Saturday, January 31, 2009

Jalan-jalan dan Prestasi

foto : wajah baru daydeh di anyer

Beberapa hari terakhir di bulan ini memang agak sedikit enjoy dalam kasat mata, namun secara batin saya masih saja kepikiran dengan satu hal yang namanya skripsi. perjalanan terakhir saya di bulan ini yang diawali dengan pergi ke Tegal dan bermandi air panas guci, diikuti jalan-jalan ke berbagai instansi pemerintah untuk mencari referensi.
Tanggal 22 Januari, setelah menyelesaikan urusan di kantor oseanografi LIPI, saya melanjutkan ke Dufan untuk sekedar refresing sekalian menemani sahabat saya yang dari Sumatera. Nhely namanya, namun setelah sampai di dufan dan setelah naik salah satu permainan yang ekstrim, ia tidak lagi berani naik permainan yang ada di dufan kecuali istana boneka dan ekstrim log. Akhirnya kami hanya membuang uang begitu saja... payah anak itu...
Tanggal 27-28 Januari, saya dengan beberapa teman kampus dan si nhely ikut juga, pergi ke anyer. Di sana kami menginap sehari di salahsatu penginapan yang murah dan tepat di pinggir pantai. Di pantai hanya bermain ombak, berenang dan bercanda sambil melihat pemandangan laut selat sunda yang pernah saya jajaki beberapa bulan yang lalu.
Tanggal 30 Januari, sahabat kampus satu angkatan dan pernah tidur bareng, ia merayakan pernikahan di Bidakara. Sesko namanya, perayaan yang terbilang eksklusif ini membuat saya menganga... kapan saya nikah? lulus kuliah aja belum...
Tanggal 31 Januari ini, saya akan mendatangi acara wisuda sahabat satu kosan dan satu angkatan serta satu jurusan. Casmito atau yang akrab dipanggil mas toto telah bersusah payah berjuang dan berhasil mendapat gelar S1 dengan waktu 3,5 tahun. Selain mas toto, ada juga alam yang satu angkatan, mereka berdua membawa sejarah bahwa geografi UI akhirnya ada yang lulus 3,5 tahun.
foto : anyer

Geografi UI 2005, menurut saya sangat istimewa, ini karena banyak mahasiswanya yang berprestasi. Mulai dari anak yang sukanya main sampai yang senang berorganisasi dan belajar, semuanya memiliki prestasi. Tahun lalu, anak-anak geografi 2005 yang IP-nya pada jelek, berhasil juara GIS se-Indonesia yang diadakan oleh Teknik Geodesi ITB. Dan tahun ini, Trie Setiatmoko berhasil menjadi ketua BEM UI, hebat kan? Tahun lalu, ketua-ketua organisasi fakultas dipegang oleh anak geografi 2005.
Masih ada satu semester lagi geografi UI 2005 melangkah bersama, masih adakah prestasi yang muncul? saya yakin akan terus ada prestasi sampai anak geografi 2005 telah lulus, lihat saja nanti.
foto : wandi dan Lisa (Juara GIS 2008)

foto : Juara Futsal semusim tahun 2006

foto : keluarga besar geografi UI 2005 di LAPAN

Friday, January 9, 2009

Kebahagiaan yang relatif

Ternyata… dari apa yang saya lihat dari kehidupan saya dan orang lain, semua sama saja jika harus bertanya apakah mereka hebat? Mereka bodoh? dan Mereka bahagia?. Mereka yang kaya raya mungkin bisa merasakan nikmat belanja dan makan seenak-enaknya, namun saat ia harus ke luar dan bertemu dunia yang nyata dari keadaan alam dan perilaku seseorang yang berbeda, kebanyakan dari mereka merasa khawatir dan tak bisa merasakan keindahan alam dan budaya manusia. Khawatir takut dirampok atau dibunuh sehingga gerakan hidup mereka menjadi terbatas, akhirnya ada beberapa atau banyak tempat yang dianggap membawa petaka hidup.

