Wednesday, February 17, 2010

Tidak ada yang tahu

Tidak ada yang tahu, apa saja yang saya kerjakan di ruangan ini. Bos saya sendiripun tidak begitu tahu, apalagi orang-orang di sini. Saya seperti makan gaji buta, dikontrak tidak jelas, segalanya serba tidak jelas. Tapi gaji perbulan jelas ada, karena perjanjian kedua bos besarlah akhirnya saya berada di sini. Di lempar ke sini dengan ketidaktahuan saya, sama sekali tidak saya tahu. Sayapun akhirnya belajar sendiri dengan keterbatasan yang saya miliki. Dengan berkata dalam hati “sabar daydeh…”.

Pagi-pagi menjelang siang saya melajukan motor dari rumah, tanpa SIM melaju pasti melewati para polisi lalu lintas. Dibenak saya cuma ada satu “polisi tidak mungkin me-Razia di pagi hari karena bisa menimbulkan kemacetan”, karena jalur yang saya lewati adalah jalur bisnis dan sibuk kerja. Saya melaju dengan santai karena berlawanan arus kerja, sayapun selalu menikmati perjalanan ini, saat pergi dan pulang.

Jam kerja saya sama seperti PNS, nyantai. Bedanya di sini saya kerja sendiri dan diruangan sendiri, seperti termarjinalkan memang. Tapi apa boleh buat, kemampuan saya dibidang saya kerja ini memang tidak ada apa-apanya, saya menyadari ini hingga akhirnya bertahan kerja dengan sabar untuk sesuap nasi. Heheee…

Di sini saya hanya sedikit kenal para PNS, saya sepertinya kurang bisa bergaul ya?. Saya agak takut dengan para pejabat di sini, mereka kebanyakan galak sehingga saya lebih senang diam di ruangan saya sendiri. Ingin sih bergaul banyak dengan satpam atau cleaning service, namun bila saya terlalu banyak keluar, saya merasa tidak enak takut disangka tidak kerja.

Well, karena kesendirian saya inilah akhirnya saya banyak menghabiskan waktu sendiri seperti membaca, menulis dan bernyanyi, parahnya bila sudah asyik menghayal… hahaaa… saya selalu menghayal bisa keliling dunia seperti Mba Trinity, saya ingin juga mendapat beasiswa seperti Ikal dan Aray. Yah intinya saya ingin hidup saya ini tidak membosankan.

Kapan ya bisa traveling lagi ?


No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...