Monday, December 3, 2007

langkah


Kemana langkahku?

Kemana tujuanku?

Sepertinya singa ingin bersuara

Sepertinya elang siap menerka mangsa

Hari-hari berlalu selama seminggu ini penuh dengan kesian-siaan, setiap aku berbelok ke kanan tiba-tiba angin meniupku terbang ke kiri, dan jika aku maju melangkah, ombak siap menghajar. Aku ke bawah, dihentak bumi ke luar, aku terbang melayang dan petir menghadang.

Bersyukurlah sahabat, karena dunia menyertai mu…

Alunan-alunan daun menuntun langkah mu…

Membuat aku iri akan cinta-Nya

Masa-masa awal kuliah saya memang diwarnai dengan coretan-coretan yang semestinya tak ada, semestinya itu bukan jalannya. Saat itu saya bangga dengan canda dan tawa, sampai-sampai kuliah banyak yang ketinggalan, ditambah dengan sesuatu yang memalukan sampai saya merasa bahwa nyontek itu hal yang biasa, namun kebiasaan itulah yang akhirnya membuat saya tak biasa bertarung dalam bidang ilmu kuliah yang saya gelimuti.

Di separuh jalan kampus ini saya menyadari akan ketinggalan pengetahuan kuliah dengan mahasiswa yang lain di angkatan saya, sampai-sampai motivasi saya akan ilmu geografi hampir hilang. Saya mencari-cari cara bagaimana saya bisa mengejar semua ketinggalan ini di luar dari bidang saya, walau akhirnya saya kembali ke bidang yang saya gelimuti ini.

Mungkin saya bahagia ketika saya membuka lembar catatan harian saya selama setahun terakhir ini, dalam catatan itu terlihat perjalanan-perjalan yang saya lakukan di luar jakarta-depok, yang saya jalani minimal sekali perjalanan dalam sebulan, ini adalah rekor hidup saya yang pertama dimana saya melakukan perjalan minimal sekali di luar Jakarta-depok dalam sebulan selsma setahun penuh. Mulai dari perjalanan survey PSEG ke batulayang, situ gunung dan parakan salak, perjalanan dengan mapala UI ke gunung gede, joglo, arung jeram dan baksos di ponorogo madiun, bersama GMC ke gunung gede, ciburial dan gunung salak 2, bersama dosen ke pulau rambut, pulau untung jawa dan pangalengan bandung, bersama organisasi2 lain ke dago atas bandung, ancol, dhufan dan villa-villa di puncak.

Apa saya menyesali hal ini? Tentu tidak, namun disisi lain jiwa ini sperti ingin menyerang ilmu yang ketinggalan ini atas dasar menebus dosa-dosa. Yup.. sudahlah jangan terlalu dipikirkan, yang terpenting saya harus siap menghadapi tantangan yang ada dan mengembalikan jalan ini di haluan yang semestinya, bukan begitu?

Ya Rabb, dari Mu segala kekuatan yang ada di bumi ini, dari Mu segala Ilmu, dengan segala kebodohan dan dosa aku menghadap-MU untuk berharap bahwa aku memerlukan bimbingan-MU walau rasanya seorang berdosa ini tak pantas memohon doa selain memohon ampunan dari-MU.

No comments:

Melihat mereka (anak) pertama sekolah

Satu hal yang tidak terbayangkan, air mata tiba-tiba menetes ketika pertama kali mengantar anak sekolah. Raia, anak kedua yang kini berusia ...