Wednesday, October 29, 2008

kesalahan yang sempurna

Seharusnya hari jum’at malam saya ikut acara di metro tv bareng teman2 kampus, hari sabtu juga ada acara bakti sosial di yayasan yatim piatu dengan anak2 bem fakultas yang kebanyakan teman2 saya, dan hari minggu seharusnya saya pergi ke dufan gratis diajak yayasan tersebut.

Namun, mas Pipin (dosen) mengajak saya ke gunung di daerah bogor. Karena mas Pipin bilang ini acara penting yang akan bekerja sama dengan wisatawan mancanegara. Akhirnya, jam 8 malam saya sampai di St.Pocin menunggu mas pipin untuk ke st.bogor yang nantinya akan dijemput oleh mas Rudi (alumni geo anktn 90).

Sudah jam 10 malam saya belum ketemu mas Pipin juga, saya sms’an sama nufi (teman), dia marah karena saya seperti memainkan perasaannya (katanya). Untung depta datang menemani saya dari jam 9.30 sampai akhirnya saya dan mas Pipin naik taksi jam 10.30. Berarti 2 setengah jam saya menunggu. Ini membuat perasaan saya benar-benar terluka, rasanya ingin tidak jadi pergi.

Di taksi dan di mobil pak rudi, perut saya sakit dan ingin muntah. Di tambah sakit sama nufi yang berkali-kali sms saya untuk tidak mengganggunya lagi. Malam minggu saya, mas pipin, mas rudi, di tambah dua orang warga (aco dan aca), tidur dan nenda di puncak gunung gagak kecil (1450 mdpl). Sialnya, mas rudi tidur ngorok disamping saya dan membuat saya tidak bisa tidur.

Karena gak bisa tidur ini, jam 2 subuh saya terpaksa bangun dan membuat moccacino. Tapi pikiran ini ada di rumah, mikirin kegiatan yang seharusnya saya jalani dan mikirin nufi yang tiba-tiba jadi aneh. Sungguh mala mini membuat menderita. Setiap saya membuka jalur di jalan, saya memukul pohon tak berdosa dengan emosi. Berkali-kali juga saya jatuh terpeleset, bahkan hampir saja jatuh ke sungai yang tingginya sekitar 5 meter dari jalan yang saya lalui dan berbatu besar. Untung aca (warga) seumur dengan saya, dan saya banyak bercerita dengannya. aca merupakan pemuda tampan yang senang berburu burung atau jamur di kawasan gunung gagak, ia lulusan smp dan sekarang sering bekerja di grogol Jakarta sebagai penjahit konveksi baju anak-anak. Aca lah yang menemani saya dan membuat saya tidak terlalu BT.

Ekspedisi berhasil karena mas Pipin berhasil menenbus gunung gagak besar yang sudah sangat jarang dilalui, sayang pulangnya kami tersesat dan telat dua jam dari target. Perjalanan ini hanya mengandalkan GPS yang dipegang Mas Pipin (tidak membawa peta).

Kapok-kapok, pulangnya mas rudi bercerita tentang anak geo tahun 80-90 yang sangat brutal. Mereka juga bercerita tentang anak-anaknya yang masih balita, yang membuat saya bengong. Kawan, sungguh menyakitkan perjalanan ini. kesalahan pilihan ini benar-benar sempurna.

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...