Tuesday, November 3, 2009

Ando = anak dongo


Saya baru saja membeli sendal dengan merek ando, lucunya semua teman-teman saya pun sudah membeli sendal ini. Beberapa minggu terakhir ini teman-teman saya ini tinggal di kostan saya di Jagakarsa dekat dengan halte UI. Ini bukan pertama kalinya kami tidur ramai-ramai dalam satu ruangan. Sejak pertama kali masuk UI pun kami memang sering ngumpul seperti ini, hingga 4 tahun lebih ini masih saja seperti ini walau dahulu pernah diantara kami mempunyai kesibukan tersendiri.

Dari kumpulan ando (anak dongo) ini, saya termasuk beruntung karena sudah keluar dari lingkungan departemen geografi yang katanya agak sulit lulus cepat. Lambat laun saya meminum racun yang menyebabkan saya ingin sekali ke eropa. Ke Belanda, Perancis, Jerman, Italia, Barcelona dan lain-lain.

Alas an saya ingin ke sana karena saya merasa kurang tantangan hidup. Terkadang rasanya ingin kerja lalu menikah, namun saya tidak bisa membayangkan betapa bosannya hidup jika harus menjalani secara datar dan statis.

Saya sadar IPK saya tidak mencapai 3 dan English saya masih kacau, namun semangat ini telah melebihi kemampuan dasar saya, mungkin seperti para pejuang 45. Hehehe…

Sudah dua bulan saya lulus kuliah dan masih saja menjadi pengangguran, memang saya ikut proyek namun saya anggap itu bukan pekerjaan, hanya sebatas iseng, seperti mengajar private juga. Saya tidak peduli apa kata orang kenapa saya masih nganggur, tak peduli orang bilang bagaimana masa depan, bagaimana bisa berkeluarga,…. Yups saya tak peduli dengan itu semua. Saya hanya ingin menjalani hidup ini apa yang saya senangi, saya tak suka diatur, tidak suka diperintah, tidak suka dengan kebohongan… saya ingin melakukan apa yang saya ingini seperti ke eropa, belajar English n ducth…

Oke daydeh, anak dongo juga berhak hidup…

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...