Wednesday, July 7, 2010

Toy Story 3...


Kalau dipikir-pikir dan terus di kritisi tentang Negara ini memang menyakitkan. Mau dengerin musik Indonesia, semakin lama semakin banyak namun semakin lebay atau semakin tidak berkualitas, lagunya kebanyakan cinta yang cengeng. Tentang Piala Dunia tentunya Timnas Indonesia sangat tidak berdaya. Tentang kepemerintahan dan pekerjaanpun Indonesia seperti tak berdaya. Gembor-gemboran untuk menyemangati anak muda untuk berkarya namun rasanya tetap saja negeri ini tidak berubah. Kasihan…

Kali ini saya ingin berkomentar tentang Film animasi yang memang Indonesia juga tidak berdaya bersaing. Minggu lalu setelah pulang kerja saya mampir di Cineplex untuk menonton Toys Story 3 dengan layar 3 dimensi. Ya ampun, itu film walau ceritanya sederhana tapi sangat menakjubkan.

Kualitas gambar, suara dan instrument begitu sempurna. Di saat adegan lucu, semua tertawa dan ketika sedih semuanya pun diam, sambil melirik-lirik ke samping saya lihat ada yang nangis karena terharu. Sebuah cerita tentang kesetiaan antara mainan dengan pemiliknya yang dikemas dengan begitu indah, membuat saya terkesima. Bukan tentang seorang yang hebat, kuat dan pahlawan, tapi cuma kenangan. Kenangan antara pemilik dan mainannya. Ya ampun bagusnya…

Coba deh bayangin cara pembuatan film tersebut, pasti banyak yang bekerja didalamnya. Mulai dari pengetahuan teknologi, pembuat sampai pemasaran, mereka bekerja sama begitu baik. Pekerjaan yang mulia karena dapat meringankan beban para penonton. Bagusnya…

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...