Friday, March 30, 2012

Bromo

Tahun 2010 saya pernah melihat Bromo dari kejauhan ketika saya  ingin mendaki Gunung Semeru. Bahkan ketika di pelawangan Mahameru, gundukan Bromo terlihat begitu bagusnya. Awal maret 2012, menjadi kebalikannya, dari Pananjakan Bromo saya melihat Gunung Semeru.
Foto : Bromo - Semeru, maret 2012
 Sampai Bromo jam 11 malam membuat saya malas karena terlalu dingin, rasanya ingin tidur dan bangun sebangun bangunnya. Tapi itu tidak mungkin, bersama ketiga teman saya, kami berempat terpaksa bangun jam 3 dini hari untuk melakukan perjalanan ke Pananjakan untuk melihat sunrise Bromo. Dari tempat kami menginap menuju Pananjakan, hanya kami berempat yang jalan kaki, yang lainnya naik mobil jep. Lumayan pegel sih yah sekitar 1 jam berjalan, tapi tetep semangat kawan.
Foto : Yang paling ujung di bukit itu tuh Pananjakan
Nah loh, ternyata Gunung Bromo yang ramai itu masih jauh dari Pananjakan, lalu kita jalan kaki dari Pananjakan menuju Bromo, ya lagi-lagi cuma kami berempat yang jalan kaki. Di perjalanan ini saya merasa berjalan di Gurun Pasir yang luas, haha…. setelah berjalan sekitar 1 jam lebih kami makan bakso sebelum mendaki Bromo. 
Foto :tepi kawah Bromo
 Hari semakin siang, ketika kami mendaki malah sudah banyak orang yang turun dari Bromo. Tapi ya gpp lah, eh buseh deh ternyata kami harus mendaki anak tangga lagi, padahal udah pegel abis. Nah pas diatas barulah bisa melihat kawah Bromo dan pemandangan disekitarnya. Serem juga ya ngeliat kawahnya, klo jatoh gimana tuh. Seperti di igir (kanan kiri jurang), membuat bulu kuduk merinding dan jadi agak takut ketinggian gitu sayanya.
Foto :Kuda di Bromo
Foto :Restu $ kuda yang mau mati

Sekitar setengah jam di Kawah, kami turun melewati anak tangga, nah inilah puncak sensasi yang saya rasakan. Kaki saya bergetar, belum sampai separuh anak tangga getarannya semakin memuncak dan saya bener-benar tidak kuat lagi. Hahaa… Sampai di bawah anak tangga, terpaksa istirahat lagi setengah jam, sambil menghayal naik kuda. Eh ternyata dapet juga kudanya, dan kami pun menaiki kuda sampai ke penginapan.

Jujur, saya sangat bahagia ketika menaiki kuda, dan lebih bahagia ketika si abang-abang yang punya kuda membiarkan saya menaiki kuda sendirian, tidak seperti ketiga kawan saya yang kudanya dipegangi sama abang2nya. Sumpah lah itu terasa di surga, naik kuda melawati turunan dan naikan ekstrim serta berjalan di padang pasir. Huhuuuu… kayak di jaman apa gitu.  

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...