Keempat hal ini, merupakan sesuatu yang terus ku jalani, walau tak tahu nanti jadi apa. Belum lagi, keinginan untuk bisa kuliah di eropa dan menjadi pengusaha nantinya. Padahal untuk menjadi pengusaha, tak perlu belajar lama-lama secara formal. Namun, jiwa ini ingin merasakan hidup yang lebih gila lagi.
Tanggung jawab yang ku pegang memang terasa berat akhir-akhir ini, tapi aku menikmatinya. Emosilah yang bermain, bukan apa-apa yang ku miliki. Gunung dan Pantai adalah perjalanan yang paling damai, terlebih jika saat itu aku merasakan sesak dan bosan. Tapi, keseringan ke gunung dan pantai juga bosan.
lalu aku mencoba menjadi guru Privat, ternyata unik. Di sini aku mulai berfkir lagi bahwa manusia harus berinteraksi dengan manusia lainnya, tak bisa ditawar-tawar. Aku mengajar di daerah dengan ketinggian kurang dari 10 meter di bawah permukaan laut (jakarta pusat), kuliah dan ngekos di ketinggian sekitar 70 mdpl (depok). Sedangkan gunung, lebih dari 2000 mdpl.
Keterkaitan antara aku dan alam semakin kuat, dengan melihat bentuk kota metropolitan, desa dan hutan. Aku sadar inilah geografi, sebuah interaksi alam dan manuisa. Dari sinilah aku melihat Kegungan Sang Pencipta.
Aku pun sadar bahwa aku membutuhkan wanita, walau selalu aku tahan dan terus ku tahan. Aku ingin merasakan cinta, ingin merasakan pelukan dengan gairah bibir dan tubuh yang telanjang tanpa malu.
oh... betapa indahnya itu...
dengan kerlip cahaya kota di malam
lalu kita berjalan di pagi hari...
berdua dan bermesraan
kita melihat anak-anak kecil tertawa, kitapun tertawa...
dan semua menjadi milik kita...
karena hanya ada kita berdua di dunia...
pada saat itu, kita ingin ini selamanya....
(sorry, pikiran ini sedang melayang-layang, belum saatnya! Sampai Allah swt menemukan kita)
Tanggung jawab yang ku pegang memang terasa berat akhir-akhir ini, tapi aku menikmatinya. Emosilah yang bermain, bukan apa-apa yang ku miliki. Gunung dan Pantai adalah perjalanan yang paling damai, terlebih jika saat itu aku merasakan sesak dan bosan. Tapi, keseringan ke gunung dan pantai juga bosan.
lalu aku mencoba menjadi guru Privat, ternyata unik. Di sini aku mulai berfkir lagi bahwa manusia harus berinteraksi dengan manusia lainnya, tak bisa ditawar-tawar. Aku mengajar di daerah dengan ketinggian kurang dari 10 meter di bawah permukaan laut (jakarta pusat), kuliah dan ngekos di ketinggian sekitar 70 mdpl (depok). Sedangkan gunung, lebih dari 2000 mdpl.
Keterkaitan antara aku dan alam semakin kuat, dengan melihat bentuk kota metropolitan, desa dan hutan. Aku sadar inilah geografi, sebuah interaksi alam dan manuisa. Dari sinilah aku melihat Kegungan Sang Pencipta.
Aku pun sadar bahwa aku membutuhkan wanita, walau selalu aku tahan dan terus ku tahan. Aku ingin merasakan cinta, ingin merasakan pelukan dengan gairah bibir dan tubuh yang telanjang tanpa malu.
oh... betapa indahnya itu...
dengan kerlip cahaya kota di malam
lalu kita berjalan di pagi hari...
berdua dan bermesraan
kita melihat anak-anak kecil tertawa, kitapun tertawa...
dan semua menjadi milik kita...
karena hanya ada kita berdua di dunia...
pada saat itu, kita ingin ini selamanya....
(sorry, pikiran ini sedang melayang-layang, belum saatnya! Sampai Allah swt menemukan kita)