Sunday, March 17, 2013

Tidak mengapa salah...

Apa salahnya bila melakukan kesalahan? apa salahnya bila hidup tidak sesuai dengan apa yang dikatakan buku-buku, kitab-kitab dan apapun tentang hidup ideal. Apa salahnya bila lebih banyak air mata yang keluar ketimbang tawa ria? Apa salahnya bila aku mencintai yang salah? dan apa salahnya bila kita menjalani hidup penuh dengan kesulitan?

Katanya kita mesti jalani hidup dengan hati-hati, terus bila sudah hati-hati ternyata salah juga gimana? Mau terus menyalahkan? Pasti enggak ada habis-habisnya menyalahkan. Terus kalau sudah salah siapa yang mau dengannya?

Entah kenapa saat ini memikirkan sesuatu? misalkan ada seorang wanita yang cerai dan umur sekitar 30an, sudah punya anak dua atau tiga. Terus siapa cowok yang mau, kalau para lelaki malah diajarkan untuk mencari cewek yang baik-ba ik dan masih bersih? coba bayangin?

Kasihan ya kalau itu cewek malah dapet cowok yang enggak bener lagi.

Untunglah cinta itu buta, karena kalau tidak buta siapa yang akan menghiasi hidup orang-orang seperti itu, ya enggak mesti seperti itu deh. Pokoknya orang-orang yang sering melakukan kesalahan, ya seperti saya sendiri misalkan.

Agak kesel  memang, kebanyakan orang mengajarkan dan mengagungkan hidup yang ideal. Dan hidup ideal memang kebanyakan diajarkan disekolah, sehingga terkadang orang pintar sangat takut akan kesalahan. entah mengapa saya tidak pernah setuju dengan itu, tidak setuju bila yang dikejar manusia adalah sebuah kesempurnaan.

Kalau cinta ya cinta aja, enggak ada alasan…  Entah pada siapa, pada yang lebih mudakah, yang lebih tua kah, yang jandakah.Pada siapa saja itu bisa terjadi… Tanpa alasan…
Seperti aku mencintaimu,,,  tak beralasan…

Saturday, March 9, 2013

Nadi

Foto : Monas, Des 2012
Seperti biasa… Saya berjalan dengan goresan-goresan silet yang hampir saja mengenai nadi di tangan. Rasanya, ingin lalui segalanya dengan darah yang menyerbuk dengan hancurnya hidup. Jiwa merekah tanpa sadar, mengelilingi naluri untuk tidak mengerti. Saya terlalu buta dengan cerita tentang taman-taman di hati, kerasnya tanpa sadar memukul hasrat dengan hati yang senja.

Terkadang, hidup tak bisa terkontrol. Lalu menyadari bahwa ini dan itu menjadi salah yang berulang-ulang, berulang-ulang, berulang-ulang tanpa dipedulikan dan dipelajari dimana kesalahannya. Saya bingung, tak sanggup memandang segala teka-teka hidup ini. Bingung ternyata apa yang dijanali tidak seirama dengan apa yang diinginkan. Lalu kesalahan itu terjadi dan terjadi lagi, dan saya bingun harus berkata pada siapa? atau ditahan dan dipendam seperti waktu dulu, lalu saya pasrah dan memuncak emosi.

Tidak ada semangat, sungguh ini serasa hambar… seperti langit yang entah dimana ujungnya. Mimpi saya seperti sehelai bulu elang yang melayang di udara, terbawa angin kencang khatulistiwa. Ini menyiksa, pelan-pelan mengiris darah putih yang menyelinap dalam kulit dan air tubuh. Abstrak, itu tidak bisa digambarkan dan dijelaskan. Terlalu banyak bicara....

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...