Wednesday, July 2, 2008

pesawat cassa 212 (pengalaman pertama ikut tim SAR)

hari jumat jam 10 saya ditelpon wandi dan diajak ikut sar mewakili geografi UI berhubung alumni geografi ada 2 orang yang menjadi korban di pesawat tersebut. Malamnya saya, abe, tile dan wandi yang mewakili geografi / GMC UI, bergabung bersama Wanadri dan mapala UI serta anak pecinta alam lainnya.
Jam 6 pagi kami menuju lokasi pesawat dengan waktu 4 jam, di sana saya melihat serpihan sayap pesawat yang jatuh, melihat juga roda yang patah serta pohon-pohon yang patah akibat tertabrak pesawat. Jam 12 siang saya ke lokasi badan pesawat, di sinilah 18 korban ditemukan. Sungguh menyeramkan karena korban ditemukan berpisah-pisah antara organ dengan organ.
Jam 1 siang kami turun ke Desa Tanjolaya dan menginap di sana, tapi karena hari ini kami seperti turis, akhirnya kami berencana pulang. Ternyata korban belum dibawa dengan helipet karena medan sulit ditembus.
foto : koleksi pribadi

Jam 5 sore, kang yemo (anak wanadri) diminta untuk evakuasi jalur darat pada hari minggu, kang yemo langsung bertanya kepada anak pecinta alam "apakah kita akan melanjutkan evakuasi?" dan ternyata hampir semua setuju. Dan malamnya kami membentuk sturktur organisasi beserta rencana jalur darat, saya sendiri masuk ke dalam SRU 3.
Pada malam itu seorang TNI sempat bilang "emang TNI robot", semua terlihat kelelahan. Baru tadi sore kami turun gunung, sekarang jam 2 malam harus naik gunung lagi. Jam 2 malam kami naik ke lokasi pesawat dan korban. semua peralatan evakuasi disediakan dari Jakarta oleh Pak Haji (ketua panjat harian Indonesia), konsumsi disediakan oleh TNI.
Jam 6 pagi kami sampai dan langsung sesuai rencana, saya sempat meminta seorang komandan untuk membuka jalur sesuai keinginan saya dan ternyata komandan itu langsung menyuruh anak buahnya mengikuti keinginan saya. (lucu ya). Tak lama kemudian ternyata ada warga yang membuat jalur dari lokasi pesawat menuju vila yang terdapat helipet. Rencana berubah, masyarakat akhirnya menjadi pahlawan setelah menggotong 18 korban dari lokasi ke helipat dengan cepat.
foto : koleksi pribadi
(saya yg memakai kaos hitam di samping baju merah kanan bawah)

Malamnya saya, abe dan wandi dari geografi diantar pulang ke Depok oleh Pak Haji dan Istrinya, tile sudah pulang dari hari pertama. Di restoran jalan pangrango mobil berhenti dan ternyata kami ditraktir makan, saya memesan nasi ayam lada hitam dan teh hangat. sungguh menyenangkan, apalagi mendengar cerita pengalaman pak haji yang sering ikut lomba panjat di uni eropa, cerita istrinya pun tak kalam menarik, isterinya menceritakan prospek bahasa cina dan kisah anaknya yang wanita, yang baru naik kelas 2 smp.

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...