Saturday, April 5, 2014

Bila mampu lebih membahagiakan, mengapa hanya cukup membuatnya tertawa...

Percaya atau tidak percaya, waktu cepat sekali berputar. Setiap harinya manusia memiliki cerita yang berbeda-beda, dan berbeda pula cara menyikapi waktu yang cepat itu. Tanpa disadari, sejarah melihatkan hikmah yang sari patinya dapat dijadikan pelajaran. Yang tak mau belajar, ya suka suka dia.

Sungguh, saya tidak nyaman bila hidup ini hanya untuk kesenangan semata. Saya ingin menjadi orang yang bermanfaat, bukan karena ingin surga akan kebaikan, bukan. Menjadi manusia yang terlalu biasa juga membuat saya gerah, terlalu statis membawa kebosanan hidup.

Bila mampu membantu banyak orang, mengapa membantu sedikit orang. Atau bila mampu berbuat lebih baik kemanfaatannya, mengapa hanya baik. Bila mampu melihat kehidupan sampai ke ujung dunia, mengapa harus terus berputar di sini. Bila hari ini seharusnya banyak hal yang bisa di lakukan, mengapa cuma diam. Bila ada cinta yang indah, mengapa memilih yang menyakitkan. 

Bila sebagian orang ada yang pesimis pada negeri ini atau pada dirinya sendiri, maka aku adalah bagian optimis. Negara ini terlalu indah dan keramahannya membuat aku begitu mencintainya, Negara besar yang sedang tumbuh berjuang untuk kesejahteraan bersama. Aku pun berjuang semampu ilmu yang ku punya, dan terus ku tingkatkan agar lebih banyak yang  bisa ku beri. Tak ada batas Negara dalam kebaikan, karena aku adalah warga dunia.

Bila aku mampu lebih membahagiakan keluarga, mengapa hanya cukup membuatnya tertawa.

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...