Diorama itu bersandar pada cahaya-cahaya bintang di malam hari, sesekali nampak cerah saat bulan menunjukan bulatnya yang gemilau. Terkadang hujan menyapu debu-debu langit yang tak jauh dari bumi, yang juga memanjakan mata untuk terlelap, lalu mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari lingkaran hidup di dunia ini.
Masih dalam suasana Ramadhan yang indah, di mana malam hari disediakan limpahan penuh kasih sayang dan keberkahan, lafaz zikir dan perkataan baik diyakini menjadi pahala yang berkali-kali lipat. Begitu siang, segala perkerjaan baik dan amal soleh, tentunya dicatat para Malaikat. Yang saya ingat, Ibadah puasa ini untuk Tuhan, pahala dan balasannya hanya Dia yang tahu.
Ada hal yang paling saya inginkan yang belum kesampaian di Bulan Ramadhan, yaitu sholat di Mekah. Bisa jadi, ini lebih saya rindukan ketimbang mimpi saya untuk sekedar jalan-jalan di Eropa. Karena itulah, ketika saya sholat malam di Bulan Ramadhan, saya selalu membayangkan sedang di Mekah. Saya tidak bisa membayangkan, betapa damainya sholat malam di Mekah saat Ramadhan.
Di dalam kisah Surat Maryam, Pak Quraish Sihab pada tafsirnya bercerita seorang wanita suci bernama Maryam, yang belum pernah disentuh oleh laki-laki telah dianugrahkan seorang anak yang menjadi Nabi atas kehendak Tuhan. Dia Maryam berteduh pada pangkal pohon kurma, lalu diminta untuk menggerakkan pohon agar buah kurma menjadi rezeki yang dapat menyenangkannya.
Beliau, Pak Quraish menggaris bawahi kalimat “menggerakkan pohon agar buah kurma menjadi rezeki”, menurut beliau di sini dapat dipahami bahwa Tuhan mengajarkan pada manusia bahwa bila ingin mendapat rezeki, maka berusahalah.
Sejak itu, saya merenungkan keinginan saya yang belum kesampaian, terutama mimpi kecil saya untuk sholat di Mekah pada Bulan Ramadhan. Rasanya, saya malu bila ini hanya sebagai keinginan tanpa ada usaha, terutama ketika mendengar cerita tentang Maryam.
Khalifah yang juga mantu dari Rassullah, Syaidina Ali berkata “Jangan pernah memaki dunia, karena itu sarana memperoleh akhirat.. Jadilah orang kaya, berpengetahuan dan penguasa”. Dengan kekayaan, kita bisa lebih bermanfaat untuk sesama, begitu pula dengan pengetahuan dan kekuasaan, asalkan untuk kebenaran dan kebaikan.
Karena itulah, penting bagi saya untuk menjadi orang kaya dan berpengetahuan, sedangkan kekuasaan itu belakangan. Karena saya yakin kekuasaan itu bisa datang sendiri bila seseorang benar-benar diakui kebijakannya, kepemimpinannya, kejujurannya dan lain-lain.
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam mencari rezeki menurut Pak Quraish Sihab, “pertama mulailah dari kesucian, jangan mencari rezeki dengan cara yang tidak benar; kedua, bersungguh-sungguhlah mencari rezeki, jangan setengah-setengah; ketiga, apapun hasil yang diperoleh, syukuri sehingga mendapat berkat”, lalu beliau melanjutkan “ada hal yang lain; Apa yang anda peroleh, sedekahkan sebagian, jangan gunakan untuk yang haram, sedekah itu membawa rezeki yang baru. Jangan hanya disimpan, keluarkan hak orang lain, keluarkan zakatnya, bahkan keluarkan sedekah dan bantu orang lain, itu sempurna rezeki anda. Kalaupun uangnya tidak datang, anda puas, hidup tenang dan berkat.”
Ah, manis sekali cerita Maryam, petuah Syaidina Ali dan pesan Pak Quraish. Rasanya, memang diperlukan usaha yang yang cerdas dan sungguh-sungguh untuk mewujudkan keinginan, termasuk mencari kedamaian agar bisa Sholat di Mekah saat Ramadhan datang.