Ada orang yang bingung untuk apa berdoa, ada pula yang kerjanya hanya berdoa. Ada orang yang berusaha mati-matian untuk mendapatkan impiannya, ada pula orang yang hanya bermimpi namun tak berusaha. Ada orang yang berusaha untuk mendapatkan kebahagian, namun ada pula yang merasa sudah bahagia.
Negeriku Indonesia dengan ragam budayanya sangat bervariasi, masing-masing mempunyai keyakianan yang kuat. Cara berfikirnyapun didasarkan atas banyak dorongan seperti agama dan kepercayaan hingga tidak heran bila negeri ini sibuk memperdebatkan keyakinan tanpa ada yang mau mengalah. Semuanya merasa paling benar.
Negerikku Indonesiaku memiliki tanah dan laut yang luas. Sangat luas sampai-sampai orang asing beramai-ramai datang untuk mencari sumberdaya yang akan menghasilkan uang nantinya. Namun akhirnya ini sangat ironis bila melihat kenyataan yang ada. Justru negeri ini memiliki jumlah pengangguran terbesar di kancah asia tenggara. lalu... kemana tanah ini?
Kita semua pasti tau bahwa tidak ada tempat di tanah bumi ini yang tidak memiliki sumberdaya, ini sudah dikatakan dalam Al Qur'an bahwa tidak ada yang sia-sia di muka bumi ini.
Coba lihat daerah bantul yang kering lontang seperti tak ada kehidupan dengan tanah berbatu atau kars yang kering sepanjang tahun, namun ternyata memiliki satu kelebihan yang sangat mahal yaitu tumbuh subur pohon jati. Coba bayangkan berapa harga pohon jati? Kalimantan yang luas memiliki pohon yang beruang. Papua dengan emasnya. Bangka dengan timahnya. Irak dengan minyaknya.
Mahatma Gandi pernah bilang dunia ini cukup untuk menghidupi seluruh manusia asal tidak ada keserakahan. Peraih nobel, Paul Krugmen dengan New economic geography tahun 2008 lalu pun menuturkan betapa dunia ini semestinya mampu membiayai hidup seluruh manusianya, dengan melihat produksi unggulan disetiap wilayah. Semestinya Indonesia dengan ragam sumberdaya alamnya pun mampu menyetarakan kemakmuaran, bukan dalam mimpi, namun seharusnya sudah terjadi.
Saya terkejut sekali dengan pemikiran Pak Presiden pertama kita yaitu Bung Karno yang dalam idenya Ibukota negara akan dipindahkan ke Palangkaraya Kalimantan, bukan lagi di Jakarta. Semua ahli lingkungan dan ekonomi tahu bahwa pindahnya Ibukota negara ini akam membawa kemakmuran yang merata, hingga tidak semeraut ini. Jakarta sudah sangat kacau, bukankah dengan melihat Ibukota negaralah maka akan terlihat seluruh negara?
Yang lebih mengherankan lagi Pulau Jawa semakin banyak pembangunan jalan padahal jumlah manusia semakin bertambah dan makanan utama negeri ini yaitu padi hanya dapat tumbuh subur di Jawa. kedepan mungkin kita harus impor beras...
Mebicarakan inilah yang membuat saya tertarik bergelut dalam ilmu geografi ekonomi, bukan GIS yang lagi ngetren saat ini... yup, mudah2an ada jalan belajar di eropa, negeri legenda yang penuh peradaban...
Negeriku Indonesia dengan ragam budayanya sangat bervariasi, masing-masing mempunyai keyakianan yang kuat. Cara berfikirnyapun didasarkan atas banyak dorongan seperti agama dan kepercayaan hingga tidak heran bila negeri ini sibuk memperdebatkan keyakinan tanpa ada yang mau mengalah. Semuanya merasa paling benar.
Negerikku Indonesiaku memiliki tanah dan laut yang luas. Sangat luas sampai-sampai orang asing beramai-ramai datang untuk mencari sumberdaya yang akan menghasilkan uang nantinya. Namun akhirnya ini sangat ironis bila melihat kenyataan yang ada. Justru negeri ini memiliki jumlah pengangguran terbesar di kancah asia tenggara. lalu... kemana tanah ini?
Kita semua pasti tau bahwa tidak ada tempat di tanah bumi ini yang tidak memiliki sumberdaya, ini sudah dikatakan dalam Al Qur'an bahwa tidak ada yang sia-sia di muka bumi ini.
Coba lihat daerah bantul yang kering lontang seperti tak ada kehidupan dengan tanah berbatu atau kars yang kering sepanjang tahun, namun ternyata memiliki satu kelebihan yang sangat mahal yaitu tumbuh subur pohon jati. Coba bayangkan berapa harga pohon jati? Kalimantan yang luas memiliki pohon yang beruang. Papua dengan emasnya. Bangka dengan timahnya. Irak dengan minyaknya.
Mahatma Gandi pernah bilang dunia ini cukup untuk menghidupi seluruh manusia asal tidak ada keserakahan. Peraih nobel, Paul Krugmen dengan New economic geography tahun 2008 lalu pun menuturkan betapa dunia ini semestinya mampu membiayai hidup seluruh manusianya, dengan melihat produksi unggulan disetiap wilayah. Semestinya Indonesia dengan ragam sumberdaya alamnya pun mampu menyetarakan kemakmuaran, bukan dalam mimpi, namun seharusnya sudah terjadi.
Saya terkejut sekali dengan pemikiran Pak Presiden pertama kita yaitu Bung Karno yang dalam idenya Ibukota negara akan dipindahkan ke Palangkaraya Kalimantan, bukan lagi di Jakarta. Semua ahli lingkungan dan ekonomi tahu bahwa pindahnya Ibukota negara ini akam membawa kemakmuran yang merata, hingga tidak semeraut ini. Jakarta sudah sangat kacau, bukankah dengan melihat Ibukota negaralah maka akan terlihat seluruh negara?
Yang lebih mengherankan lagi Pulau Jawa semakin banyak pembangunan jalan padahal jumlah manusia semakin bertambah dan makanan utama negeri ini yaitu padi hanya dapat tumbuh subur di Jawa. kedepan mungkin kita harus impor beras...
Mebicarakan inilah yang membuat saya tertarik bergelut dalam ilmu geografi ekonomi, bukan GIS yang lagi ngetren saat ini... yup, mudah2an ada jalan belajar di eropa, negeri legenda yang penuh peradaban...
No comments:
Post a Comment