Friday, September 28, 2012

Drama yang Membosankan...

Serius… entah apa yang terjadi dengan tahun ini, sungguh… mimpi sudah di depan mata, jelas… Karena ini, hampir tiap hari saya terbawa mimpi. Berjalan sendiri, ya sendiri di dingin suatu tempat yang ada dalam hayalan. Terserah saya, saya dengan mimpi-mimpi tanpa peduli orang bilang apa.

Saya bosan, jengah dan jenuh serta stak dalam kotak hidup yang ternyata tidak hidup. Saya lelah, tak kuasa hadapi getaran mimpi. Saya sungguh tidak peduli, jadi apa nanti, menikah dengan siapa nanti, berhasilkah nanti… saya diam, ya…. saya cuma ingin mimpi…

Saya melihat salju, mendinginkan jiwa panas yang terlalu hampa. Saya rasakan serpihan hayalan yang berserakan, berterbangan lintasi akal dan pikiran saya. Saya cuma ingin mimpi…

Entahlah, mengapa hidup ini begitu membosankan. Semuanya statis, lihat saja mobil-mobil yang semakin tumbuh subur dalam kemacetan. Entah, para pemimpi tak akan ingin mati dengan satu kisah. Pasti, ingin memiliki banyak puzzle dan mozaik cinta dalam hidupnya. Karena memamng semuanya membosankan.

Dan kalau boleh saya jujur, memang sebagian besar drama yang diperankan sebagian besar manusia adalah membosankan. Dan sebagian kecil peran yang dimainkan para pemimpi adalah orang gila yang melawan jurang-jurang cinta dan ketidakjelasan.

Untunglah awal tahun ini, kira-kira tiga bulan saya hidup dalam kesederhanaan di Jawa Timur, syukur saya panjatkan pada Tuhan, karena disanalah saya merasakan hidup yang sebebnarnya. Saya melihat kesederhanaan, kesopanan dan kesatuan manusia dengan alam begitu akrab. Syukur sekali, sampai-sampai terkadang ingin kembali menetap di sana. Ayo daydeh… bersabarlah…
 

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...