Sunday, December 13, 2009

Memendam kepedihan...

Malam itu dingin dengan langit gelap bergaris-gari bayangan awan, tak ada bintang maupun bulan. Namun cahaya motor mobil serta lampu-lampu di sepanjang jalan mengingatkan saya tentang gelap dan terangnya sebuah kehidupan. Apa yang kau cari daydeh?

Beberapa batang rokok masuk menjilir berputar-putar dalam nafas menggantungkan hidup sejenak saja, sebentar saja. Ramai sekali hidup ini, para pedagang dan orang-orang berlalu lalang menyebabkan kemacetan yang biasa. Tapi, sedikit saja menenangkan diri, saya merasakan indahnya hidup dalam kepahitan.

Malam itu, malam yang tak biasa. Menyadarkan pada diri ini bahwa usia mu daydeh, sudah bukan anak-anak lagi. Tidak pantas bersenang-senang, tak pantas pula bersedih.

Pas band dalam lagunya yang berjudul “kesepian kita” telah mengingatkan pada diri ini yang sering melakukan perjalanan sendiri. Ya… “hidup ini tak lain memendam kepedihan”. Saya rasa banyak sekali orang berbohong demi kebaikan orang lain, merelakan hidupnya dan membiarkan hidupnya merasa pahit demi kebahagiaan orang lain. Mereka orang-orang yang berbohong demi kebahagiaan orang lain. Kuat sekali… dan hidup itu memang rasanya untuk memendam kepedihan… asal mereka senang….

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...