Wednesday, October 15, 2008

future learning

Lagi iseng nih…

Saya tidak bisa berbohong bahwa hobi yang tak pernah saya sadari adalah memandang dan mengamati manusia. Mulai dari bayi yang baru lahir sampai kakek-kakek atau nenek-nenek yang masih bisa bertahan hidup. Tidak bisa dipungkiri bahwa saya belajar dari apa yang saya amati itu.

Di gerbong kereta dari manggarai sampai setasiun UI atau Pocin, merupakan rutinitas perjalanan yang paling sering amati, mulai dari pengemis sampai professor ada di sana. Saya selalu mencoba untuk berfikir lebih dalam, dan dari ini pula saya selalu kuat untuk bertahan hidup walau dalam keadaan sulit. Setidaknya saya harus banyak bersyukur karena diberi kesempatan belajar sebagai akademisi di salah satu universitas pavorit di Indonesia.

foto : anak yayasan panti asuhan nurul jafariah sedang lomba 17 san


Ada satu pelajaran berharga dari perjalanan di kereta sana, syukur adalah kunci ketenangan bagi saya. Tinggal bagaimana saya memanfaatkan segala yang ada saat ini. kata Pak Harko, salah satu dosen terbaik di Geografi UI, krisis global yang terjadi akibat belajar pada teori-teori lama yang mengatakan bahwa perjalanan yang lalu adalah kunci masa depan, tidak bisa terpakai lagi untuk saat ini. Bantah Pak Harko, ternyata apa yang di jelaskan oleh orang-orang pintar di negara maju adalah kebohongan, seperti investasi yang ternyata jatuh dan menyebabkan krisis.

Karena itulah Pak Harko menganjurkan kami untuk future learning / belajar pada masa depan. Belajar pada cita-cita bagaimana mencapainya dengan perubahan hidup yang besar ini. Menurut saya ini adalah gambaran pelajaran terbaru yang melanda dunia ini, seperi Laskar Pelangi Andrea Hirrata yang mengejar mimpi. Setidaknya sama-sama belajar pada masa depan juga.

Bagi saya dunia saat ini sangat cepat berubah dalam segala hal, oleh karena itu saya selalu berusaha menjadi fleksibel agar mudah mengejar mimpi-mimpi tanpa perlu stress karena takut gagal. Yah… setidaknya semua ini, dari hari ke hari membuat saya semakin yakin dapat mengejar mimpi.

Tunggulah… daydeh akan menari di awan dengan mimpi-mimpi yang indah.

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...