Alhamdulillah… kata-kata ini selalu hadir di bibir dari sejak sampai di Bandara Soekarno-Hatta menuju Jeddah, ada rasa bahagia dan ada rasa sedih.
|
Foto: Perjalanan dari Bandara Soeta 20/4/2019 |
Saya merasa bahagia karena tanpa rencana panjang, tiba-tiba kami ada di Tanah Para Nabi, dan tentunya kebahagian itu memuncak karena saya ditemani oleh isteri dan kedua anak kami yang usianya baru 3 bulan dan 2 tahun 3 bulan, dan syukur pula adik saya ikut sehingga kami bisa satu kamar sekeluarga di hotel.
Sementara itu saya pun merasa sedih karena datang kesini masih dalam keadaan kotor, tidak bersih hati dan kelakukan. Tentunya banyak sekali dosa-dosa yang saya lakukan selama hidup, dan saya sendiri tidak yakin apakah dosa-dosa tersebut dapat diampuni oleh Allah SWT. Dan sedih inipun menjadi-jadi karena saya datang ke Tanah yang paling Suci, Kota Madinah dan Kota Mekkah.
|
Foto: Masjid Quba, Madinah |
Pertama kali sampai subuh di Madinah kami Sholat di Masjid Quba karena tidak kekejar solat di Masjid Nabawi. Melihat masjid ini di waktu subuh dengan lampu yang sederhana dan bangunan yang elegan serta burung-burung yang berterbangan membuat anak pertama kami Lintang Matadiraya melek dan terkejut, ya dia senang dengan burung merpati. Masjid ini merupakan Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW, dan memiliki keutamaan.
Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa yang telah bersuci (berwudhu di rumahnya), kemudian mendatangi Masjid Quba lalu shalat di dalamnya dua rakaat, maka baginya sama dengan pahala umrah." (Sunan ibn Majah, no 1412).
|
Foto: Masjid Nabawi, Madinah |
Di waktu duha atau sekitar jam 10an pagi, kami diantar ustad sebagai guide kami, ke Masjid Nabawi. Kami diajak ke tempat paling dijabah doanya di Masjid ini, yaitu Raudhah atau Taman Surga. Saya membawa anak pertama si Lintang, dan isteri saya membawa adiknya si Raia. Saya pikir masuk ke Raudhah akan mengantri berdesak-desakan, ternyata membawa anak kecil bisa langsung masuk lewat jalur khusus tanpa berdesakan. MasyaAllah… saya sangat terkejut, Raudhah menjadi tempat pertama saya dan Lintang sholat dan berdoa di Masjid ini.
Rasulullah SAW bersabda, “Tempat yang di antara rumahku dan mimbarku adalah raudhah (taman) di antara taman-taman surga.” (HR. Bukhari).
|
Foto: Lintang Matadiraya mau Sholat |
Aura di sini sangat berbeda, beda sekali, selain Masjid Nabawi yang memiliki keutaman namun di Raudhah ini dijanjikan langsung oleh Rasulullah SAW menjadi salah satu tempat paling dikabulkan doanya. Di sini, air mata kita sebagai manusia mudah sekali jatuh, MasyaAllah… ya mudah sekali apalagi buat manusia yang bergelimpangan dosa-dosa seperti saya. Dan entah mengapa rasanya dekat sekali dengan Allah SWT.
Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “seandainya kalian berbuat dosa sehingga tumpukan dosa itu setinggi langit kemudian kalian benar-benar bertaubat, niscaya Allah akan menerima taubat kalian.” (Shahih Ibnu Majah).
|
Foto: Jabal Uhud, Madinah |
"Jika kita hendak melihat bukit yang terdapat di surga, maka ziarahlah ke Bukit Uhud. Nabi SAW bersabda, 'Bukit Uhud ialah salah satu dari bukit-bukit yang terdapat di surga'," demikian hadis yang diriwayatkan HR Bukhari.
Kami pun diajak melihat jejak-jejak Rasulullah SAW di Kota Madinah, melihat jejak perang Uhud yang selama ini hanya tahu dari Kitab Suci Al Qur’an. Serta kami Miqat atau niat Umroh dan berihram di Masjid Bir Ali di Madinah. Dari Bir Ali kami berangkat ke Mekah untuk melakukan Rukun Umroh selanjutnya. Selama perjalanan kurang lebih sekitar 4 sampai 5 jam ke Mekah dari Bir Ali, pemandangan yang kita lihat hanyalah padang pasir dan gunung-gunung berbatu. Kata ustad kami, Rasulullah SAW dulu umrohnya dengan berjalan kaki dan ditemani Unta. Begitu beratnya perjuangan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW dalam menegakkan Agama Allah SWT sampai harus berhijrah ke Kota Madinah dari Mekah karena diancam dibunuh, lalu ketika sudah kuat pengikutnya beliau datang kembali ke Mekah dengan berbondong-bondong demi menegakkan kebenaran.
|
Foto: Miqot di Masjid Bir Ali, Madinah |
Segala hal yang diceritakan dalam Hadist dan Kitab Suci Al Quran sangat-sangat jelas dan terasa oleh kita yang berziarah ke Tanah Suci ini. Bahkan saya merasa seperti melihat Al Qur’an dan kebenaran jejaknya, padahal saya baru di Kota Madinah dan Mekkah saja, belum yang lainnya.
2 comments:
Saya tidak kuat ke tanah suci. Dua kali hendak nekat kesana tapi takut pingsan menahan rindu. Mau belajar ilmu kebal tangisan dulu
Masyaallah... sungguh mulia hatimu bud
Post a Comment