Di bukit yang indah dan sebuah rumah yang besar beretnik klasik, berhalaman luas hijau dan asri. Saya bermain-main, berlari-lari dan terkadang bermain sepeda di tempat itu. Tempat yang dihuni banyak orang namun tidak saya kenal, bahkan saya sendiri tidak mengenal diri sendiri.
Malam Ramadhan hari ini saya bermimpi menjadi anak kecil di tempat itu, di sana ada juga anak yang sebaya dengan saya yang wajah dan postur tubuhnya mirip dengan saya dan cuma sama anak itu saya bicara.
Namun, di tempat seindah itu saya merasa bosan. Apalagi ada seorang bapak-bapak melarang saya bermain sepeda, dan melarang saya bermain-main. Sejak dilarang itulah saya ngambek dan kesal, dan rasanya saya ingin pulang kembali ke rumah.
Saya tanya ke anak sebaya tersebut “kakek mana?”, yup… anak sebaya itu dalam mimpi adalah sepupu saya, dan di dalam perkumpulan di rumah asri itu ada satu orang tertua yang menjadi pemimpin di sana. Di dalam mimpi itu, orang tua itu adalah kakek saya.
“itu kakek lagi duduk di rumput hijau bersama banyak orang dan sedang menghadap langit” kata anak sebaya itu. Saya pun teriak memanggil kakek “mbah…. Mbah akunggg… aku mau pulang..”. kakek itu menghampiri saya, lalu saya berkata lagi sambil mencium tangannya “mbah…. Aku pulang dulu ya…”.
Setelah mencium tangannya, saya langsung terbangun dari tidur. Tepat jam 2 malam saya terbangun dan langsung teringat kakek saya yang sudah lama tidak ada itu (sekitar 12 tahun yg lalu beliau pergi). Di dalam mimpi itu, kakek saya berubah menjadi lebih muda dan lebih segar fisiknya. Dan orang-orang di sana, tidak ada satupun saya kenal. Hanya saja, orang yang melarang saya bermain dan orang-orang lainnya yang ada di sana agak sedikit heran ketika ternyata orang tertua dan sekaligus menjadi tokoh dan pemimpin di sana itu adalah kakek saya. Dan mencium tangannya membangunkan saya dari tidur nyenyak di malam ramadhan.
No comments:
Post a Comment