Jika surga memang ada, aku ingin menangis, aku tak tahu bagaimana caranya diterima di sana. Ketika aku mendengar dogma, rasanya sangat berat aku ke sana, aku tak mampu! Aku hanya melihat keindahan di sini.
Hari-hari yang ku lalui akhir-akhir ini adalah surga, ketika air mata jatuh menahan lapar dari perjuangan hidup. Aku hanya ingin hidup, lulus kuliah dan menyelesaikannya dengan indah. Bukan hadiah istana dengan berlapis emas yang ku ingin, bukan dongeng-dongeng surga yang ku ingin, walau ku tahu setelah hidup di dunia ini, akan ada masa selanjutnya.
Beberapa hari terakhir ini, penuh dengan kejadian yang sungguh mengejutkan. Saat aku bingung ingin pulang ke rumah dari kosan, tiba-tiba ada polisi nyasar dan dia mengantar aku dari kelapa dua (Depok) sampai ke rumah (manggarai). Saat aku tak punya duit sama sekali tiba-tiba aku mendapat duit secara tiba-tiba. Saat aku ingin kerja, tiba-tiba aku dapat tawaran kerja sebagai pengajar private.
Di sini, di hidup ini, aku adalah salah seorang yang bisa merasakan kehangatan cinta Sang Pencipta. Padahal aku sendiri tidak banyak mengerti tentang ajarannya, yang ku tahu, aku harus menyembah-Nya dan harus tunduk pada-Nya. Kehangatan hidup inilah yang membuat ku malu pada-Nya, walau aku harus makan sehari sekali saat aku tak mendapat rezeki, atau saat cairan dalam tubuh ku seperti tertarik pada satu pusat saat kekurangan air. Aku sabarkan diriku menunggu uang pembayaran ngajar ku. kawan hidup ini terasa indah.
Aku senang, aku tidak lagi harus menunggu uang dari sang mamah tercinta. Tunggulah aku mah... aku akan selesaikan ini semua dan kembali kepadamu, dengan satu catatan “cintailah aku selamanya”. Aku hanya ingin dengan Mu selamanya, aku tidak mau menunggu surga datang, lalu kita akan berdua.
No comments:
Post a Comment