Wednesday, October 29, 2008

nyawa yang sia-sia

Jum’at kemarin saya di ceritakan oleh mamah bahwa ada anak smp (bekas muritnya saat di SD) meninggal karena jatuh dari bus di daerah matraman, anak itu terpeleset di padatnya penumpang saat pulang sekolah. Ada cerita, sebelum anak itu meninggal. Di dalam sekolah saat ia tidur, ditanya oleh guru ‘kenapa tidur’, lalu anak itu menjawab ‘bu saya kan mau tidur selamanya’. Tragis….

Selasa ini, dama (adik saya) bercerita bahwa kemarin ada anak abg masih sma kelelep di sungai dekat rumah saya di jalan sultan agung. Dua anak sma sedang ngelap mobil di jl.sultan agung, tiba-tiba polisi lewat dan menegur kedua anak tersebut. Menurut polisi itu, ngelap-ngelap mobil membuat lalu lintas menjadi tidak lancer, dan anak itu ngelawan dengan ngebantah, sampai akhirnya kedua anak itu dikejar-kejar polisi yang lewat itu. Polisi tersebut mengeluarkan tembakan ke udara yang membuat anak tersebut panik, karena sangat panik akhirnya kedua anak tersebut nyebur ke sungai untuk menyebrang. Tapi naas, anak tersebut tak bisa berenang. Hanya satu yang selamat, yang satu lagi belum ditemukan mayatnya sampai saat ini. Sebelum meninggal anak itu sempat menitip uang ke temannya untuk membayar utang pulsa ke kakaknya. Tragis…

Kedua anak yang meninggal ini tidak jauh rumahnya dari rumah ku. Sekitar dua minggu yang lalu, dua orang meninggal di dekat kostan ku yang dekat dengan gerbatama UI. Yang satu, wanita karena diperkosa dan satunya lagi karena ketabrak kereta.

Saya semakin tidak mengerti dengan hidup ini… begitu mudahnya semua melayang dan hilang, karena emosi atau karena takdir… sebuah nyawa seperti kertas, kapan saja bisa kita buang… atau kita rusakin…

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...