Monday, November 26, 2012

Saya tidak suka dengan jalan yang lurus…

Mungkin setiap orang ingin hidup dalam kedamaian, mungkin semua orang ingin kemapanan, mungkin engkau ingin kebahagiaan, mungkin… Dan segala apa yang diteorikan dalam buku ekonomi, psikologi, geografi, sosiologi, kedokteran, dan segala teori dari ilmu pasti dan tak pasti, mungkin adalah kebenaran bagi seseorang… tapi tidak bagiku….

Sekolah-sekolah dan Universitas semakin hari semakin diperebutkan, manusia semakin mencari yang terbaik karena satu hal, manusia takut kualitasnya berkurang. Berlomba-lomba mencari ilmu, maka tidak sedikit orang yang berilmu begitu angkuhnya. Atau berlomba-lomba mencari harta, maka tidak sedikit orang yang berharta begitu pelitnya, mungkin takut hartanya habis.

Sekolah -> Universitas -> Kerja 2-3 tahun -> S2 -> Menikah -> punya anak, punya kemewahan

Begitu lurusnya hidup yang mungkin itu paling ideal.
Saya tidak bisa berbohong kalau setiap kali ada orang pintar yang begitu sombongnya, rasanya saya ingin memukulnya. Dan saya tidak bisa berbohong bila ada orang yang diberi kecukupan rejeki tapi begitu pelit, rasanya ingin meludahinya. Saya tidak bisa berbohong kalau saya tidak suka hidup yang datar. Karena rumah saya adalah alam ini, pintunya adalah udara, kasurnya adalah tanah, atapnya adalah matahari, jendelanya adalah pohon-pohon, bumbu-bumbu makananya adalah manusia di sekelilingnya.

Orang berilmu tinggi dan orang yang memiliki harta yang banyak tapi tidak bisa membantu orang lain menurut saya sama saja bohong…. Dan orang-orang yang bilang nanti kalau ilmu dan rejekinya baik maka dia baru akan membantu orang lain, menurut saya ini adalah orang-orang pembohong. Persetan dengan mereka semua. Kalau detik ini saja seseorang tidak mau membantu orang lain, apalagi nanti ketika dia ada di atas.

Wahai daydeh, jangan pernah bilang orang-orang pecandu narkoba, orang-orang yang sukanya hedon, orang-orang yang tidak baik agamanya, orang yang tidak beragama… “daydeh… jangan pernah bilang mereka orang-orang yang tidak mengikuti aturan etika, agama, dan peraturan pemerintah adalah orang yang lebih buruk dari mu…”

Karena yang sanggup bilang seseorang baik hanya Allah SWT… Allah, Zat Yang Maha Indah, Yang Memberikan Kepintaran Pada Mahluk Ciptaannya, Yang Memberikan Kecantikan dan Ketampanan Seseorang, Apalagi Rejeki… Jelas-jelas Allah Subhannallahuta’ala tidak pernah pilih kasih kepada ciptaanya yaitu manusia dalam memberikan rejeki dan kesehatan… Dan Allah SWT, Zat Yang Maha Pemberi Cahaya dan Penuntunlah… yang akhirnya memberikan Hidayahnya kepada orang-orang yang dikehendakinya… bukan manusia yang bisa merubah manusia lain menjadi lebih baik… bukan…

Masih pantaskah kau bersombong daydeh?
Aku pun terdiam dan tertunduk… Aku malu pada-Mu Tuhan….

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...