Saturday, November 24, 2007

survey ke kelurahan gudang, bogor. perjalanan yang menyeramkan

Rt 03/07 ialah daerah dari kelurahan gudang yang berada di tengah-tengah rw lain di sepanjang kali pangicatan yang bermuara ke sungai cisadane, rumah-rumah di sini berada sejajar dengan kali namun agak sedikit ke atas, sekitar satu meter dari permukaan air kali yang saya lihat pada siang itu, jalanan rumah-rumah di sana hampir semuanya miring sekitar 45°, rata-rata rt 03/07 menggunakan air pam untuk minum, namun ada juga yang mempunyai air pompa sumur yang digunakan hanya untuk keperluan mandi dan nyuci seperti pada rumah pak Supriatna yang kebetulan menjadi responden saya. namun kata Pak sidik yang bertetangga dari pak supriatna, air sumur sudah tak layak pakai karena airnya sudah bercampur dengan air sungai yang bau dan berwarna, dan hanya perlu menggali selitar 3 meter sudah terlihat air sumurnya. Di rt 03 ini terdapat wc umum yang digunakan untuk mandi dan nyuci serta minum, air di wc umum ini berasal dari mata air yang dibuat oleh warga sejak dulu, lalu saya di antar oleh pak sidik untuk melihat mata airnya, ternyata yang saya lihat adalah sebuah patahan yang besar, berbatasan langsung dengan sungai, patahan itu terdapat banyak celah untuk mengeluarkan air, patahan ini tingginya menurut saya sekitar 5-6 meter, airnya dialirkan dengan pipa ke wc umum oleh warga. Patahan ini dapat dilihat di foto, dan kata warga lain “yang mempunyai air sumur di daerahnya sudah tidak ada, paling kalau ada, paling hanya satu rumah.” Jarang warga yang mempunyai wc karena kotoran biasanya langsung ke kali, bahkan sampah pun buangnya ke kali pangicatan itu sehingga daerah ini sering mengalami banjir sampai masuk kerumahnya.

Di bagian hilir dari rt 03/07 ini terdapat rw 01 dan rw 06, di rw ini sebagian besar penduduk menggunakan air pam untuk minum, dan menggunakan wc umum untuk mandi. Banyak diantara mereka yang membuang air besar di sungai duduk saja, apalagi saat malam hari, kecuali warga yang sedikit mampu ekonominya, yang mempunyai wc walau akhirnya mengalir ke sungai juga. Sama seperti di rw 07, di rw 01 terdapat wc umum yang airnya berasal dari patahan mata air, namun sekarang sudah sedikit air yang mengalirnya, kata warga setempat. Pak putra dan ibu pipi, ialah seorang pedagang yang tinggal di sisi kali, mereka sangat berharap adanya pembangunan air bersih untuk rumah selain PAM namun harganya harus murah, dan mereka juga berharap adanya sepiteng bersama yang letaknya jauh dari sungai, karena jika dekat dengan sungai akan berbahaya pada saat musim hujan, yang menyebabkan penduduk dekat sungai selalu banjir. Namun banyak warga dari kelurahan yang mengatakan bahwa daerah kelurahan gudang lebih baik dibanding di sebrangnya (bogor selatan, yang disisi kali pangicatan itu juga), karena daerah bogor selatan lebih kebawah sehingga banjirnya sangat parah. Dapat dilihat di foto (termasuk wc umumnya)




Di bagian hulu dari rw 07 terdapat rw 09, rw 02 dan rw 11, daerah ini memang lebih tinggi dibanding rw 07, 06, dan 01. sehingga banyak warga yang rumahnya tidak terkena banjir, namun bagi warga yang tinggal di samping sungai, banjir pasti terjadi karena bentuk sungai yang berkelok-kelok (meander). Bahkan ada yang tiap musim hujan selalu banjir sampai ke pinggang atau sedada ibu-ibu, di rw 09, 02 dan 11, banyak warga yang peduli dengan kebersihan namun mereka putus asa karena banyak juga sampah yang dibuang ke sungai dari daerah bogor selatan yang merupakan sebrang sungainya. Di rw 11 terdapat mata air yang ditampung dengan kolam seperti kolam renang, luasnya sekitar 20 meter, airnya terlihat bening dan digunakan untuk mandi, kolamnya hanya buka pada hari minggu, di samping kolam itu terdapat patahan yang cukup besar (ada di foto). Kata seorang pendeta yang merupakan responden saya mengatakan “orang sini mah susah untuk diajak kerjasama dalam menjaga lingkungan, saya pernah mengajak namun yang terjadi malah keributan.”




Kesimpulan : sebagian besar masyarakat menggunakan air pam untuk minum, untuk mandi dan cuci selain minum, 50% dengan air pam dan 50% mata air, biasanya yang selain minum dengan pam juga, orang itu tergolong mampu, namun yang menggunakan mata air untuk mandi dan nyuci biasanya yang tidak mampu dan harus rela mengantri dari pagi jam 3 malam. Ekonominya kebanyakan pedagang kecil seperti warung kelontong, dan juga sebagai supir. Pendidikan di bawah sma, sepertinya di sana banyak sarang preman karena saya sering melihat orang pada ngumpul dengan badan bertato dan anting, bahkan didepan jalan umum mereka ada yang meminum minuman keras.

