Friday, August 24, 2012

Lelahnya dia 4 kali lipat dari saya & nikmat saya 4 kali lipat dari dia…

Saya tidak akan pernah lupa masa-masa sekolah, terutama SMP dan SMA. Saya memiliki teman yang sangat akrab di SMA karena dia berasal dari SMP yang sama dengan saya. Namanya Arga, dipanggil sama keluarganya Angga… dan panggilan premannya atau bahasa alaynya Egge. Hehe… ini anak lebih hitam dari saya, lebih pendek dari saya, dulu kita sama-sama kurus tapi sekarang saya sudah gemuk. Tapi ini anak jenius sekali, otaknya diatas rata-rata alias pinter IQ nya dan yang paling hebat, gonta-ganti pacar mulu dari dulu sampe sekarang. Hahaha…. Udah gitu pacarnya cakep-cakep lagi, putih-putih lagi… hebat ya….

Karena rumah kita berdekatan akibatnya pergi dan pulang sekolah seringnya bersama, naik bus atau jalan kaki agak jauh sering kita bareng-bareng. Jadi segala jenis kebusukan dan kehebatan kita masing-masing mungkin saling kita ketahuin. Saya selalu dikasih contekan kalo ujian English (Upsss… makanya gw bego sampe sekarang, gak mau bljr sih dulu). Kita punya band yang sama dari kelas 1 SMA - 3 SMA, saya dan arga menjadi gitaris tapi tetep aja dia lebih jago maen gitarnya (haha…). Kalo main sepakbola nah saya lebih unggul, saya selalu jadi tumpuan alias striker yang sering neggolin gawang lawan, sedangkan dia jadi bek (hehe…). Pacar, nah jelas kalo ini gue kalah telak, entah dia berapa kali ganti semenjak SMA, sedangkan gue cuma satu…. Itu pula sebentar banget & gak pake tembak2an langsung jadian aja trus putus ya putus aja gak jelas banget (Hahaa… udah merid lagi dia sekarang). Keunggulan saya yang lain, saya jago maen bola Playstation, dia malah gak bisa maen PS (hehee… gak penting).

Banyak hal lucu yang kita berdua alamin dan hanya kita berdua yang tahu… beberapa diantaranya yaitu waktu SMA kelas 3 kita selalu bangun lebih awal dan jam 6 pagi sudah ada di jembatan tempat kita biasa naik bus. Tau gak ngapain kita dateng pagi-pagi padahal masuk sekolah jam 7 pagi dan perjalanan ke sekolah paling cuma 15 menit. Tau gak ngapain?????

Yakkk… kita selalu dateng pagi-pagi supaya kita berdua bisa ngeliat Marshanda berangkat sekolah. Bila ada mobil kijang warna krem berplat nomor B 8660 _  kita langsung berdiri dan mendekatinya karena pasti dia akan jalan pelan-pelan disebuah belokan, dan disaat itulah dunia bergerak sangat lambat dan kecantikan Marshanda yang saat itu sedang naik daun karena film Bidadari dan saat itu dia masih SMP. Kecantikannya membuat pelangi-pelangi angkasa turun mengelilingi kita berdua. Hahaa…. Sumpah kocak banget kalo inget ini…..

 Terusss…. Karena seringnya kita nongkrong nungguin Marshanda, tiba-tiba aja ada anak SD cantik banget dan tinggi dia sering lewat tempat kita nongkrong itu, eh dia minta kenalan sama kita…. Arggggggg Gubraaaaaaaaaaaaaakkkkkkkk….. Gokil banget sumpah…. Dan masih ada satu lagi, di tempat kita nongkrong itu juga suka lewat anak SMP yang cantiknya luar biasa. Jadi klo saat kita nongkrong bertemu dengan ketiga wanita cantik itu, maka hidup kita berdua terasa sempurna… jiaaahhhhh lebayyyy… tapi emang begitu sih kenyataannya…

Dari sekian banyak kita nongkronging Marshanda, 90 % pasti ngeliat Marshanda, kadang dia sambil makan, kadang sambil sisiran kadang lagi bengong, dia pasti duduk di samping supirnya, dan posisi Marshanda memang pas dengan posisi kita nongkrong. Pernah suatu ketika saya bawa kamera terus mendekatinya dan memotonya. Hehee…. Sampai akhirnya Marshanda tau kalo kita sering ngeliatin dia dan akhirnya dia selalu menyapa dan tersenyum pada kita kalo bertemu…. Ahhhh… prikitiiwwww…

Nah, ketika saya sampai di kelas, biasanya teman2 sekelas langsung nanya, “gimana tadi ketemu Marshanda gak?” (hahaa…, karena klo ketemu saya biasanya langsung bawel dan cerita sama temen sekelas)………..

Empat hari setelah lebaran saya datang kerumah si Arga, dia sekarang tinggal di Cilebut bersama keluarganya, dia belum menikah sama seperti saya. Pertemuan itu sekaligus mengingatkan saya pada memori klasik masa SMA yang begitu lucu. Pasti, obrolan laki-laki mentok di kerjaan. Dia sekarang kerja di Serpong, kalau naik motor minimal butuh waktu 90 menit dari rumahnya dan dia tidak ngekos alias bolak-balik kantor-rumah tiap hari. Beda dengan saya yang cukup dengan 20 menit sudah sampai kantor. Ini berarti keletihannya 4 kali lebih besar dari saya, dan ini membuat saya malu dan bersyukur. Ketika bercerita tentang gaji, astagaaa… gaji saya 4 kali dari gajinya. Perlahan air mata saya ingin turun tapi tidak saya izinkan saat itu…. Padahal si Arga sering mendapat tugas ke luar kota namun tidak pernah ada uang lapangan.

