Thursday, November 29, 2012

Apa-apaan ini…

Hidup yang tadinya begitu sederhana, kini di bobrokin dengan segala kemewahan buatan luar negeri. Apa-apaan ini, hidup yang tadinya hanya sebuah kata yang sederhana kini menjadi ribet, begitu banyak teori-teori model, padahal ujung-ujungnya kehidupan adalah kematian. Seolah-olah, hidup harus keras… keras sekali berjuang menuju kemapanan. Tak bisakah kita santai sejenak?

Sulit dimengerti memang, selalu saja sulit dipahami bagi orang yang otaknya pas-pasan. Bila ingin enak, maka saat kecil banyak-banyak belajar dan les seperti anak-anak kota sekarang, setidaknya berprestasi. Padahal tidak mungkin semua orang berprestasi. Ahhhh… sial…. entah siapa yang membuat sistem seperti ini. Yang akhirnya semua orang takut miskin, takut gagal dan takut tidak memiliki harga diri.

Semoga saja, saya tetap bertapak di permukaan bumi walau hayalan saya menari di awan. Dan kini saya sadar mengapa kita diciptakan berpasang-pasangan… karena itu tempat berduka lara bersama agar beban hidup yang berat ini menjadi lebih mudah.

Dan begitu lelahnya, bila semua dilihat dari angka-angka prestasi. Aku manusia…. bukan boneka, bukan binatang yang terus-terus diseret agar sesuai majikannya.

Tuhan…. aku manusia… aku ingin bersama manusia lainnya, bukan cuma duduk di kursi dari pagi sampai sore. Bukan cuma keluar rumah lalu balik lagi kerumah… Aku manuisa…. aku ingin bersama dengan manusia lainnya…. Aku apaadanya… tak peduli orang bilang apa…. aku manusia….

Dengan segala keromantisan dari auraku, Wahai Tuhan Yang Maha Indah… izinkan aku bernyanyi “bukan aku yang mencarimu… bukan kamu yang mencari aku…. cinta yang mempertemukan dua hati yang berbeda ini…”

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...