Saturday, November 10, 2007

di balik awan

Di balik awan


Ku tak selalu begini terkadang hidup memilukan

Jalan yang kulalui untuk sekedar bercerita

Pegang tanganku ini dan rasakan yang ku derita

Apa yang kuberikan tak pernah jadi kehidupan

semua yang ku inginkan menjauh dari kehidupan

Tempat ku melihat dibalik awan aku melihat dibalik hujan

Tempat ku terdiam tempat bertahan aku terdiam dibalik hujan

Pegang tanganku ini dan rasakan yang ku derita

Pegang tanganku ini genggam Perihnya kehidupan

Apa yang kuberikan tak pernah jadi kehidupan

semua yang ku inginkan menjauh dari kehidupan

Tempat ku melihat dibalik awan aku melihat dibalik hujan

Tempat ku terdiam tempat bertahan aku terdiam dibalik hujan

Peterpan

Ketika mata ini tak lagi bisa melihat ke depan, dan ketika akal tak bisa lagi berfikir. Kepedihan yang saya rasakan bisa sedikit terobati dengan awan-awan yang menutupi gunung atau dengan hujan yang menenangkan alam ini, kejadian ini persis apa yang saya alami beberapa hari yang lalu saat saya ada di Pangalengan, Bandung bagian selatan.

Hawa yang dingin diselimuti kabut serta rintikan hujan selama saya disana memaksa tubuh ini tunduk akan kuatnya alam ini, terlebih ketika saya pergi ke desa-desa kecil di sana dengan kehidupan yang sangat sederhana, atau ketika saya melihat hamparan hijau yang terdiri dari kebun teh, strawbery dan sayur-sayuran yang melimpah luas.

Di sana seperti surga yang ada dalam bayanganku, betapa syukurnya saya saat ini, terlebih beberapa tahun terakhir ini. Bagaimana tidak? Saat ini saya berada di lingkungan orang-orang yang baik, tidak seperti saat saya sekolah, terutama saat SMP yang kerjanya tauran dengan sekolah lain atau dengan warga, apalagi ketika mengingat pada saat itu saya sering berjudi, berkelahi dan melawan guru, ditambah teman-teman dan lingkungan yang sering mabuk pil, ganja atau suntik. Semua itu sudah saya lihat dengan mata telanjang, untungnya saya hanya sempat merasakan rokok saja (sekarang uda gak loh), jika ada yang menawarkan saya untuk mabuk pada saat itu, saya mencoba menjauh. Saya tidak tahu jika saat itu saya tidak melawan godaan karena ada beberapa teman saya yang over dosis karena itu semua, tapi walau saya tak ikut bermabuk-mabukkan, jika ada tauran saya selalu ikut, aneh memang, saya sendiri kurang mengerti mengapa masa kecil saya digunakan dengan yang negatif.


"hanya dengan bercerita, pikiran ini segar kembali"



Bintang

Tadi malam, saya sedang duduk tiba-tiba terdengar suara peawat kencang sekali, mata saya langsung tersentak melihat pesawat dilangit yang gelap pada saat itu, setelah pesawat itu menjauh saya duduk kembali. Tanpa disengaja saya melihat bintang-bintang berkumpul dan banyak sekali, saya amati dengan penuh kagum dan ternyata bintang itu membuat gambaran seperti dua telapak tangan yang besar saling bersentuhan seperti telapak tangan kaum perempuan berjilbab saat ingin bersalaman dengan orang yang bukan mukhrimnya.
Hatiku sedikit bingung, kenapa bintang seperti itu, tak lama kemudian bintang itu bergerak dan menyebar sehingga menyerupai banyak telapak tangan yang kecil-kecil selain itu telapak tangan itu tiba-tiba bertepuk tangan, saat itu saya semakin bingung dengan suasana malam dilangit, telapak tangan itu pun bergerak dan kini menyerupai kepala orang dengan tangannya terlihat dari atas, orang itu semakin banyak.
www.le.ac.uk
Tak lama kemudian bintang itu hilang sehingga langit menjadi gelap, tiba-tiba bintang-bintang itu muncul lagi, tetapi kali ini menyerupai sebuah buku yang sedang dibaca, berselang beberapa detik buku itu berubah menjadi seorang perempuan jilbab sedang membaca buku, yang terlihat saat itu tidak hanya satu orang yang sedang membaca buku. Bintang-bintang membuatku bertanya-tanya apa maksud semua ini, bintang yang tadinya menyerupai tangan kini barubah menjadi seorang wanita sedang membaca buku.

Akhirnya bintang-bintang itu kembali menghilang, tapi tak lama kemudian muncul sebuah lilin dengan apinya terlihat dilangit yang gelap itu sehingga langit menjadi terang kembali, setelah itu lilin itu terbang dengan sendirinya dan membuat cairan lelehan lillin baru yang membentuk garis lurus yang sangat rapih dan teratur, dari lelehan cairan lilin itu tiba-tiba muncul lilin baru diatasnya sepanjang garis itu, sehingga pada malam itu terasa romantis buat hidup saya karena malam menjadi terang dengan adanya lilin-lilin yang memanjang membentuk garis lurus, saat merenungi maksudnya teba-tiba terdengar suara laki-laki dari langit yang mengatakan bahwa “hendaknya manusia memperhatikan langkahnya agar berada dijalan yang lurus!” saya semakin kaget dan terkejut.

Mendengar suara itu saya akhirnya sadar bahwa saya sedang mimpi dan akhirnya setelah suara itu saya bangun dan kaki saya terasa gatal oleh gigitan nyamuk setelah bangun, pada saat itu waktu menujukan jam 1 malam tanggal 2 november 2007. saya akhirnya bangun dan shalat malam agar hati terasa tentram dan saya berharap mimpi ini dapat memotivasi semangat hidup saya agar di jalan yang lurus sebelum kembali kepada-Nya.

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...