matamu melihat aku...

Haruskan aku menulis 1001 kata untuk hadapi getaran kerisauan, arti malam yang menggigilkan badan, dari sisi sudut aku menjamah. Dimana pantai pasir menenangkan hati, riuh ombak ajarkan canda tawa. Langit biru dan awan tanda hidup begitu damai.

Tapi aku disini, bersama kereta dari stasiun cikini ke stasiun bogor, selalu begini dan kadang aku terlelap bersamanya. Aku berangkat saat matahari sedang intip kegelapan, dan aku pulang ketika dia ingin pergi, aku kehilangan siang.

Aku bersabar, sampai waktunya nanti aku bisa menatap matamu, siangmu, pasirmu, ombakmu, dan semua genggammanmu…

Monday, February 17, 2014

Mengapa kau sangat emosi...

Engkau… mengapa engkau sangat emosi…
Hai engkau… mengapa kau sangat emosi…

Engkau… mengapa engkau sangat emosi…
Hai engkau… mengapa engkau sangat emosi…

Engkau… tahukah engkau, aku takut melihatmu marah…

Hai engkau,
Hai engkau,
Hai engkau,

Sunday, February 16, 2014

Bisa saja salah langkah... tapi tidak untuk di sesali...

Pagi ini aku hirup udara sejuk, ditemani burung-burung kecil di kandang yang bersuit-suit, ditatap heran oleh anjing gemuk berwarna putih yang mirip babi. Di depanku, berbagai pohon menjalar dan berdiri usang, aku sendiri di depan bangunan tua tempat semalam aku tidur.

Ku kecap kopi hitam hangat dan ku hisap sebatang rokok mild, sambil mendengarkan lagu di laptop ini dengan youtube yang jaringannya 1.2 m.

Hal-hal yang indah, membisikan telinga dan bernyanyi. Cerita suram, terbang tipis melayang di udara, berputar sekilas mengingatkan masa itu. Aku dengan apa yang bersamaku, belajar bersama menjadi lebih baik, meski ada hal yang pasti sakit di hati. Namun aku yakin, itu hanya sebua klise untuk tampil menjadi matang dan dewasa.

Hari yang baru, menatap kita untuk di jejaki, mereka sediakan banyak pilihan. Ada yang penuh cinta, ada yang penuh kesulitan dan ada yang penuh tantangan. Bisa jadi di suatu jejak itu, kita terjatuh sakit dan tergelincir, atau bisa jadi kita salah jalan dan kembali mencari jalan yang lebih baik. Bersama siapapun kita berjalan, bisa jadi hal yang sulit dilupakan karena indahnya atau kelucuannya.

Ah… ku nyalakan lagi rokok yang baru, ku kecap lagi kopi hitam itu.

Bila aku bingung tanpa ada jawaban, maka aku akan memilih satu ketegasan, walau itu pahit. Bukan masalah benar atau salah dalam memilih, namun seberapa besar keberanian mengambil resiko tersebut. Lalu ku nikmati perjalanan yang ku pilih, walau mungkin bisa saja aku salah. Maka aku akan lebih banyak berdoa dan meminta tolong, tolong bantu perbaiki sikapku yang salah Tuhan. 

Aku optimis, berpikir positif, aku tenangkan langkah dan damaikan diri, ku sederhanakan hidup dan cinta.

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...