Di sisi lain, ada orang miskin atau bahkan sangat miskin yang merasa selalu bahagia. Mereka bisa menikmati hidupnya tanpa harus dikejar-kejar waktu, bisa merasakan keindahan alam dan dapat bergaul dengan siapa saja dan dimana saja. Kelihatannya memang mereka bodoh, namun karena pengetahun mereka yang tidak terlalu banyak tentang globalisasi, akhirnya ia bisa santai dan senyum dengan iklhas.

Saat saya pergi ke Tegal pada tahun baru ini, ternyata keadaannya sama saja seperti di Jakarta. Banyak sekali anak muda dengan kendaraan bermotor atau jalan kaki menuju tempat keramaian seperti di alun-alun, ada yang teriak-teriak sambil buka baju di atas motor dan ada yang jalan-jalan saja dengan teman kencannya..

Tapi tidak sedikit pula yang diam dirumah tanpa peduli dengan tahun baru, sebagian dari mereka mengatakan “apa sih yang mereka (orang yang mereyakan tahun baru di kota-kota) cari?”. Apa sih yang mereka cari, adalah sebuah pertanyaan yang menjelaskan tentang keinginan.. setelah ku pikir-pikir benar juga ya, apa yang dicari dari kesenangan itu.. jika orang menganggap hal seperti itu adalah sia-sia maka tak dapat merasa senang di tempat seperti itu atau yang lebih indah dari tempat itu…

Saya senang ke gunung, ketika merasa sangat lelah saya akan merasakan sangat nikmat apalagi ketika sampai puncak, batin saya sangat lega. Saya tidak peduli dengan orang yang hidup di kota atau di perkampungan, apalagi dengan orang-orang pandai bersilat lidah namun tak sesuai dengan kenyataan. Tapi saat di Tegal kemarin, saat saya sedang duduk sambil memandang kolam renang yang akan saya jadikan tempat refresing, saya melihat anak kecil sekitar 3 tahun jatuh saat berjalan dengan kedua orang tuannya. Saat saya berbincang-bincang dengan sang ayah itu yang bernama mas Bangun, ada beberapa kata yang membuat saya menunduk dan merenung. Ia bilang ia juga senang jalan saat masih muda, dari tidur di jalanan sampai naik gunung, namun ia merasa kesulitan yang dirasakan saat masih muda itu hanya untuk sebuah kesenangan dan kebebasan.

Sampai akhirnya ia bilang “sesulitnya saat itu hanya untuk kesenangan, sedangkan kehidupan sebenarnya tidak semua orang bisa merasakan kesenangan terutama dari kehidupan keluarga, tantangan kehidupan nyata dalam rumah tangga jelas lebih sulit dari kesulitan mendaki puncak gunung dan tidak semua orang bisa berhasil menjalankan kehidupan yang nyata ini”

Kata-kata ini sangat mengguncang perasaan dan otak saya, cerita saya kepada mas Bangun tentang pengalaman bertualang selama ini sungguh memalukan. Memalukan karena saya belum merasakan hidup yang nyata, yang banyak mendapat kesulitan sesungguhnya. Terlebih saat ia menceritakan pengalamannya saat di Papua dan Aceh sebagai utusan untuk menyiarkan agama Islam di tempat-tempat terpencil. Bapak yang juga seorang guru ekonomi ini, kini mempunyai 2 anak yang lucu dan sopan. Setidaknya dia memberi hikmah dari rumahnya yang terpencil nan jauh di Slawi sana, hikmah antara kebebasan dan kebahagiaan sesungguhnya.

Wednesday, January 7, 2009

perjalanan tahun 2008

Tahun baru Hijriah dan Masehi… mudah-mudahan lebih bermakna lagi kedepannya. Pastinya semua orang menginginkan itu, sebuah perubahan yang lebih baik dalam menyikapi hidup. Sebelum melangkah jauh ke depan, alangkah baiknya melihat apa yang sudah dikerjakan selama setahun terakhir sampai saat ini.

