Wednesday, January 20, 2010

Manusia Mulia...

Saat aku menjalani hidup sejak kecil yang begitu polos sampai sebesar ini ada satu hal yang penting dalam hidup. Yaitu manusia begitu sempurna, memiliki hati dan pikiran yang begitu besar dan mulia. Ketika aku mendengar tangisan bayi, dunia serasa indah dan sejuk. Ketika aku diomelin orang tua karena kenakalan ku, aku begitu senang. Senang sekali….

Manusia itu indah, begitu mulia dan halus. Perasaannya meliputi sejuta rasa para penakluk kehidupan. Aku menyadarinya, sangat menyadari bahwa manusia adalah suatu mahluk yang begitu mulia. Tawanya seperti riak ombak yang menari tanpa beban.

Ini bukan masalah diriku yang mellow, bukan masalah melankolis, bukan masalah kebodohan dan kepintaran. Tapi sejak lulus kuliah dan kerja di salah satu konsultan, lalu ditugaskan di salah satu kantor pemerintah. Saya merasa hidup itu terlalu murah, terlalu kecil harga dirinya.

Mengapa kita semua memaksa diri untuk dapat bertahan hidup demi perut, lalu ingin yang lebih sehingga norma-norma sang manusia dihilangkan. Mengapa kita harus berbohong…

Mengapa harus beremosi hingga kita lupa bahwa kita semua adalah manusia, tidak ada perbedaan kasta diantara kita. Pernahkan kalian berfikir bahwa system tata kota dan system ekonomi adalah hasil dari otak kita, buatan manusia yang memang diciptakan begitu hebat oleh Tuhan sampai malaikat dan jin pun disuruh sujut kepada kita.

Baiklah, memang sangat jarang orang yang bisa bicara sederhana namun besar maknanya. Memang seorang yang bertahan pada kejujuran selalu diasingkan. Entah siapa yang sombong, diri ini yang sok munafik atau memang diri ini yang berlebihan.

Tapi aku selalu berharap, bisa lancar bahasa English hingga akhirnya bisa belajar S2 di Eropa. Bisa lebih menghargai lagi tentang kehidupan, bisa hidup tanpa tekanan sehingga hidup tidak lagi menjadi murah sebagai manusia. Hingga tidak ditipu lagi oleh dunia ini, dunia yang tidak ada habisnya bila ingin senang-senang…

Aku yakin Pada-Mu Tuhan…. Engkau itu Ada… yang memberikan jalan dan petunjuk… yang mengabulkan Doa.. dan yang mampu merubah takdir bila takdir ini tidaklah menyenangkan…



No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...