Pikiran ini melambung tinggi, hampa tak berisi, tertekan karena tak terasa semakin tinggi. Jiwa ini tak bisa terbaca, tidak mengerti, tidak bisa terdengar dan tidak bisa terlihat. Hati ini terlalu tertutup tanpa pondasi kokoh yang kuat bagai baja, lemah sekali. Dimana masa depan itu yang dipuja, mereka hanya asap putih tak berwujud.
Aku bersalah, bersalah... tak mampu menjaga anugerah. Ingin menangis tapi tidak bisa dan tak biasa. Aku salah, yup kesalahan yang tidak bisa terjawab.
Sekali lagi, otak ini tak mampu berfikir, antara yang kanan dan kiri putus tak bisa menterjemahkan perasaan. Sungguh bodohnya, selalu saja dibayangi rasa ketakuan. Satu-satunya yang masih tersisa, yang dapat dijelaskan, cuma emosi... ya cuma emosi. Karena emosi ku cuma tahu mana yang menyenangkan dan mana yang tidak.
Dan orang-orang di sekelilingku berkata “don’t give up and don’t back down..”, mereka selalu berkata itu, dan disadari suara merekalah yang ku butuhkan saat ini.
Hingga hari-hari belakang ini cuma melamun, melamun di setiap waktu... karena tak bisa berfikir....