“Saya bersyukur menjadi orang yang tidak rendah hati, karena dengan itu saya tidak akan mendapatkan apa-apa” Jose Mourinho. Mourinho, pelatih sepak bola Madrid saat ini telah mempengaruhi pemikiran saya secara tidak langsung. Kata-katanya yang frontal berhasil dibuktikannya, kali ini dia berpendapat dengan kesombongannya, beliau mampu menggapai prestasinya. Maka tidak heran saya selalu mendukung tim yang dilatihnya.
Saya senang dengan kata-kata pedasnya, dengan sikap sombongnya kepada musuh-musuhnya. Terkadang kata-kata itupun meresap dalam kehidupan saya, terimplementasi pada pemikiran saya, karena saya juga egois. Mourinho lahir menjadi pemenang, akal sehatnya mematahkan teori-teori gaya sepak bola. Ini seperti matematika dan ekonomi, mahzab baru dari Mourinho memberikan cara pandang yang berbeda dan indah.
Mourinho pernah berkata jangan pernah membandingkan diri kita dengan orang lain, karena kita selalu kalah. Kata-kata yang terlontar seperti membaca buku-buku Andrea Hirata, atau mendengar motivasi Mario Teguh. Impian yang terpendam begitu dalam, rasanya menjadi indah. Tinggal bagaimana cara dan kemampuan menggerakannya menjadi cepat. Cepat dan metode seharusnya menghasilkan sesuatu, bila tidak maka saya akan berlama-lama dalam kegagalan. Atau seperti kata Ikal, “kegagalan adalah kebodohan yang dipelihara…”
Saya senang dengan kata-kata pedasnya, dengan sikap sombongnya kepada musuh-musuhnya. Terkadang kata-kata itupun meresap dalam kehidupan saya, terimplementasi pada pemikiran saya, karena saya juga egois. Mourinho lahir menjadi pemenang, akal sehatnya mematahkan teori-teori gaya sepak bola. Ini seperti matematika dan ekonomi, mahzab baru dari Mourinho memberikan cara pandang yang berbeda dan indah.
Mourinho pernah berkata jangan pernah membandingkan diri kita dengan orang lain, karena kita selalu kalah. Kata-kata yang terlontar seperti membaca buku-buku Andrea Hirata, atau mendengar motivasi Mario Teguh. Impian yang terpendam begitu dalam, rasanya menjadi indah. Tinggal bagaimana cara dan kemampuan menggerakannya menjadi cepat. Cepat dan metode seharusnya menghasilkan sesuatu, bila tidak maka saya akan berlama-lama dalam kegagalan. Atau seperti kata Ikal, “kegagalan adalah kebodohan yang dipelihara…”