Friday, September 21, 2012

AKu dan Awan...

Sampai saat ini, saya masih suka melihat awan-awan di langit. Sekedar untuk istirahat dari pandangan yang begitu sibuk dan yang berjalan tanpa henti. Dimanapun saya berjalan dan berada, pasti saya akan melihat langitnya, lalu mencari awan-awannya, apakah awan Cyrus, Comulus ataupun Nimbus. Mereka bagi saya adalah sahabat paling jujur dan indah di alam ini.

Bersyukur sekali saya mengenal awan-awan, dan saya yakin merekapun mengenali saya ini. Di malam hari pun saya bisa melihat apakah ada awan dan awan mana yang sedang menari di langit itu.

Setidaknya awan mengajarkan saya tentang kejujuran. Jujur kalau masih ada yang lebih indah dari sekedar kemegahan hidup. Awan-awan selalu hadir dan bercerita pada saya kalau kemewahan dan kesombongan  akan menyiksa diri sendiri.

Biasanya awan mengajak saya bermain di alam yang bebas dan jujur, tapi kini saya begitu sibuk sampai lupa menyapanya. Saya merasa salah meninggalkannya, dan kini saya ingin kembali dipelukannya, sungguh saya ingin dipelukannya, lalu menari di awan dengan jujur. Pernah suatu ketika, ketika saya berada di titik tertinggi Pulau Jawa ini, tepatnya di Mahameru, awan berpesan pada saya agar saya tidak terlalu sibuk mengejar dunia, katanya “kamu tidak akan bisa merasakan hidup seperti awan bila cuma mengejar gengsi dan ingin dianggap hebat oleh orang lain,…”.

Dan di tempat yang semakin dingin itu, yang suhunya entah berapa minus dari 0 derajat itu. Awan-awan menarik dan memeluk saya, mereka mengajak saya tersenyum lalu memaksa saya menari di awan. Saat itulah saya meneteskan air mata, terharu saya dibuatnya. Sebelum awan kembali menurunkan saya dari puncak Mahameru itu, awan berkata pada saya “daydehhhh…. jangan kalah sama dunia, hiduplah sederhana… mudah-mudahan suatu saat kita bisa bermain kembali di tempat-tempat yang eksotis, tempat-tempat yang jauh dari kebohongan dan kesombongan”. Sayapun tersenyum  dan berkata “Pasti…”.

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...