Tuesday, May 8, 2012

It is impossible to live without failing at something...

Bulan April ini atau sebaulan terakhir hidup saya begitu seru, dalam satu bulan saya menjalani 4 trip yang berbeda-beda tempat. Mulai dari Garut, Kediri, Probolinggo dan terakhir ke Ponorogo. Sangat melelahkan namun menyenangkan karena begitu banyak kenangan. Untuk pertamakalinya saya pergi ke suatu pulau yang belum ada listriknya dan jumlah penduduknya sangat banyak di pulau tersebut. Saya juga datang ke sebuah sekolahan yang tempatnya di atas gunung dengan pemandangan yang sangat memesona. Selain itu saya juga mendatangi sebuah pesantren modern yang murid-muridnya belajar di Masjid dan tenda-tenda karena kekurangan bahan bangunan untuk membangun kelas. Yang jelas bulan april itu banyak sekali hal yang mengejutkan dan hal yang membuat saya banyak belajar. Suatu saat saya akan bercerita tentang kejadian-kejadian seru itu. Tapi tidak saat ini, karena saat ini saya ingin memotivasi diri sendiri. Yaaaa… Karena saya memiliki mimpi-mimpi indah yang saya rasa sangat disayangkan bila tidak dikejar, dan rasa semangat memang suka naik dan turun.

Menutip dari blog Pak Raldi Artono Koestoer yang merupakan seorang professor yang menjadi dosen di Teknik Mesin UI. Beliau berkata dalam blognya ”Jangan sampai kita membatasi proses belajar kita hanya di dalam kelas yang diselimuti oleh dinding, atap, lantai, papan tulis, meja, dan kursi. Kelas kita yang sesungguhnya adalah dunia ini. Pun begitu dengan tempat penelitian, Laboratorium kita yang sesungguhnya adalah alam semesta ini beserta seluruh makhluk yang hidup di dalamnya.

Pak Raldi juga berkata “It is impossible to live without failing at something”. Banyak makna dari pepatah yang beliau tulis, intinya dalam melakukan sesuatu pasti ada prosesnya.

Sebuah proses terkadangan tidak begitu dihargai, terutama oleh bangsa-bangsa di Asia seperti yang dikatakan oleh  Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland, dalam bukunya Why Asians Are Less Creative Than Westerners (2001) yang dianggap kontroversial tapi ternyata menjadi best seller. Kata Pak Aik Kwang ada beberapa hal yang membuat orang asia lebih tidak kreatif dibanding orang barat. Dua diantaranya yaitu :
  1. Bagi kebanyakan orang Asia, dalam budaya mereka, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain). Passion (rasa cinta terhadap sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang untuk memiliki kekayaan banyak.
  2. Bagi orang Asia, banyaknya kekayaan yg dimiliki lebih dihargai daripada CARA memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai ceritera, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun ditolerir/ diterima sebagai sesuatu yang wajar.
Dari sini saya belajar bahwa kita tidak mungkin berhasil tanpa ada sebuah kegagalan karena kegagalan adalah sebuah proses yang akan mengantarkan seseorang menuju keberhasilan yang diinginkannya. Oleh karenanya, saya tidak perlu memikirkan kapan saya berhasil dan mendapatkan yang saya inginkan tetapi saya harus terus belajar dan belajar, hingga bisa menjadi orang yang bermanfaat.

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...