Foto : Bandara Sam Ratulangi, Manado mei 2011
Masih di bulan mei, kini saya ke Manado. Sebuah kota di ujung utara Pulau Sulawesi ini sungguh berbeda dan asing buat saya. Selama perjalanan dari Bandara Sam Ratulangi menuju Hotel Quality Manado di jalan Boelevart saya melihat banyak gereja, dan selama saya di Manado hanya sempat melihat satu Masjid.
Subuh saya tidak mendengar suara azan, sehingga pagi hari terasa sangat tenang, setenang pemandangan pemukiman, gunung-gunung dan laut di sekitar hotel saya menginap. Manado buat saya kota yang bersih dan eksotis, tidak ramai dan tidak pula sepi, harmonis. Keharmonisan kota ini juga dihiasi oleh wanita-wanita cantik yang sering saya lihat. Yup… Manado terkenal akan wanita cantiknya.
Dibalik kecantikan Kota Manado, ada keresahan bagi orang-orang muslim. Yaitu soal makanan, agak sulit mencari makanan yang halal, oleh karena itu saya dan teman-teman memilih tempat yang agak jauh namun halal. Ada dua restoran yang menjadi pavorit kami, restoran ryario dan keyko.
Subuh saya tidak mendengar suara azan, sehingga pagi hari terasa sangat tenang, setenang pemandangan pemukiman, gunung-gunung dan laut di sekitar hotel saya menginap. Manado buat saya kota yang bersih dan eksotis, tidak ramai dan tidak pula sepi, harmonis. Keharmonisan kota ini juga dihiasi oleh wanita-wanita cantik yang sering saya lihat. Yup… Manado terkenal akan wanita cantiknya.
Dibalik kecantikan Kota Manado, ada keresahan bagi orang-orang muslim. Yaitu soal makanan, agak sulit mencari makanan yang halal, oleh karena itu saya dan teman-teman memilih tempat yang agak jauh namun halal. Ada dua restoran yang menjadi pavorit kami, restoran ryario dan keyko.
Foto : Bentuk restoran yang menyerupai kapal laut, Malalayang Manado.
Ryario terletak dipinggir pantai di Malalayang, dari sini terlihat gunung di tengah laut yaitu Gunung Manado Tua. Udang, ikan bawal, ikan salmon, sayur kangkung dan Es Kelapa gula merah mampu membuat suasana restoran dengan view laut ini menjadi lebih asyik. Saya perhatikan di sekitar ternyata model arsitektur restoran banyak yang menyerupai kapal laut. Masih di Malalayang, terdapat pantai umum yang banyak dipenuhi penduduk lokal yang sedang berenang, di pinggirnya terdapat rumah makan panggung menyerupai saung, yang terkenal dengan pisang goreng sambal. Dari situ saya tahu bahwa sebagian besar di Manado, makanan jenis apapun selalu disuguhin sambal.
Foto : Restoran dengan view laut dan Gunung Manado Tua
Nah kalau satu restoran ini adalah pavorit bos saya, kami rela-rela naik mobil 1,5 jam dari hotel untuk makan ikan dan makanan laut lainnya. Yaitu keyko, aroma bau amisnya hilang ketika sampai di mulut, ajaib. Restoran yang juga dijadikan tempat pemancingan ini membuat saya mabok dijalan karena jauhnya, dan saya hanya bisa ikut saja. Hehe….
Foto : Restoran seafoood Keyko, Manado.
Sayangnya saya tidak sempat ke Bunaken yang terkenal itu, karena ada tugas yang harus diselesaikan selama 6 hari di Manado. Tapi tak apalah, biar saya dan keluarga saya kelak bermain kesana suatu saat nanti. Oh iya… di hati-hatilah menyebrang jalan, mereka bisa menabrak kita bila tidak menyebrang di Zebra cross. Sedikit saya perhatikan ternyata mobil jumlahnya lebih banyak dari motor. Semakin eksotis saja…
2 comments:
Thank a lot, bro.....
Liputan kulinernya mantep. Gak sengaja searching di Google,ketemu nih liputan......Нεнε¨☺¨нεнε¨☺¨нεнε.
Salam hangat dari kami keluarga besar Keyko Restoran & Kolam Pancing suwaan-minut-manado, telp 0431-893069
hahaaa.... iya sama2... kami memang sering ke keyko... salam kembali dari teman2...
Post a Comment