Namun, ada hal yang paling saya kagumi dari cerita sahabat saya itu, dia bilang “gue bersyukur kerja di kantor yang baru ini…. Walau gajinya masih minim tapi gak dari rejeki yang haram…” terus dia lanjuting “gue yakin nanti juga akan berubah, yang penting sekarang gue terus belajar dan tingkatin kemampuan biar gue tau seberapa pantas gue digaji…”.

Mendengar ucapannya seperti mengiris-iris nadi, saya sangat bangga dengan sahabat saya itu. Betapa mulianya orang yang menerima cukup dari apa yang diterimanya tanpa melakukan hal yang curang. Kata dia, “tapi gue sering dapet kerjaan lain yang menutupin kantong gue walau itu cuma kecil-kecilan, yang penting halal lah…”.

Makna Idul Fitri memang kembali ke fitrah….

Banyak orang atau mungkin kita sendiri lupa bahwa kita cuma manusia, terkadang keinginannya besar dan terkadang untuk mencapai keinginan itu dilakukan dengan cara-cara yang salah. Bahkan dua hari sebelum bertemu arga saya sempat diskusi tentang rejeki dengan salah satu sahabat kuliah, dia bercerita tentang betapa buruknya sistem yang berlaku dalam dunia pekerjaan di Indonesia terutama yang berhubungan dengan pemerintah dan swasta di pihak ketiga. Yang bisa menang proyek yaitu mereka yang bisa menyenangkan si pemerintahnya. Hal ini saya akui terjadi diseluruh instansi pemerintah kita. Tapi mau sampai kapan?

Kembali ke fitrah setidaknya mengingatkan saya bahwa hidup ujung-ujungnya mati… kalau hidup di dunia ini aja udah melakukan kecurangan, apalagi nanti di akhirat. Bersyukurlah saya memeluk salah satu agama yang menurut saya begitu indah, yang selalu mengingatkan bahwa di dunia ini tidak ada artinya bila hanya diisi dengan ketidakbaikan. Bisa saja, di dunia ini kita memiliki harta yang melimpah dengan kecurangan, tapi apa iya nanti di alam kubur kita bisa curang lagi? Apa iya setiap kecurangan tidak merugikan orang lain? Dan apakah bila kita merugikan orang lain maka di akhirat tidak akan dibalas?

Surga memang bukan faktor mutlak dalam berbuat kebaikan, karena Surga itu anugerah. Pak Quraish Shihab bilang, “orang-orang yang masuk surga adalah orang-orang yang diberikan anugerah oleh Tuhan, dan kita sulit mengetahui siapa yang akan masuk surga, bahkan saya sendiri belum tentu masuk surga”. “Agama ini mengajarkan untuk berbuat baik, dan berakidah agar tidak sesat di dunia, agar tidak terus menerus dibudakin oleh nafsu”, masih kata Pak Quraish. “Bila kita ingin mudah mendapatkan cahaya dari Tuhan syaratnya yaitu buka hati dan buka pikiran”, dengan lembut ia berkata.

Setidaknya dari situ saya sadar, betapa kebahagian dan kenikmatan memang tak bisa terukur dari apa yang dimiliki seseorang. Rasa syukur yang begitu indah saya alami di masa sekolah tidak bisa debeli dengan uang. Hanya orang-orang yang fitrahlah yang selalu bisa merasakan berkahnya hidup. Pak Quraish Shihab bilang, “setiap tindakan dan perilaku selalu dipengaruhi oleh hati manuisa, bila hatinya baik maka akan menjadi baik, dan bila kotor maka perilakunya juga kotor…. Dan hati yang baik ataupun kotor ini sangat dipengaruhi oleh apa yang dimakannya… bila yang dimakan berasal dari rejeki yang haram maka hati sulit untuk menjadi bersih… oleh karena itu janganlah kita terima rejeki yang bukan haknya….”.

Yang terjadi saat ini, orang tua menutup-nutupi asal usul rejeki yang didapatnya untuk membahagiakan keluarganya dan anak-anaknya. Bahkan banyak anak-anak yang mendapat kenikmatan besar seperti diberikan jajan, gadget, motor dan mobil yang sangat besar dan mewah, yang diberikan orang tuanya tapi orang tuanya mendapatkan rejeki dengan cara-cara yang salah. Orang tua itu tetap dianggap pahlawan oleh isteri dan anak-anaknya, tapi dengan cara yang salah itu… apa tidak mengganggu dan merusak kehidupan keluarganya. Karena kita tahu bahwa Tuhan sangat adil, perbuatan baik pasti dibalas dengan kebaikan dan keburukan pasti dibalas dengan keburukan, yang bahaya bila pembalasannya ditangguhkan sampai masa perhitungan.

Ahhhh…. Buat orang tua yang saya cintai dan hormatin…. Mengapa kita harus melakukan cara-cara yang salah sih, mengapa harus takut keluarga dan anak kita tidak bahagia bila tidak mendapatkan kemewahan. Padahal, Tuhan itu Maha Pemberi Rejeki…. Semestinya, tanpa ada kecurangan…. Rejeki yang didapatkan sama seperti rejeki yang didapat dengan kecurangan. Karena rejeki tidak akan berkurang, bahkan terus bertambah dan bertambah bila sering berbagi kepada sesama terutama dengan yang tidak seberuntung kita. Amiiiiinnnn…………..

No comments:

Untuk Adik Gaza

 Adik, kamu kuat di sana Rambutmu berdebu wangi surga Getaran jari tanganmu dan keringnya kulitmu adalah cinta dari Tuhan yang Maha Besar He...