Friday, August 29, 2008

wonosobo

Wonosobo

Hari kamis sampai minggu kemarin saya pergi ke wonosobo untuk mendaki gunung sundoro. Di sana saya melihat wilayah dataran tinggi Dieng, juga melihat jelas pemandangan jawa tengah dari puncak sindoro diantaranya saya melihat gunung slamet, sumbing, merbabu, merapi dan lawu.

Ada hal yang paling saya kagumi di sana, kehidupan perkampungan yang sederhana membuat saya lelah akan keinginan-keinginan yang tidak jelas. Kesederhanaan petani membuat saya berpikir berulang kali tentang hidup ini, tentang kenyataan hidup ini. kemana saya harus berlayar dalam pencarian cahaya?

Saya lelah dengan tawa-tawa, lelah juga dengan omong kosong. Di dingin malam yang berhembus angin kencang itu membuat aku sadar bahwa aku harus kembali ke jalannya, kembali ke dalam pelukkan cinta-Nya. Saya tak melihat apa-apa di puncak gunung itu, hanya melihat awan-awan di langit dan beberapa puncak gunung lainnya, semua ini sama seperti di puncak gunung lainnya, seperti itu saja.

Namun, mendengar Ramadhan! Saya merasakan cinta itu datang kembali, sebuah gerakan hidup menuju cahaya. Melepaskan debu-debu kotor dalam tubuh, istirahat terindah dengan air mata di malam hari. Saya berharap dapat sedikit mencium tubuh Ramadhan, mencium wanginya cinta yang pernah membawa saya terbang dalam istana-istana Rayyan.

Ya Allah… walaupun Kau semakin terlupakan di atas modernisasi dan kecerdikan manusia

Ya Allah… walaupun Kau tak dapat ku lihat dengan mata normal ini ataupun dengan alat secanggih mungkin

Biarlah aku tetap bersujud menyembah-Mu…

Ya Allah… jangan tawarkan aku surga dan jangan menakuti ku dengan neraka

Tetapi ajarkan aku berbalas kasih dengan orang tua ku

Ya Allah… tetaplah berikan harta dan ilmu yang banyak

Tetapi jangan biarkan kebahagiaan itu hanya untuk ku

Ajarkan aku mencintai anak-anak yatim dan orang miskin

Dan ajarkan aku membahagiakan mereka

Ya Allah… jika sudah waktunya

Datangkan bidadari untuk ku…

Seperti datangnya Ramadhan yang dicintai hamba-hamba-Mu

Sebelum ruh ini kembali ke genggamman-Mu

2 comments:

Anonymous said...

day terkadang hidup ini terlalu menjenuhkan, tawa dan canda terkadang cuma kebohongan. namun 'gak pernah skalipun ada perubahan ke arah kebaikan. kita memang mesti bersabar, tapi diam saja terasa menyakitkan.
Ramadhan kini, tak seperti biasanya, ada suatu yang hilang, ada suatu yang berbeda, namun gw sendiri gak tau itu apa...,atau mungkin memang gw gak mau tau... tapi yang pasti gw butuh kawan, gw butuh teman baik nyata maupun nyata yang tak nyata.

wandy said...

but there are so many friend besides you..just pick one to share u'r problem and listen!!

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...