Friday, March 14, 2008

dunia

Dunia adalah jembatan kecil yang mengajak aku bercanda dalam kecantikannya, sedangkan bumi adalah sajadah berdebu karena kehampaan dalam ramainya cinta. Jika raja-raja duduk dalam tajamnya mimpi akan ketentraman maka ombak tak akan menangis sedu, mungkin seperti serigala yang menyeru pada keabadian dari kegelapan.

Kawan, pernahkah kau lihat anak kecil menangis karena cinta, cintanya adalah surga, dan airmatanya adalah liangan berlian langit ke tujuh. Kau tak’an bisa sepertinya! Karena mereka turun dari lapisan indah dari Sang Kuasa.

Hari ini, sudahlah segala cobaan-cobaan yang merayu manusia untuk berpaling dari kebenaran dan keyakinan. Aku sudah bilang padanya agar jangan pernah menantang ku, dimanapun aku berada, karena akan sia-sia. Aku lahir karena makna dan simbol, menjadi kokoh setiap angin menampar ku. Bahkan anak panah sangat takut melihat aku di sini. Karena kebahagiaan tak bisa dicari dan diukur.

cacing dalam lumpur

Aku adalah cacing dalam lumpur

Terinjak, nempel di bawah sepatu kulit

Aku adalah tupai di ranting

Meloncat dan meloncat

Untuk sebuah ketahanan tubuh

Aku hanya ingin menikmati perjalanan

Seperti burung laut yang bebas

Cinta adalah semangat

Rindu adalah nyawaku

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...