Seperti yang ku dengar dari para petualang yang mengais seluruh lapisan yang tak pernah ku kenal, menakjubkan hati kala mata tak mampu lagi memandang. Merah merona bagai mawar bertopeng menancap tepat di dada, meracuni darah perlahan-lahan dengan lembut. Asmara muda ku membakar segala emosi dengan takjub. Bersabarlah sayang, mungkin ini belum waktunya.
Percayalah semua orang memiliki masalah, dan percayalah setiap orang meiliki cara menyelesaikan masalahnya. Kata “sabar” selalu dielu-elukan sebagian besar orang yang telah berpengalaman, namun bagi ku itu terlalu berat. Aku tak kuasa berlarut dalam kuasa, hanya ingin segera membuktikannya secepat mungkin. Dengan cinta, dengan cinta kawan… emosi cinta, emosi cinta kawan.
Dengan segala keautisan yang ku miliki, aku lebih senang berjalan sendiri. Melewati dingin malam sendiri, seakan-akan di dunia ini hanya aku yang hidup, tinggal aku yang tersisa. Dan kamu, dia ataupun siapa saja yang ada dunia adalah figuran. Hanya aku yang hidup, hanya aku yang bernafas dengan asmara muda muda ku, di dunia ini hanya ada aku. Lalu ketika aku mencintai Mu, ini untuk selamanya karena cinta ku bukan cinta yang terlarang untuk kau mengerti.
Percayalah semua orang memiliki masalah, dan percayalah setiap orang meiliki cara menyelesaikan masalahnya. Kata “sabar” selalu dielu-elukan sebagian besar orang yang telah berpengalaman, namun bagi ku itu terlalu berat. Aku tak kuasa berlarut dalam kuasa, hanya ingin segera membuktikannya secepat mungkin. Dengan cinta, dengan cinta kawan… emosi cinta, emosi cinta kawan.
Dengan segala keautisan yang ku miliki, aku lebih senang berjalan sendiri. Melewati dingin malam sendiri, seakan-akan di dunia ini hanya aku yang hidup, tinggal aku yang tersisa. Dan kamu, dia ataupun siapa saja yang ada dunia adalah figuran. Hanya aku yang hidup, hanya aku yang bernafas dengan asmara muda muda ku, di dunia ini hanya ada aku. Lalu ketika aku mencintai Mu, ini untuk selamanya karena cinta ku bukan cinta yang terlarang untuk kau mengerti.
No comments:
Post a Comment