Tuesday, January 12, 2010

Kadang aku menyakiti Mu…


Sekali lagi terpaksa, seharusnya wangi aroma kasturi semerpak di jalanan tempat kita menapak kaki, dan aku membuat lubang yang memaksa kita agak berbeda langkahnya. Memang tidak ada yang mengerti, mengapa terkadang aku menyakiti Mu…

Aku pernah buyarkan kumpulan kunang-kunang, pernah memanah para macan yang jelas-jelas setia. Tapi aku terpaksa dan sekali lagi terpaksa hanya untuk diri Mu, yang begitu halus dan lembut.

Bagaimanapun arah sebuah angin dari barat yang memberikan kehidupan, kehidupan yang pernah hilang entah kemana. Aku selalu memberontak, menolak, memaksa takdir untuk tidak seperti itu. Sebagian orangpun menggelengkan kepala, “tidak tidak, itu tidak benar…”.

Entah mengapa apa yang ku lihat selalu berbeda dari mereka lihat, apa yang ku dengar berbeda dari mereka dengar, apa yang ku rasa berbeda dari mereka rasa. Apa yang membuatnya bahagiapun telah berbedapula.

Manusia, kebanyakan selalu ingin senang… ingin hidupnya bahagia… entah bahagia saling berbagi, entah bahagia saling menertawai, entah bahagia saling berbohong, entahlah…

Dengan kitabpun mereka ingin bahagia, ingin surga sama saja ingin bahagia. Dengan perkumpulannya merekapun ingin bahagia, agar mendapat uang, agar mendapat kelayakan hidup, agar mendapatkan seseorang yang dicintainya.

Hemmm…. Aku daydeh, tidak mengerti tentang itu semua… tidak tahu yang namanya bahagia… yang ku tahu aku manusia ciptaan-Nya…

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...