Januari

· Sakit lemah badan hampir pingsan pas tahun baru

· Ke Desa Tanjolaya untuk menghadiri PSEG

· ke Gunung Slamet Jawa Tengah dengan anak2 GMC

Februari

· Awal kuliah semester 6

· Awal nge-kos di gg. Matrial deket kampus, sampe ngutang karena gak ada duit

· Mulai ngajar private Sutan (anak SMP kelas 2)

Maret

· Ke Marunda Jakut, studi lapangan mata kuliah geo perkotaan

· Awal ngajar kesya (anak SMP kelas 3) dan mulai kenal dengan keluarga Bu Wanny (Ibunya Kesya)

April

· UTS

· Ke Pacitan Jawa Timur, kuliah lapang 3 dan jalan-jalan ke Goa Gong

· Ke Jogja setelah pulang dari Pacitan dan jalan-jalan di Malioboro

Mei

· Manggung jadi gitaris (lagu begitu indah, Padi) dan vokalis (lagu Di balik awan, Peterpan) saat acara geografi day’s di kampus. Kami ditimpukin dan disurakin gara-gara bawain lagunya berantakan, karena kami manggung tanpa latihan, Cuma nekat)

· UAS

Juni

· Nonton Padi di margocity saat acara dancer happy competition

· Latihan Navigasi dan SAR anak GMC di Bogor

· Pertama kalinya ikut SAR beneran bersama anak Wanadri dan anak pecinta alam lainnya di Gunung Salak saat pesawat Cassa jatuh, seluruh korban meninggal dengan naas.

· Pertama kalinya ngajar Risha (SMP kelas 2 sekarang) adiknya kesya

July

· Pertama kali ngajar Tia (SMA kelas 1) sudara saya di Bojonggede

· Berenang di Atlantis Ancol bareng anak yayasan Nurul Iman Jafariah

· Nulis biografi saya

· Banyak nonton film Korea dan Mandarin saat liburan

Agustus

· Ke Gunung Halimun dalam acara membantu belajar surfifal di alam untuk anak pecinta alam karyawan astra sunter , belajar makan tumbuh-tumbuhan di hutan.

· Ikut melatih GPS untuk Depdiknas di Bogor

· Ke Gunung Sundoro di Wonosobo Jawa Tengah dalam pelantikan ca’ang GMC

· Nonton Indonesian Next Star di Indonsiar live, hehe.. masuk TV

September

· Awal kuliah semester 7

· Puasa Ramadhan, banyak banget acaranya, bisa di lihat pada blog sebelumnya

· Makan di beberapa tempat resto dan makanan yang berbeda-beda

Oktober

· Ikut bantu ngentri data selama 3 hari buat data survey sebaran minyak subsidi

· Makan di bolo2 resto Jepang margonda

· Jalan-jalan ke Kota Tua bareng temen kampus dan makan eskrim di Ragusa deket Istiqlal

· Ke kelapa gading, makan dan cuma iseng aja dari kampus yang gak ada kerjaannya

· UTS

November

· Nonton Netral dalam acara Backstage RTC UI di lap. parkir Psikology UI

· Ikut Pelayaran Kebangsaan Ilmuan Muda di Selat Sunda yang diadakan oleh DEPDIKNAS

· Nginep di Hotel Mega sebelum jalan ke selat sunda

Desember

· Masih suasana Selat sunda dan menginap lagi di Hotel Mega

· Mendapat teman baru dari Aceh sampai Papua, bareng-bareng ke harco mangga dua

· Ke Monas dan ke Bandara Sukarno Hatta dengan Nhelly, anak Unsri dan Bangka.

· Ke Pelabuhan sunda kelapa, nginep dan sekalian survey tugas kuliah

· Ke Taman interaksi di Koja, bantu survey anak S2 Perkotaan

· Nginep di Apartemen Cilandak selama dua hari untuk membantu anak S2

· UAS

· Tahun baru ke kota Tegal

Tahun 2008 benar-benar membangun hidup ku, mulai dari perasaan yang sangat terjatuh, sampai perasaan benar-benar ada di atas awan. Banyak sekali kenangan di tahun ini, yang akhirnya membuat aku berfikir dan benar-benar memandang hidup seutuhnya walau masih banyak yang kurang.

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...