Kata dosen saya dulu, ada relatifitas dalam penilaian kebahagiaan. Itu mengapa Jakarta walau dianggap kota yang tidak ramah tetap menjadi kota favorit bagi kebanyakan orang Indonesia itu sendiri. Sebagai contoh, banyak sekali orang Jakarta walau tahu macet, mereka tetap saja naik mobil dan rela macet berjam-jam. Karena bisa jadi mereka sebenarnya bahagia, relatif ini bisa terjadi karena berbagai faktor. Misalkan mereka bermacet-macetan bersama sang kekasih atau pacar, rasa kesal karena macet itu seketika berubah menjadi rasa bahagia.
Begitu juga dengan banjir di Jakarta yang tidak kurun selesai bertahun-tahun lamanya, mungkin ada relatifitas yang membuat penduduknya tetap tinggal dan tak ingin pergi dari Kota. Kalau kata teman saya Budi, “Banjir merupakan tanda bahwa banyaknya manusia yang rindu akan sang kekasih…”. Hehee….
Itulah mengapa dalam agama, manusia selalu diingatkan untuk bersyukur dan iklhas. Karena bisa jadi ada relatifitas yang belum ditemukan dalam hidupnya, yang tidak kalah bahagia dari keinginannya yang tidak tercapai.
Ah pagi ini…. Semakin dingin saja.
Untung ada white coffie luwak hangat, ku nikmati sejenak.
Hey pagi yang dingin di Jakarta-ku… Seandainya saja aku adalah matahari, mungkin kau akan begitu merindukanku. Tapi kali ini aku tidak akan banyak berandai, aku cuma ingin bercanda denganmu.
Tahukah kau, mengapa aku ingin bercanda denganmu? Karena kau adalah sosok yang selalu ku rindukan, yang selalu membuatku bahagia bila bersamamu. Sesederhana itu saja…
Don't wanna wake up alone anymore
Still believing you'll walk through my door
All I need is to know it's for sure
Then I'll give... all the love in the world
(The Corrs)
4 comments:
finally, ada juga entry baru dari mas daydeh :D
bisa saya definisikan Jakarta dgn macet itu umpama irama dan lagu yang tidak mungkin akan terpisah..
heeehh... bisa jadi.. hohoo
Budi, “Banjir merupakan tanda bahwa banyaknya manusia yang rindu akan sang kekasih…”. --> LDR kayaknya yaa jadi banyak rindunya euy,.hehe
Ngomongin relativitas jadi inget obrolan seorang dosen tentang Perspektif, dimana dari perspektif melahirkan tingkah yang kemudian menimbulkan perilaku
Mungkin perspektif dari orang yang tinggal di daerah banjir hal tersebut tersebut tidak menganggu dan sudah terbiasa sehingga melahirkan perilaku tidak mau pindah dari tempat tersebut,.. gitu kali yaa...
bisa jadi juga taf... heee
Post a Comment