Wednesday, November 24, 2010

Akhir di SMU

Gambar : Jum'at saat SMU kelas 3 di Lantai 4 depan tangga
(Zainudin, Dedi, Eric, Arga dan Arnold)

Baru saja saya bermimpi, yang membuat setetes air mata jatuh ketika tertidur. Sebuah mimpi yang menggetarkan hati, memaksa hati menjerit kesakitan. Saya bermimpi berjalan bersama teman-teman SMA, bersama teman ngeband waktu SMA dulu. Lebih dari 7 tahun yang lalu. Saya mengangis tergores rindu yang sangat dalam, ingin memeluknya, memeluk sahabat-sahabat saya itu.
DIARNOZIC, singkatan dari Dedi, Arga, Arnold, Zainudin dan Eric, yang membentuk Band SMA sejak kelas 1 SMA. Mereka, anak kencur yang ikut menghiasi warna anak SMA saya dulu itu. Tidak hanya di sekolah, mereka juga terkadang ikut festival musik di luar sekolah.
Di malam promnite akhir sekolah, saya masih ingat, sangat ingat. Dari Gedung Nyi Ageng Serang Kuningan, setelah acara selesai, mereka berjalan bersama dari gedung tersebut melewati setiabudi lalu ke benhil dan terus tak berujung sampai kaki pegal-pegal. Saya masih ingat itu, dengan penuh emosi mereka berjalan. Jas dibuka, bahkan ada beberapa yang juga membuka bajunya, hingga hanya menyisakan kaos kutang seperti si Dedi. Mereka tak kenal angin malam, tak kenal haus, tak kenal teman-teman SMA yang lain, mereka hanya kenal cinta katanya yang tak bertujuan, seperti langkahnya saat ini.
Entah apa yang mereka pikirkan dan katakan, karena mereka memikirkan cintanya masing-masing. Yang saya tahu cuma si Dedi, dia baru saja menikmati malam yang indah di acara promnite itu. Bagaimana tidak, cewek yang diincarnya sejak kelas 1 itu telah digenggamnya dihari terakhir sekolah. Dia sangat kasmaran, dan sangat gundah, lidahnya tak bisa berkata apa-apa.
Kini lebih dari 7 tahun persahabatan mereka telah meremukkan urat nadi yang tak ingin lepas. Saya menyaksikan sendiri, mereka… kini bukan lagi anak kencur yang malu-malu. Cinta tak berujung itu telah menjadi saksi kebodohan mereka masing-masing, belum ada yang menikah diantara mereka. Tidak ada yang sama nasib hidupnya, tidak ada yang sesukses seperti yang guru-guru harapkan.
Namun di mimpi itu, saya sangat terharu sampai meneteskan air mata. Di mimpi itu kami berjalan bersama sambil mendengarkan lagu Loe Toe Yee dari /Rif, lagu yang pernah kami nyanyikan saat ada festival di sebuah pasar dekat sekolah kami. Kami juga berjalan di tempat yang dulu kami jalani di malam promnite itu. Saya…merindukan mereka… ingin memeluknya satu persatu.
Tuhan… Bantu aku mengobati kerinduan ini, saya berjanji akan belajar sungguh-sungguh mewujudkan sisa-sisa mimpi saya ini. Demi mereka… demi persahabatan tak berujung ini… seperti langkah-langkah terakhir bersama mereka… tak bertujuan…. Tak ada akhirnya…

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...